42 sistematis sesuai dengan apa yang siswa pikirkan dan rencanakan. Memberikan
penghargaan kepada siswa yang membuat mind mapping paling baik, penghargaan bisa berupa nilai yang bagus dan juga pujian, sehingga siswa yang
lain akan merasa tergerak hatinya untuk bisa menyaingi temannya yang mendapat penghargaan. Latihan dalam membuat mind mapp tidak cukup satu kali latihan
namun memerlukan latihan yang sering, jika siswa sudah terbiasa melakukannya maka siswa akan mahir dalam membuat mind mapp dengan waktu yang lebih
singkat dari teknik pencatatan lainnya.
2.1.12 Penerapan Model Mind Mapping pada Materi Menulis Puisi
Model mind mapping merupakan model pembelajaram kreatif untuk mencatat apa yang sedang dipikirkan atau direncanakan dalam bentuk peta
pikiran. Melalui model pembelajaran mind mapping siswa dapat dengan mudah menuangkan ide-ide atau gagasan dalam membuat puisi. Siswa dilatih
mengembangkan imajinasinya sesuai tema, kemudian menuliskan pilihan kata yang ada kaitannya dengan tema, selanjutnya mengembangkan kata-kata yang
telah dipetakan menjadi kerangka puisi. Adapun langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan
model mind mapping yaitu sebagai berikut. 1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2
Guru menyampaikan materi secara singkat dengan sebuah mind mapping 3
Guru menampilkan sebuah gambar yang sesuai tema 4
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa LKS berkaitan dengan materi yang telah diajarkan
5 Siswa mengamati gambar yang telah ditunjukan oleh guru.
43 6
Siswa menulis kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar berwarna dengan cara mendeskripsikan gambar.
7 Menambahakan cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap gagasan
utama. Jumlah cabang yang digambarkan disesuaikan dengan jumlah gagasan. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.
8 Siswa menuliskan pengembangan dari kata kunci ke dalam cabang-
cabang yang melingkupi pusat ide karangan tersebut membentuk sebuah mind mapping.
9 Setelah mind mapping dibuat, siswa diberi tugas untuk menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang menarik. 10
Siswa mengoreksi kembali larik puisi yang sekiranya belum memenuhi unsur keterpaduan.
11 Puisi yang sudah jadi selanjutnya dibacakan kemudian siswa lain
mengapresiasi.
2.2 Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan model pembelajaran mind mapping telah banyak dipublikasikan. Namun, hal tersebut
masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi. Beberapa penelitian mengenai model mind mapping yang telah dilakukan dan dapat dijadikan kajian
empiris dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Nurroeni 2012, melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan
Penggunaan Model Mind Mapping terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Pokok Peri
stiwa Alam pada Siswa Kelas V di SDN Debong Kidul Kota Tegal”.
44 Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada
pertemuan pertama sebesar 66,62 dan termasuk kriteria tinggi. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua yaitu 75,54 dan termasuk kriteria
sangat tinggi. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikannya sebesar 0,383. Berarti nilai signifikansinya 0,05, sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tetapi tidak ada perbedaan hasil belajar IPA pada materi Peristiwa Alam
yang signifikan antara siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran mind mapping dan yang tidak.
Gebya dan Dian 2012, melakukan penelitian berjudul “The Assessment Of Student’s Mind Mapping Result On Limited Trial Towards Bilingual
Interactive E-Book Media Through Mind Mapping Strategy On Chemical Bonding Matter For SMA RSBI”. Dari seluruh penilaian mind maaping yang
diciptakan oleh siswa, 41,7 adalah sangat baik, 41,7 baik, dan 16,6 sisanya adalah kurang. Persentase hasil membuktikan bahwa menciptakan mind mapping
telah mampu memenuhi kategori baik dalam setiap aspek yang dinilai. Kawulan 2013, melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan
Efektivitas Teknik Mind Mapping Peta Pikiran dan Tree Maps Peta Pohon dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi”. Data penelitian berupa
hasil kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Hasil penelitian adalah kedua teknik
dalam signifikansi intrakelas memberikan hasil yang signifikan. Sementara itu, untuk perbandingan signifikansi antarkelas, keduanya memberikan hasil yang
sama.