Desain Penelitian Prosedur penelitian

Sedangkan untuk pernyataan yang negatif memiliki bobot skor sebagai berikut : nilai sangat setuju mendapat skor 1, nilai setuju mendapat skor 2, nilai tidak setuju mendapat skor 3, dan nilai sangat tidak setuju mendapat skor 4.

3.4 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut. Sugiyono, 2012: 76 Keterangan : R = kelompok yang dipilih secara acak dan = nilai posttest X = perlakuan yang diberikan

3.5 Prosedur penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Menentukan subjek penelitian yaitu siswa kelas VII SMPN 13 Semarang Tahun Pelajaran 20152016. 2 Mengambil sampel secara acak, diperoleh kelas VII E dan kelas VII C. R R X � � 3 Mengambil data nilai ujian nasional tingkat SD mata pelajaran matematika tahun pelajaran 20142015 sebagai data awal siswa yang menjadi sampel penelitian. 4 Data awal pada sampel penelitian tersebut dianalisis untuk diuji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata. Kemudian menentukan kelas uji coba diluar sampel penelitian yaitu kelas VII F. 5 Menyusun instrumen pembelajaran mengenai materi persamaan linier satu variabel. 6 Memberikan materi persamaan linier satu variabel pada kelas uji coba. 7 Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapat model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT dan melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol yaitu kelas yang mendapat model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. 8 Mengujicobakan instrumen berupa tes kemampuan koneksi matematis dan skala motivasi belajar pada kelas uji coba. 9 Menganalisis data hasil uji coba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal. 10 Dari hasil analisis tersebut, kemudian ditentukan butir-butir soal tes kemampuan koneksi matematis dan butir-butir pernyataan skala motivasi belajar yang memenuhi syarat. 11 Melaksanakan tes kemampuan koneksi matematis dan pengisian skala motivasi belajar pada sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 12 Menganalisis dan mengolah data hasil tes dan skala. 13 Menyusun hasil penelitian. Prosedur penelitian yang telah diuraikan tersebut dapat dirinci dalam Gambar 3.1 sebagai berikut. Data nilai ujian nasional matematika SD Analisis data awal Kelas uji coba Uji coba instrumen Kelas eksperimen Penerapan model TSTS dengan strategi REACT Pembelajaran konvensional Kelas kontrol Analisis data hasil tes kemampuan koneksi matematis skala motivasi belajar Tes kemampuan koneksi matematis skala motivasi belajar Analisis hasil uji coba Gambar 3.1 Skema Langkah-Langkah Penelitian

3.6 Instrumen Penelitian