Sejarah Ulat Sutera Liar dan Jenis-Jenis yang Berpotensi

28 Data penunjang yang dikerjakan untuk mendukung percobaan di atas adalah analisa proksimat pakan alami di laboratorium Nutrisi dan Biologi Radiasi PAU IPB Bogor serta data kondisi lingkungan.

3.3. Bahan dan Alat

3.3.1 Hewan Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ulat larva sutera liar Attacus atlas Lepidoptera : Saturniidae yang diambil dari Peternakan Ulat Sutera, Desa Cisomang Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta sebanyak 160 ekor larva instar pertama. Masing-masing 80 ekor dipelihara pada pakan alami daun sirsak dan teh. Larva yang diambil dari alam dipelihara sampai F2. Proses habituasi diteruskan dari F1 hingga F2 dengan penggunaan larva instar pertama hasil dari penetasan telur F1 dan F2. Jumlah larva F1 dan F2 yang digunakan untuk habituasi adalah masing-masing 160 ekor larva. Pada percobaan pertama total larva yang digunakan adalah 320 ekor larva, sedangkan untuk percobaan kedua 160 ekor larva dari F3 dan pada percobaan ketiga diproses sebanyak 480 kokon F1-F3. 3.3. 2 Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan alami daun sirsak dan daun teh, formalin 4 , popzol, kaporit, alkohol, NaOH soda kuastik, aquades dan sabun netral cap kuncitangan, teepol pembersih. 29 3.3. 3 Alat Alat yang digunakan adalah tempat kandang serangga peneluran berupa kotak kayu berdinding kawat kasa ukuran 40 x 40 x 60 cm, ruang sungkup kasa berukuran 1,5 x 1,2 x 3 meter untuk tempat pemeliharaan, tempatwadah pemeliharaan adalah baki plastik yang berukuran 25 x 20 cm. Alat yang lain yaitu : timbangan, higrothermograf, oven, botol sprayer, jam, kamera dan eksikator. 3.3.4 Tempat Pemeliharaan Inkubasi telur dan pemeliharaan ulat kecil instar 1 dan 2 dilakukan pada ruangan berukuran 2 x 3 m 2 yang berdinding kawat kasa dengan kisaran suhu ruang 22 C- 24 C. Pemeliharaan ulat besar instar 3 -6 di ruangan yang berukuran 3 x 4 meter dengan kisaran suhu ruangan adalah 24 C-29 C. Pembentukan kokon dan masa pupasi terjadi di ruangan yang berukuran 3 x 4 m 2 dengan kisaran suhu 26 C- 29 C. Rata-rata suhu harian di lokasi Peternakan Ulat Sutera Sukamantri Bogor adalah pada pagi hari, 22 C-24 C, pada siang hari ; 25 C-29 C, pada sore hari ; 25 C-27 C, dan pada malam hari ; 22 C-24 C.

3.4. Rancangan Percobaan

3.4.1 Percobaan pertama: Proses habituasi. Dari 160 ekor larva instar pertama yang diambil dari alam dipelihara dalam ruangan dengan pemberian jenis pakan alami daun sirsak dan teh, masing-masing 80 ekor larva untuk tiap jenis pakan. Pemeliharaan bertujuan untuk mendapatkan generasi pertama F1. Proses habituasi dilanjutkan terus dari F1 sampai 30 F2. Pakan diberikan mulai dari instar pertama sampai instar enam. Waktu pemberian pakan 3 kali sehari, yaitu pada pagi hari mulai dari jam 7.00 – 9.00 WIB, siang hari dari jam 12.00 – 14.00 WIB dan pada sore hari dari jam 17.00 – 19.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan pada proses habituasi tidak terbatas. Suhu ruang disesuaikan dengan perkembangan instar. Masa inkubasi telur 22-24 C, pemeliharaan ulat kecil dan besar instar 1-6 suhu ruangnya berkisar antara 24-29 C dan masa pupasi 26-29 C, Jika suhu berfluktuatif pada musim hujan diberikan sinar tambahan dari lampu petromax dan musim kemarau diberikan percikan air pada pakan dan ruang pemeliharaan supaya suhu ruang tetap stabil pada kisaran 22-29 C. Parameter yang diukur adalah : Tingkah laku, keberhasilan hidup, siklus hidup, produksi telur dan produksi kokon. 3.4.2 Percobaan kedua : Respon perlakuan jenis pakan alami terhadap pertumbuhan dan produktivitas Attacus atlas . Larva yang digunakan adalah generasi ketiga F3. Pada F3 disiapkan wadah pemeliharaan sebanyak 20 buah untuk masing-masing jenis pakan, setiap wadah pemeliharaan berisi 4 ekor larva, sehingga total larva yang digunakan adalah 4 x 20 x 2 = 160 ekor larva. Penelitian ini menggunakan rancangan Faktorial 2 x 2 x 20, 2 jenis perlakuan pakan alami sirsak dan teh dan generasi, 20 kali ulangan. Satu unit percobaan terdiri dari satu wadah berisi 4 ekor larva. Perlakuan diberikan pada saat instar pertama sampai instar enam. Jumlah awal pakan yang diberikan, yaitu : instar pertama 1 gram pakanlarva, instar kedua 2 gram pakanlarva, instar ketiga 3 gram pakanlarva, instar keempat 5 gram pakanlarva, instar kelima 6 gram pakanlarva dan instar keenam 7 gram pakanlarva. Waktu pemberian pakan 3 kali sehari, kadar air daun yang diberikan diukur