29 pembelajaran agar hasil belajar yang didapat optimal. Setelah mengikuti proses
pembelajaran, siswa diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang nantinya akan bermanfaat untuk melanjutkan ke jenjang
sekolah yang lebih tinggi. Karakteristik siswa pada penelitian ini sama seperti karakteristik siswa
pada umumnya. Siswa kelas III SD Negeri Pekauman 2 Kota Tegal masih senang bermain, bekerja dalam kelompok, bergerak dan senang melakukan sesuatu secara
langsung. Tahapan berpikirnya termasuk pada tahap operasional konkret. Siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa
konkret.
2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Manusia dalam melakukan interaksi dengan sesamanya membutuhkan suatu alat komunikasi yaitu bahasa. Mengutip pendapat Kentjono, Ed 1984: 2
dalam Solchan, dkk 2014: 1.4, “bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri”. Pendapat lain menurut Halliday dan Hasan 1991 dalam Solchan,dkk 2014: 1.4, “bahasa adalah salah
satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia”. Berdasarkan rumusan definisi diatas, bahasa merupakan alat
komunikasi yang digunakan manusia untuk menyesuaikan diri dengan budaya. Di Indonesia, bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Faisal, dkk 2009: 3-
19 mengemukakan bahwa: Kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1 bahasa resmi kenegaraan; 2 bahasa pengantar
dalam dunia pendidikan; 3 bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
30 pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah; dan 4 alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan 2006: 116, bahasa
Indonesia dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran wajib bagi satuan pendidikan, termasuk tingkatan sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia
yang diajarkan di sekolah dasar mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Menurut Badan
Standar Nasional Pendidikan 2006: 120 mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut:
1 berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis; 2 menghargai
bahasa dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3 memahami bahasa Indonesaia dan
menggunakanya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosianal dan sosial; 5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 6 dan menghargai dan membanggakan
sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Terdapat tiga komponen dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu kebahasan, keterampilan berbahasa, dan kesastraaan. Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan fokus keterampilan adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keterampilan
keempat bahasa yang ada Solchan, dkk 2014: 7.5. Menurut Tarigan 2008: 1 Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: 1 keterampilan
menyimak listening skills; 2 keterampilan berbicara speaking skills; 3 keterampilan membaca reading skills; dan 4 keterampilan menulis writing
31 skills. Pembelajaran harus dilaksanakan secara terpadu. Artinya setiap materi
yang diberikan dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa. Pengembangan masing-masing keterampilan kompetensi dasar dalam
pembelajaran bahasa Indonesia perlu difokuskan. Hal tersebut untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di dalam kelas dan pelaksanaan
penilaian dari tiap-tiap kompetensi dasar. Contohnya seperti pada penelitian ini yang akan difokuskan pada keterampilan menulis.
2.1.8 Keterampilan Menulis
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dipelajari pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Beberapa pendapat mengenai hakikat menulis,
diantaranya: menurut Rahadi 2003 dalam Kusumaningsih, dkk 2003:66, menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui
tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Moeliono 1998 dalam Kusumaningsih, dkk 2003:66, mengarang
adalah menulis dalam menyusun sebuah cerita, buku, sajak, dan sebagainya. Pendapat lain menurut Marwoto 1987 dalam Kusumaningsih, dkk 2003:66,
mengarang atau
menulis merupakan
kemampuan seseorang
untuk mengungkapkan ide, pikiran dan pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang
jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan bisa dipahami orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, dengan
menulis kreatifitas siswa dapat ditingkatkan. Pada kegiatan menulis, penulis harus terampil memilih kosakata dan mengembangkan kalimat Doyin dan Wagiran,
2011: 12. Dengan demikian, guru harus memahami karakteristik siswa agar tercipta pembelajaran yang bermakna. Menulis bagi anak adalah mengungkapkan