Sikap Menepati Janji Sikap Menghormati Tamu

temukan juga ungkapan yang memilki makna senada dengan ungkapan di atas, yaitu: Kami terima dengan muka yang jernih Kami sambut dengan hati yang suci Kami tunggu dengan dada yang lapang Pada ungkapan teks tersebut sangat jelas tergambar bahwa tuan rumah sungguh-sungguh ingin memperlihatkan kepada tamu yang datang, bahwa tuan rumah merasa iklas, terhormat, dan bahkan sangat berbahagia atas kedatangan tamunya.

5.5.2 Sikap Menepati Janji

Janji adalah utang. Ungkapan tersebut terasa tiak asing di telinga kita. Jika kita berjanji, maka harus membayar atau menepatinya. Masyarakat Melayu termasuk Melayu Langkat sangat memegang teguh konsep menepati janji. Orang yang suka ingkar janji atau tidak menepati janji biasanya akan mendapat sanksi sosial di dalam masyarakat. Orang tersebut akan akan dicap sebagai pendusta dan akan sulit mendapatkan kepercayaan lagi dari orang lain. Dalam upacara adat perkawinan Melayu Langkat, konsep menepati janji bahkan menjadi bagian dari tahapan upacara pernikahan. Tahapan ini yang disebut ikat janji. Ikat janji yaitu suatu upacara yang diadakan di rumah calon pengantin wanita untuk menyepakati beberapa hal dengan keluarga calon pengantin laki-laki. Apabila salah satu pihak keluarga megingkari janji atau tidak menepati janji, maka kepada keluarga tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan kesepakatan. Biasanya bagi keluarga wanita bila melangar Universitas Sumatera Utara maka harus mengembalikan semua pemberian dari keluarga laki-laki bahkan menurut informan, kadang ada juga yang dikenakan denda. Begitu juga sebaliknya, hal ini juga berlaku bagi pihak keluarga laki-laki bila mengingkari janji. Di dalam teks ungkapan yang merupakan konsep menepati janji dapat dilihat sebagai berikut: Hutang wajib dibayar, janji wajib ditepati Maka pada hari ini kami datang menepati janji Mengantar anak kami pengantin laki-laki Untuk dipersandingkan dengan anak menantu kami Berdasarkan teks ungkapan di atas hutang wajib dibayar, janji wajib ditepati merupakan sebuah pernyataan kesungguhan dalam menepati janji dari pihak keluarga laki-laki. Hutang wajib dibayar, janji wajib ditepati adalah juga bukti ketegasan bagi pihak calon keluarga laki-laki karena kehormatan keluarga menjadi taruhannya. Apabila janji yang telah disepakati tidak dapat dipenuhi oleh keluarga laki-laki atau sebaliknya maka akan menjadi aib bagi keluarga masing-masing pihak. Di sisi lain, ungkapan maka pada hari ini kami datang menepati janji merupakan bukti dari kesungguhan keluarga calon mempelai laki-laki dalam menepati janjinya. Janji yang dulu diucapkan pada saat ikat janji telah dipenuhi hari ini. Hutang tak boleh dianjak-anjak Hutang tak boleh dialih-alih Bila dianjak dia layu Bila dialih dia mati Hampir sama dengan ungkapan pada teks di atas, bahwa utang hendaknya harus segera dibayar atau ditepati. Ungkapan bila dianjak dia layu maksudnya adalah utang jangan ditunda-tunda. Apabila ditunda dia layu artinya secara metafosis tidak baik, apalagi sampai melupakan janji, hal ini lebih buruk lagi. Seperti pada ungkapan di atas bila dialih dia mati. Dialih Universitas Sumatera Utara secara metafosis bermakna dilupakan, sedangkan mati dimaknai sesuatu yang lebih buruk atau lebih rendah dari layu.

5.5.3 Sikap Menghormati Orang Tua