Bahan dan Alat METODE PENELITIAN

70 3. Sekresi protein sutera. Hampir seluruh rongga tubuh larva instar terakhir dipenuhi oleh kelenjar sutera, ulat sutera menggunakan sebagian besar nutrien yang dikonsumsinya selama stadium larva untuk mensintesis protein sutera cair. Pada serat sutera kokon Attacus atlas secara garis besar dipengaruhi oleh kandungan nutrien tumbuhan yang terdapat pada pakan ulat sutera liar Attacus atlas. Ulat sutera liar menggunakan protein dan asam amino dalam daun untuk mensintesis protein khusus di dalam tubuh ulat sutera. Variasi protein daun mempengaruhi pengaturan jumlah protein yang diambil oleh ulat sutera liar dari pakan dan secara langsung mempengaruhi serat kokon. Protein juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ulat sutera liar. Protein tumbuhan yang dibentuk dari nitrogen udara dan nitrat dalam tanah kemudian akan mengalami metabolisme di dalam tanaman pakan, sehingga akan menghasilkan protein tumbuhan dan asam amino. Tanaman pakan ini kemudian akan dimakan oleh ulat sutera liar Attacus atlas yang selanjutnya akan mengalami metabolisme, sehingga akan menghasilkan berbagai produk antara lain asam amino, peptida, zat warna dan protein yang lain. Asam amino dan peptida tersebut kemudian akan digunakan untuk membentuk protein kelenjar sutera. Protein serat sutera ini dibentuk di dalam kelenjar sutera di bagian sublingual. Lama stadium pupa antara 20-29 hari. Variasi tersebut disebabkan adanya perbedaan kepribadian tiap individu pupa yang telah ada mulai dari stadium telur ataupun larva, sehingga akan berpengaruh juga terhadap lama stadium pupa. Berdasarkan hal tersebut di atas terbukti bahwa tanaman inang dapat mempengaruhi tingkat perkembangan serangga. 71 Hasil penelitian dari pemeliharaan Attacus atlas di dalam ruangan menunjukkan tingkat keberhasilan mendekati 100 persen bila dibandingkan dengan di alam yang hanya mencapai 10 persen saja. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kurangnya keberhasilan disebabkan beberapa faktor, yaitu adanya predator, patogen penyakit dan cuaca. Golongan predator yang dijumpai yaitu semut Ordo Hymenoptera dari Famili Formicidae , tawon Ordo Hymenoptera Famili Vespidae, belalang sembah Ordo Orthoptera dari Famili Mantidae, kepik Ordo Hemiptera, lalat perampok Ordo Diptera, laba-laba Klas Arachnida, dengan beberapa Famili yaitu Lycosidae, Oxiyopidae , Salcicidae Situmorang, 1996. Predator-predator ini umumnya menyerang larva dari bermacam tingkatan instar. Larva instar satu, dua dan tiga di lapangan biasanya diserang oleh predator dari golongan semut, tawon, laba-laba. Larva dari instar awal ini sangat mudah diserang dan dimangsa predator karena sifat fisiknya yang masih cukup lemah, sehingga tingkat mortalitasnya cukup tinggi terutama dari larva instar satu.