4.1.2.5 Hasil Uji Hipotesis I
KKM individual yang harus dicapai oleh setiap siswa di SMP N 13 Semarang untuk aspek kemampuan koneksi matematis dalam penelitian ini adalah
61. Sedangkan, KKM klasikal yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 75. Uji hipotesis 1 digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal di kelas yang
mendapat model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT. Dalam penelitian ini uji ketuntasan klasikal data akhir kelas eksperimen dianalisis dengan bantuan
microsoft excel dan diuji menggunakan uji proporsi satu pihak. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.
H :
π 74,5 Proporsi siswa yang tuntas belajar kurang dari atau sama dengan 74,5
H
1
: π 74,5 Proporsi siswa yang tuntas belajar lebih dari 74,5
Dari perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 63 diperoleh bahwa z
hitung
= 2,43. Harga z
tabel
dengan α = 5 adalah . Dari hasil
perhitungan, karena z
hitung
z
tabel
, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa kemampuan koneksi matematis di kelas yang mendapat model TSTS dengan
strategi REACT telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
4.1.2.6 Hasil Uji Hipotesis II
Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui perbandingan kemampuan koneksi matematis siswa di kelas yang mendapat model TSTS
dengan strategi REACT dan kemampuan koneksi matematis siswa di kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
Hipotesis statistikanya sebagai berikut.
kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kemampuan koneksi matematis siswa kelas kontrol
kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan koneksi matematis siswa kelas kontrol
Dari perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 64 diperoleh bahwa t
hitung
= 3,50. Harga t
tabel
dengan α = 5 dan dk = adalah . Karena t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa kemampuan koneksi matematis siswa di kelas yang mendapat model TSTS
dengan strategi REACT lebih baik dari kemampuan koneksi matematis siswa di kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab,
dan diskusi.
4.1.2.7 Hasil Uji Hipotesis III
Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui perbandingan motivasi belajar siswa di kelas yang mendapat model TSTS dengan strategi
REACT dan motivasi belajar siswa di kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Hipotesis statistikanya sebagai
berikut. motivasi belajar siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari
motivasi belajar siswa kelas kontrol motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari motivasi
belajar siswa kelas kontrol Dari perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 65 diperoleh bahwa
t
hitung
= 2,14. Harga t
tabel
dengan α = 5 dan dk = adalah
. Karena t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa motivasi belajar siswa di kelas yang mendapat model TSTS dengan strategi
REACT lebih baik dari motivasi belajar siswa di kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
4.1.3 Pelaksanaan Penelitian