Model Pembelajaran Konvensional Dengan Metode Ceramah, Tanya Kemampuan Koneksi Matematis

saran terhadap hasil kerja yang dipresentasikan kelompok yang maju. Guru memberikan kuis individu kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman mereka. Siswa mencari keterkaitan antar ide-ide matematika yang berhubungan dengan permasalahan yang ada pada soal kuis dan berusaha menggunakan ide-ide matematika tersebut untuk memecahkan permasalahan itu secara tepat. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Siswa memberi tepuk tangan dan mebgucapkan selamat kepada kelompok yang memperoleh penghargaan.

2.1.5 Model Pembelajaran Konvensional Dengan Metode Ceramah, Tanya

Jawab, Dan Diskusi Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehari-hari. Dalam penelitian ini, model pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru matematika kelas VII SMP N 13 Semarang yaitu pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Sintaks model pembelajaran konvensionalnya adalah 1 guru menyampaikan materi secara lisan dan tertulis, 2 guru mengadakan tanya jawab kepada siswa untuk mengkaji materi, 3 guru memberikan beberapa contoh soal , 4 guru memberikan tugaslatihan soal-soal kepada siswa, 5 guru dan siswa bersama-sama membahas tugaslatihan soal, 6 pemberian evaluasi berupa kuis.

2.1.6 Kemampuan Koneksi Matematis

Kemampuan koneksi matematis menurut Ruspiani sebagaimana dikutip oleh Permana Sumarmo 2007: 117 adalah kemampuan mengaitkan konsep- konsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya. Selanjutnya menurut Mousley 2004: 377, ada tiga interpretasi yang paling umum dari kemampuan koneksi matematis, yaitu 1 hubungan antara informasi baru dan pemahaman yang sudah dimiliki, 2 hubungan antara ide-ide matematika dan representasi yang berbeda, dan 3 hubungan antara konsep matematika dengan konteks kehidupan nyata. Menurut NCTM dalam Linto et al 2012: 83 koneksi matematika terbagi ke dalam tiga aspek kelompok koneksi yang akan menjadi indikator kemampuan koneksi matematika, yaitu: 1 Aspek koneksi antar topik matematika, 2 Aspek koneksi dengan ilmu lain, 3 Aspek koneksi dengan dunia nyata siswa koneksi dengan kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini, peneliti mengambil indikator kemampuan koneksi matematis yang dikemukakan oleh Sumarmo 2006: 4 yaitu sebagai berikut 1 Mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur; 2 Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari; 3 Memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama; 4 Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen; 5 Menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar topik matematika dengan topik lain.

2.1.7 Motivasi Belajar