Eufemime Tipe Metafora metaphor Pada Upacara Adat Perakawinan

tidak berbatas atau tanpa batas. Ungkapan Terima kasih yang tiada hingganya konteks ini bermakna ucapan syukur yang dalam kepada para tamu atau undangan atas kehadiran mereka. Ungkapan tersebut secara metafosis bermakna rasa syukur, sekaligus sebagai penghormatan kepada para tamu atau orang yang hadir pada upacara tersebut. Kata tiada hingganya merupakan penanda pada ungkapan tersebut sehingga digolongkan kedalam hiperbola.

5.4.5 Eufemime Tipe Metafora metaphor Pada Upacara Adat Perakawinan

Masyarakat Melayu Langkat Metafora merupakan bentuk perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora mengandung unsur-unsur yang tidak disebut secara implisit. Metafora adalah ungkapan kebahasaan yang menyatakan satu hal, tetapi yang dimaksud adalah hal yang lain. Gaya metafora sebagai pembanding langsung tidak menggunakan kata-kata seperti, sehingga pokok pertama dihubungkan langsung dengan pokok kedua. Sebagai contoh mobilnya batuk-batuk kita dipakai untuk mudik lebaran. Kata batuk yang biasanya dialami oleh manusia dipindahkan langsung sifatnya kepada mobil. Berikut ini disajikan tabel hasil temuan yang dikategorikan sebagai metafora dalam rangkaian upacara adat perkawinan Masyarakat Melayu Langkat. Tabel 5.12. Metafora Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Langkat Universitas Sumatera Utara No Ungkapan Bahasa Indonesia Makna 1 Hilanglah gelap terbitlah terang Hilanglah gelap terbitlah terang keadaan susah berubah menjadi bahagia 2 Tak lapuk dek hujan tak lekang dek panas Tidak lapuk di hujan tidak lekang di panas kokoh atau teguh pendirian 3 Yang banyak memakan asam dan garam Yang banyak memakan asam dan garam Orang yang sarat dengan pengalaman dalam hidup 4 Pahit dan manis sama dirasa Pahit dan manis sama dirasa susah dan senang ditanggung bersama 5 Yang sudah menempu onak dan duri Yang sudah menempu onak dan duri Orang yang telah banyak menghadapi kesulitan dalam hidup 6 Yang sudah diterpa gelombang laut Kehidupan Yang sudah diterpa gelombang laut kehidupan Orang yang telah sarat pengalaman, baik suka maupun duka 7 Umur baru setahun jagung Umur baru setahun jagung Usia yang masih muda 8 Darah baru setumpuk pinang Darah baru setumpuk Pinang Usia yang masih belia 1. Hilanglah gelap terbitlah terang. Diartikan secara harfiah ungkapan tersebut adalah keadaan susah berubah menjadi senang. Keadaan senang atau bahagia merupakan dambaan setiap manusia yang hidup di dunia ini. Demikian juga halnya dalam kehidupan berumah tangga, kebahagian merupakan cita-cita utama yang ingin dicapai. Kata penanda yang dapat dijadikan alasan mengapa Universitas Sumatera Utara ungkapan tersebut dikategorikan metapora adalah terletak pada kata gelap dan terang. Kedua kata tersebut secara langsung membandingkan dua sifat, yaitu kata gelap mengbandingkan sifat tidak nyaman, serba penuh keterbatasan, dan suasana yang tidak menyenangkan. Kata terang membandingkan secara langsung sifat menyenangkan atau nyaman. 2. Tak lapuk dek hujan tak lekang dek panas. Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan berumah tangga yang tetap kokoh atau teguh walau banyak tantangan dan cobaan yang dialami. Ungkapan ini dapat juga dimaknai bahwa pasangan pengantin akan tetap setia mendampingi pasangannya hingga akhir nanti. Ungkapan Tak lapuk dek hujan tak lekang dek panas, seluruh kata yang ada merupakan penanda linguistik yang menunjukan bahwa ungkapan tersebut adalah bentuk metafora. Tak lapuk dek hujan membandingkan sifat manusia yang tangguh yang tidak lemah karena kedinginan atau basah, sedangkan kata tak lekang dek panas membandingkan sifat manusia yang tetap kokoh meskipun terkena panas matahari. 3. Banyak memakan asam dan garam. Asam adalah rasa masam seperti rasa cuka. Asam dapat bermakna cemberut, bila dikiaskan kepada wajah seseorang. Sebagai contoh, mukanya asam melihat tamu yang datang. Garam adalah benda yang memiliki rasa asin yang butuhkan oleh hampir semua orang. Garam sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Garam juga digunakan sebagai campuran bumbu dapur untuk penyedap masakan. Masakan tanpa garam akan terasa hambar rasanya. Ungkapan Banyak memakan asam dan garam mempunyai makna orang yang telah banyak pengalaman. Pepatah Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Seorang yang akan berumah tangga diharapkan telah memiliki banyak pengalaman karena pengalaman akan sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai ujian yang mungkin akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Disamping itu, pasangan pengantin hendaknya banyak bertanya kepada orang yang telah berpengalaman dalam hidup berumah tangga. Penandas linguistik pada ungkapan di atas terletak pada kata memakan asam dan garam. 