122
LAMPIRAN
123
Lampiran 1
A
B
C Gambar a. kebun unit lapang Sukamantri Bogor
b. Pusat pelatihan sutra alam Sukamantri Bogor c. Rumah pemeliharaan ulat Sukamantri Bogor
124
Lampiran 2
Gambar laboratorium Analisis Proksimat Pakan PAU IPB Bogor
125
Lampiran 3
Gambar a dan b lokasi pengambilan sampel kebun peternakan ulat Cisomang Purwakarta
B A
126
Lampiran 4
B
Gambar a. Tempat inkubasi telur b. Kandang perkawinan imago
127
Lampiran 5
A A
B
C Gambar a. Rak pemeliharaan ulat
b. Wadah masa pupasi c. Kandang pemeliharaan imago
128
Lampiran 6
B Gambar a. Alat perebusan kokon
b. Alat pengeringan kokon dan benang
129
Lampiran 7
Gambar a. Alat Hund Spund untuk proses penyeratan benang b. Hasil Penyeratan pada tiap sampel
c. Benang hasil penyeratan
A
B
C
130
Lampiran 8
A
B Gambar a. Mesin tenun
b. Kain hasil tenun
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ulat sutera merupakan salah satu dari beberapa serangga berguna beneficial insects
yang dipandang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena mampu menghasilkan serat sutera. Selain industri sutera yang dihasilkan oleh ulat sutera domestik Bombyx
mori, sekarang telah dikembangkan industri sutera yang dihasilkan oleh ulat sutera liar,
hal ini telah dilakukan di Jepang, India dan Cina. Industri pemanfaatan serat sutera liar semakin berkembang karena tuntutan estetika, model dan perkembangan industri fashion
“ haute culture” industri butik kelas atas. Pasar mode di Perancis, Turki dan Italia telah memanfaatkan sutera liar Attacus atlas ini untuk variasi mode dan industri garmen ISA,
2000; Saleh, 2004. Salah satu kelebihan dari sutera liar Attacus atlas adalah variasi warna alami dari
seratnya yang eksklusif, Attacus atlas adalah hewan asli Indonesia, serangga ini adalah polyvoltin yaitu dapat hidup lebih dari dua generasi dalam setahun ada sepanjang tahun,
dapat menkonsumsi lebih dari 90 jenis tanaman pakan atau lebih dikenal sebagai polipagus, bobot kokon dan benang yang jauh lebih besar dari ulat sutera biasa Bombyx
mori , harga benang yang sangat tinggi serta semua bagian dari serangga dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Tenun sutera ini banyak digunakan dalam upacara adat, keagamaan dan peristiwa penting lainnya. Jenis ulat sutera yang dapat
dimanfaatkan sangat terbatas 1-2 spesies saja dan masih mengandalkan pengumpulan kokon dari alam ISA, 2000; Moerdoko, 2002.