Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

69

3.7.2.2 Lembar Pengamatan Model

Lembar pengamatan pelaksanaan model digunakan untuk mengamati sesuai atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran yang diterapkan. Lembar pengamatan pelaksanaan model dilakukan pada kedua kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol. Pengamatan pelaksanaan model tersebut meliputi pengamatan terhadap peneliti dan siswa. Lembar pengamatan pelaksanaan model Mind Mapping digunakan pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan model konvensional. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu “Ya bila deskriptor tampak dan Tidak bila deskriptor tidak tampak”. Cara menilai kesesuaian pelaksanaan model yaitu dengan membubuhkan tanda cek √ pada lembar pengamatan jika jawaban ya deskriptor tampak dan tanda - pada lembar pengamatan jika jawaban tidak deskriptor tidak tampak.

3.7.5 Soal Tes

Soal tes yang digunakan sebagai instrumen penelitian berbentuk tes uraian. Menurut Tuckman 1975 dalam Nurgiyantoro 2013: 117, “bentuk tes uraian memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi”. Penyusunan tes uraian tersebut didasarkan pada kompetensi dasar, indikator, dan bahan ajarmateri yang telah diajarkan dalam bentuk kisi-kisi soal. Untuk memastikan soal yang ditulis telah memenuhi kriteria soal yang baik, sebelum diujicobakan harus melakukan telaah butir soal terlebih dahulu. Langkah selanjutnya yaitu melaksanakan uji coba soal di luar sampel penelitian untuk menghasilkan soal 70 yang valid dan reliabel serta untuk menghitung tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun penjelasan mengenai validitas, realibilitas, tingkat kesulitan dan daya pembeda soal, yaitu sebagai berikut.

3.7.5.1 Validitas tes

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2014: 168. Menurut Arikunto 2013: 211, “instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”. Hal yang pertama dilakukan yakni uji validitas logis yang akan memberitahu hasil pemikiran yang dilakukan apakah sesuai dengan kaidah penyusunan alat tes, kemudian diujikan dengan validitas empiris untuk memberitahu hasil pengujian alat tes berdasarkan pengalaman di lapangan berupa uji coba instrumen. Penjelasan mengenai validitas logis dan empiris yaitu sebagai berikut. 3.7.5.1.1 Validitas Logis Menurut Arikunto 2013: 212, “validitas logis diperoleh dengan usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang tinggi”. Pengujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisinya menggunakan menggunakan lembar validasi isi berupa telaah butir soal. Soal yang akan diuji validitasnya, dibuat paralel setara dengan indikator dan ranah kognitif soal. Proses pengujian validitas logis melibatkan 2 penilai ahli. Penilai ahli 1 yakni dosen pembimbing yaitu Drs. HY Poniyo, M.Pd. dan penilai ahli 2 yakni guru kelas III SD Negeri Pekauman 2 yaitu Dewi Setiati, S.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari kedua penilai ahli, soal tes yang akan diujicobakan dinyatakan sudah layak