Kriteria Uji Kualitas Kokon

107 hidupnya hanya 25 atau menghasilkan 5.000 butir kokon 500 butir kokon tanpa pupa setara dengan 1 Kg kokon, sehingga dapat menghasilkan 10 Kg kokon atau setara dengan 2,5 Kg benang 1 Kg benang apabila diproses akan menghasilkan 8 meter kain, harga meter Rp 750. 000,-, atau didapat Rp. 15.000.000,-. Kondisi tempat pemeliharaan suhu, kelembaban dan ruang pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap produktivitas ulat sutera liar Attacus atlas. Selama proses habituasi dan domestikasi A. atlas F1-F3 berlangsung didapatkan suhu ruang yang sangat ideal untuk pemeliharaan ulat sutera liar adalah 22 C – 29 C, dengan kelembaban 68-70 . Kelembaban ruang tidak boleh keluar dari persyaratan tersebut. Oleh karena itu kelembaban ruangan harus tetap terjaga. Kondisi tempat pemeliharaan harus ditata dengan baik. Suhu ruang untuk masing-masing fase perkembangan diatur sesuai dengan tahapan instarnya. Ruang untuk inkubasi telur dipisahkan dengan ulat kecil larva instar 1-3, begitu juga dengan ulat besar larva instar 4-6 dan masa pupasi, sehingga masing- masing fase berada pada ruangan sendiri. Hal ini disebabkan setiap fase perkembangan memerlukan suhu dan kelembaban yang berbeda untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses habituasi dan domestikasi ulat sutera liar Attacus atlas yang dipelihara pada pakan alami sirsak dan teh menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu jumlah telur, produksi kokon dan kualitas benang yang lebih baik. Saleh 2000 melaporkan bahwa Attacus atlas yang dipelihara pakan daun sirsak keuntungannya cukup besar. Dari 1 hektar lahan bisa ditanami 1000 pohon sirsak dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Selam 3 tahun bisa memperoleh keuntungan sebesar Rp 108 120.000.000,- yang didapatkan dari hasil penjualan buah sirsak yang dijadikan dodol dan kokon hasil pemeliharaan pada tanaman sirsak Rp 40 jutatahun. Keberhasilan hidup pada tanaman sirsak hanya 25 saja, sehingga dari 20.000 ekor larva akan menghasilkan 5000 butir kokon atau setara dengan 10 Kg kokon 500 butir kokon menghasilkan 1 Kg kokon atau dihasilkan 2,5 Kg benang. Hasil yang diperoleh akan semakin banyak dengan bertambah besarnya pohon sirsak. Kelebihan usaha ulat sutera pada tanaman ini adalah tanaman terdapat hampir di semua tempat di Indonesia dan dapat ditanam pada berbagai lokasi tanah, yaitu di pekarangan rumah, pegunungan maupun di dataran rendah. Roni 2005 seorang petani sekaligus sebagai pengusaha sutera di Purwakarta yang memelihara Attacus atlas pada tanaman teh melaporkan bahwa walaupun Attacus atlas ini sebagai hama, tetapi tidak merusak secara keseluruhan perkebunan teh, bahkan sangat membantu perekonomian petani pemetik teh. Hal ini disebabkan selain mendapatkan daun teh, petani setempat juga dapat mengambil kokon dari tanaman tersebut. Berdasarkan hasil proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas F1-F3, terlihat bahwa ulat kecil instar 1-3 menkonsumsi daun yang masih muda dengan hanya memakan sebagian kecil saja, lebih banyak menkonsumsi daun yaitu pada ulat besar instar 4-6 yang dapat memakan daun lebih tua, sehingga daun yang masih muda dapat diambil untuk pembuatan minuman teh. Selain itu tanaman teh adalah tanaman perdu dimana daunnya dapat diambil bagian pucuk saja dan dapat diperbanyak dengan stek.