4. Pahit dan manis sama dirasa. Ungkapan ini biasanya tidak asing bagi mereka yang baru saja melangsungkan perkawinan. Ungkapan ini umumnya selalu diucapkan oleh orang tua atau para telangkai sebagai nasehat, agar mereka memahami bahwa mereka tidak hidup sendiri lagi. Mereka akan berhadapan dengan riak-riak kehidupan. Untuk itu, dalam menjalani kehidupan berumah tangga harus selalu bersama, baik dalam keadan senang maupun susah. Penanda linguistik pada ungkapan di atas terletak pada kata pahit dan manis. Pahit mengambakan sifat hidup yang penuh kesengsaraan atau kesulitan. Kata manis mengambarkan sifat senang dan bahagia. 5. Yang sudah menempu onak dan duri. Onak adalah duri yang lebih tajam dari duri pada umumnya. Onak ini berbentuk agak bengkok. Duri pada rotan disebut sebagai onak. Duri adalah bagian tumbuhan yang runcing dan tajam. Tulang ikan yang runcing juga disebut duri. Ungkapan sudah menempu onak dan duri bermakna orang yang dalam hidupnya, telah banyak menempuh dan mampu menghadapi kesulitan, kesusahan dan penderitaan dalam hidup. Universitas Sumatera Utara Ungkapan pada kata menempu onak dan duri merupakan tanda linguistik untuk menyatakan bahwa ungkapan yang ada merupakan bentuk metafora. 6. Yang sudah diterpa gelombang laut kehidupan. Gelombang adalah ombak yang bergulung panjang di lautan. Gelombang kadang berada di atas kadang di bawah. Ungkapan sudah diterpa gelombang laut kehidupan secara metafosis dimaknai sebagai orang yang telah sarat dengan pengalaman dalam hidup, baik ketika berada di atas atau dalam keadaan senang maupun ketika berada di bawah atau dalam keadaan susah. Diterpa gelombang laut kehidupan merupakan penanda linguistik untuk menyatakan bentuk metafora. 7. Umur baru setahun jagung. Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan. Jagung adalah tanaman yang batangnya pejal, tingginya kira-kira dua meter. Buahnya dapat dijadikan makanan pokok. Usia tanaman jagung sekitar tiga atau empat bulan. Ungkapan pada frasa umur baru setahun jagung bermakna usia yang masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan ini. Umur se tahun jagung adalah ungkapan yang menjadi penand bahwa ungkapan tersebut dalah bagian dari metafora. 8. Darah baru setumpuk pinang. Darah adalah cairan terdiri atas plasma, sel- sel merah dan putih yang mengalir di pembuluh darah manusia dan hewan. Darah berfungsi sebagai pengangkut zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Tumpuk adalah kumpulan atau kelompok yang tidak banyak. Pinang adalah tumbuhan berbatang lurus, tangkai daunnya beruba upih, buah yang tua berwarna kuning kemerah-merahan, dipakai untuk campuran makan sirih. Universitas Sumatera Utara Dewasa ini buah pinang digunakan untuk berbagai bahan industri, seperti obat herbal, campuran minuman dan sebagainya. Ungkapan darah baru setumpuk pinang secara metafosis dimaknai sebagai anak yang masih muda. Anak muda yang belum memiliki banyak pengalaman dalam hidup. Darah baru setumpuk pinang merupakan penanda linguistik untuk menyaterakan bahwa ungkapan tersebut adalah bagian dari metafora. Berdasarkan hasil analisis pada data tentang makna eufemisme yang terdapat dalam upacara perkawinan adat melayu Langkat. Ditemukan makna bervariasi dalam ungkapan pada upacara tersebut. Namun, secara umum dapat dilihat bahwa makna eufemisme yang terungkap pada acara tersebut, yaitu: 1. Ungkapan bermakna nasehat, seperti, minta nasehatlah kepada yang berpenalaman yang banyak makan asam dan garam. 2. Ungkapan bermakna bimbingan, seperti, coba enkau lihat rumpun padi kian berisi kian runduk ke bumi. 3. Ungkapan bermakna motivasi, seperti, tak lapuk dek hujan tak lekang dek panas.

5.5 Kearifan lokal yang Terkandung dalam Eufemisme Pada Upacara Adat Perkawinan Melayu Langkat