Model Pembelajaran TSTS Two Stay Two Stray Strategi REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Model Pembelajaran TSTS dengan Strategi REACT Kemampuan Koneksi Matematis

2 K emampuan koneksi matematis siswa yang mendapat model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT lebih baik dari kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. 3 M otivasi belajar siswa yang mendapat model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT lebih baik dari motivasi belajar siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.

1.5.3 Model Pembelajaran TSTS Two Stay Two Stray

Model pembelajaran TSTS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain. Sintak dari model pembelajaran TSTS adalah 1 persiapan, 2 presentasi guru, 3 Kegiatan kelompok, dan 4 Formalisasi.

1.5.4 Strategi REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan

Transferring Strategi REACT yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu strategi pembelajaran yang terdiri dari 5 aspek, yaitu 1 relating mengaitkan, 2 experiencing mengalami, 3 applying menerapkan, 4 cooperating bekerjasama, dan 5 transferring mentransfer.

1.5.5 Model Pembelajaran TSTS dengan Strategi REACT

Model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model TSTS yang dipadukan dengan strategi REACT dimana kelima aspek yang terdapat pada strategi REACT meliputi relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring disisipkan pada langkah- langkah pelaksanaan model pembelajaran TSTS. Pada tahap pertama yaitu tahap persiapan disisipkan aspek cooperating. Pada tahap kedua yaitu tahap presentasi guru disisipkan aspek relating. Pada tahap ketiga yaitu tahap kegiatan kelompok disisipkan aspek experiencing, relating, applying,dan transferring.

1.5.6 Kemampuan Koneksi Matematis

Kemampuan koneksi matematis menurut Ruspiani sebagaimana dikutip oleh Permana Sumarmo 2007: 117 adalah kemampuan mengaitkan konsep- konsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya. Kemampuan koneksi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam mengaitkan konsep matematika dengan matematika antar topik dalam matematika, matematika dengan bidang ilmu lain, dan matematika dengan kehidupan nyata.

1.5.7 Motivasi Belajar