Eufemisme dalam Upacara Bersanding

5.3.3 Eufemisme dalam Upacara Bersanding

Acara bersanding merupakan puncak dari seluruh upacara perkawinan. Acara bersanding adalah menyandingkan pengantin laki-laki dan perempuan untuk disaksikan oleh para keluarga, teman, dan para tamu. Acara bersanding ini bertujuan untuk mengumumkan ke khalayak bahwa mereka atau pengantin laki-laki dan perempuan telah sah dan resmi menikah. Tidak berbeda dengan acara sebelumnya, pada acara bersanding ini banyak juga digunakan pantun untuk menyampaikan maksud maupun pesan kepada pengantin dan keluarga. Berikut ini dikemukakan beberapa ungkapan yang mengandung eufemisme dalam bentuk tabel. Tabel 5.3 Tipe Eufemisme dalam Upacara bersanding No Ungkapan dalam Bahasa Melayu Bahasa Indonesia Tipe 1 Disaksikan oleh tua dan muda Pengantin bersanding bagaikan raja Pengantin bersanding bagai kan raja Disaksikan oleh tua dan muda Ungkapan figurative figurative expression 2 Pahit dan manis sama dirasa Pahit dan manis sama dirasa Metapora metaphor 3 Atas berkenan bapak- bapak ibu-ibutuan- tuan dan puan-puan yang telah datang meringankan langkah memenuhi jemputan majelis ini. Atas berkenan bapak- bapak ibu-ibutuan-tuan dan puan-puan yang telah datang meringankan langkah memenuhi jemputan majelis ini Sirkomlokasi circum locution Universitas Sumatera Utara Di bawah ini deskripsi hasil analisis dari temuan peneliti, yang mengandung makna eufemisme berdasarkan ungkapan-ungkapan berupa frasa atau kelompok kata pada upacara bersanding. 7. Pengantin bersanding bagaikan raja Ungkapan pada kalimat di atas dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa kedua pasang pengantin tampak mempesona, serasi dan berwibawa duduk berdampingan di pelaminan. Dengan ungkapan ini diharapkan keluarga maupun pengantin itu sendiri merasa senang dan puas dengan penampilan atau suasana pesta yang berlangsung. Pada kalimat ini terlihat jelas bahwa eufemisme yang digunakan adalah tipe ungkapan figurative Karena menggunakan ibarat atau perumpamaan pada kalimat tersebut. 8. Pahit dan manis sama dirasa Pada ungkapan di atas, dapat diartikan bahwa sepasang pengantin apabila- telah sah menjadi suami dan istri hendaknya senantiasa hidup bersama baik dalam suka maupun duka. Ungkapan pahit dan manis sama dirasa digunakan untuk memperhalus makna kata. Pahit diartikan sebagai sesuatu keadaan yang dirasa tidak nyaman atau susah, jauh dari rasa bahagia. Sedangkan manis, berlawanan 4 Kami terime dengan muka yang jernih Kami sambut dengan hati yang suci Kami tunggu dengan dada yang lapang. Kami terima dengan muka yang jernih Kami sambut dengan hati yang suci Kami tunggu dengan dada yang lapang Melebih-lebihkan hyperbole Universitas Sumatera Utara dengan rasa pahit, yang berarti senang atau bahagia, tercukupinya segala kebutuhan dan keperluan dalam hidup ini. 9. Atas berkenan bapak-bapakibu-ibutuan-tuan dan puan-puan yang telah datang meringankan langkah memenuhi jemputan majelis ini Ungkapan pada kalimat di atas menggambarkan kesopanan berbahasa yang disampaikan oleh tuan rumah terhadap para tamunya. Meringankan langkah diartikan sebagai perbuatan yang tulus, datang dengan niat yang penuh dengan keiklasan untuk menyaksikan acara pernikahan yang berlangsung. 10. Kami terime dengan muka yang jernih Kami sambut dengan hati yang suci Kami tunggu dengan dada yang lapang. Ketiga ungkapan pada kalimat di atas, memiliki makna yang hampir sama atau berdekatan. Muka yang jernih, hati yang suci, dan dada yang lapang merupakan pilihan kata yang diupayakan untuk dapat memberikan penghormatan terhadap tamu yang datang. Penghormatan terhadap tamu merupakan hal yang diutamakan dalam adat Melayu.

5.2.4 Eufemisme dalam Upacara Tepung Tawar