Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas yang Mendapat Model TSTS dengan Strategi REACT

terlihat saat siswa berhasil mengerjakan kuis individu. Pada kuis tersebut, siswa diajak untuk mengkoneksikan materi PLSV dengan materi geometri. Siswa juga lebih aktif mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan jawaban di papan tulis, serta menanggapi jawaban dari siswa lain yang telah dituliskan di papan tulis daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Selain itu, siswa lebih disiplin dan jujur dalam mengerjakan kuis individu. Pada pertemuan V di kelas uji coba yang dilaksanakan tanggal 28 Agustus 2015, guru memberikan tes uji coba kemampuan koneksi matematis dan skala uji coba motivasi belajar dengan waktu pelaksanaan kurang lebih 120 menit. Setelah dilaksanakan tes dan pengisian skala di kels uji coba, selanjutnya hasil tes dan skala uji coba dianalisis. Hasil tes dan skala yang sudah baik digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematis dan motivasi belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.1.3.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas yang Mendapat Model TSTS dengan Strategi REACT

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas yang mendapat model TSTS dengan strategi REACT. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan aktivitas siswa pada setiap pertemuan. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas-aktivitas yang mengarah pada aspek kemampuan koneksi matematis dan aspek motivasi belajar. Pada pertemuan I yang dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 66,67. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 75 siswa agak kesulitan dalam mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, hal tersebut terlihat saat siswa bingung menjawab pertanyaan dan mengisi kalimat rumpang yang ada pada LKS karena siswa lupa dengan beberapa konsep matematika yang pernah dipelajarinya waktu duduk di bangku Sekolah Dasar. Selain itu, terdapat 60 siswa kesulitan menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, hal tersebut terlihat saat siswa tidak dapat mengerjakan soal cerita yang ada pada LKS karena siswa masih bingung mengubah permasalahan menjadi bentuk model matematika. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 60 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat siswa mencontek ketika mengerjakan kuis individu dan sedikit siswa yang menanggapi hasil presentasi kelompok lain. Selain itu,terdapat 40 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 65 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, dan berdiskusi dengan kelompoknya dalam mengerjakan LKS. Pada pertemuan II yang dilaksanakan tanggal 24 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 75,00. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 70 siswa sudah membiasakan diri untuk mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, hal tersebut dapat terlihat saat sebagian siswa berhasil menjawab pertanyaan dan mengisi kalimat rumpang yang ada pada LKS dengan benar. Selain itu, terdapat 65 siswa sudah membiasakan diri untuk menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, hal tersebut dapat terlihat saat sebagian siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang ada pada LKS dengan benar. Terdapat 50 siswa mampu memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama, hal tersebut dapat terlihat saat siswa mampu menarik kesimpulan tentang pengertian dari persamaan-persamaan yang ekuivalen dengan benar. Selain itu, juga terdapat 55 siswa mengalami kesulitan untuk mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, hal tersebut dapat terlihat saat siswa kebingungan untuk menentukan operasi manakah yang harus diberikan pada kedua ruas dari suatu PLSV agar mendapatkan persamaan yang ekuivalen. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 45 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat sebagian siswa mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu,terdapat 30 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 70 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, dan berdiskusi dengan kelompoknya dalam mengerjakan LKS. Pada pertemuan III yang dilaksanakan tanggal 27 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 82,69. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 70 siswa mampu menggunaan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari , serta terdapat 70 siswa mampu mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen dalam proses pemecahan masalah. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 30 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat sebagian siswa masih mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu, terdapat 25 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 75 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, dan berdiskusi dengan kelompoknya dalam mengerjakan LKS. Pada pertemuan IV yang dilaksanakan tanggal 31 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 86,54. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 75 siswa dapat mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen dalam proses menentukan penyelesaian PLSV bentuk pecahan dan terdapat 75 siswa mampu menggunakan koneksi antar topik matematika, hal tersebut dapat terlihat saat sebagian besar siswa dapat mengerjakan kuis individu dengan benar. Pada kuis tersebut, siswa diajak untuk mengkoneksikan materi PLSV dengan materi geometri. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 25 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat sebagian siswa masih mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu, terdapat 20 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 80 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, dan berdiskusi dengan kelompoknya dalam mengerjakan LKS. 4.1.3.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas yang Mendapat Model Konvensional dengan Metode Ceramah, Tanya Jawab, dan Diskusi Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan aktivitas siswa pada setiap pertemuan. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas- aktivitas yang mengarah pada aspek kemampuan koneksi matematis dan aspek motivasi belajar. Pada petemuan I yang dilaksanakan tanggal 22 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 65,00. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 50 siswa agak kesulitan dalam mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, hal tersebut terlihat saat siswa tidak dapat menjawab serangkaian pertanyaan yang diberikan untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis. Selain itu, terdapat 50 siswa kesulitan menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, hal tersebut terlihat saat siswa masih bingung mengubah permasalahan dari soal cerita menjadi bentuk model matematika. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 40 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat sebagian siswa mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu, terdapat 45 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 60 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan guru. Pada pertemuan II yang dilaksanakan tanggal 26 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 77,08. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 65 siswa sudah membiasakan diri untuk mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, hal tersebut dapat terlihat saat siswa berhasil menjawab serangkaian pertanyaan dari guru. Selain itu, terdapat 70 siswa sudah membiasakan diri untuk menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari- hari, hal tersebut dapat terlihat saat siswa mampu mengubah soal cerita yang ada pada kuis individu menjadi bentuk model matematika. Terdapat 75 siswa mampu memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama, hal tersebut dapat dilihat saat siswa dapat menarik kesimpulan tentang pengertian dari persamaan-persamaan yang ekuivalen dengan benar. Namun, terdapat 70 siswa mengalami kesulitan untuk mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, hal tersebut dapat terlihat saat sebagian siswa kebingungan untuk menentukan operasi manakah yang harus diberikan pada kedua ruas dari suatu PLSV. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 35 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat sebagian siswa masih mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu,terdapat 40 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 65 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan guru. Pada pertemuan III yang dilaksanakan tanggal 29 Agustus 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 85,00. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 70 siswa sudah mulai terbiasa menggunaan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari serta terdapat 75 siswa mampu mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen dalam proses pemecahan masalah. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 30 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat sebagian siswa masih mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu,terdapat 35 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 75 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan guru. Pada pertemuan IV yang dilaksanakan tanggal 2 September 2015, diperoleh bahwa persentase keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 87,50. Pada aspek kemampuan koneksi matematis, terdapat 80 siswa sudah terbiasa mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen dalam proses menentukan penyelesaian PLSV bentuk pecahan dan tterdapat 75 siswa mampu menggunakan koneksi antar topik matematika, hal tersebut dapat terlihat saat sebagian besar siswa mampu mengerjakan kuis individu. Pada kuis tersebut, siswa diajak untuk mengkoneksikan materi PLSV dengan materi geometri. Pada aspek motivasi belajar, terdapat 25 siswa kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, hal tersebut terlihat saat beberapa siswa masih mencontek ketika mengerjakan kuis individu. Selain itu,terdapat 30 siswa yang kurang antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas, hal tersebut dapat terlihat saat beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan terdapat 80 siswa melakukan tindakan aktif seperti berani bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan guru.

4.1.3.3 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas yang Mendapat Model TSTS dengan Srategi REACT