Pertambahan Bobot Badan A. atlas F3 Pada Setiap Instar yang diberi

96 Jika populasi Attacus atlas yang didapatkan pada setiap generasi cukup tinggi, produksi kokon yang dihasilkan juga cukup banyak, maka produksi dan kualitas benang juga dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pemeliharaan Attacus atlas F1-F3 pada pakan daun sirsak dan teh yang menghasilkan produksi kokon banyak, kualitas kokon cukup baik, serta terjadi peningkatan kualitas benang. Selama proses habituasi dan domestikasi terjadi peningkatan kualitas mutu kokon, dari grade C ke grade B pada daun teh. Berat kokon berisi pupa pada pakan daun sirsak, yaitu 7,46 gram pada generasi ketiga F3, sedangkan pada daun teh rata-rata 8.72 gramkokon, ini lebih baik dari Situmorang 1996 6,61 gram dan Widyarto 2001 6,89 gram. Kualitas benang juga dapat ditingkatkan pada setiap tahapan generasi. Attacus atlas yang dipelihara pada pakan daun sirsak, panjang filamen pada F1 : 57,85 meterkokon, F2 : 66,71 meter, F3 : 78,71 meter. Sedangkan pada daun teh panjang filamen pada F1 : 66,64 meter, F2 : 73,42 meter, F3 : 83,61 meter. Breeding dapat dilakukan terhadap ulat sutera liar Attacus atlas secara kontinyu sepanjang tahun. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas F1-F3, breeding dapat dilakukan pada setiap tahapan generasi, mulai dari generasi pertama F1 sampai generasi ketiga F3. Jika setiap generasi dapat dilakukan breeding secara kontinyu, maka pemulyaan ke arah peningkatan produktivitas dapat tercapai. Sifat polyvoltin yang terdapat pada ulat sutera liar Attacus atlas ini, sangat menguntungkan bagi para petani untuk membudidayakan ulat sutera liar ini, terutama dalam proses breeding. Untuk mendapatkan ketersediaan telur, produksi kokon yang banyak serta produksi benang yang tinggi dan berkualitas, maka kelanjutan generasi dan ketersedian populasi Attacus atlas sepanjang tahun sangat diperlukan. Sebab dengan 97 melakukan penelitian, Attacus atlas dapat tersedia secara kontinyu, sehingga ketersediaan telur, produksi kokon dan benang dapat ditingkatkan dan tersedia sepanjang tahun. Hal ini dapat terlihat dari hasil proses habituasi dan domestikasi A. atlas F1-F3, mendapat kan warna kokon yang bervariasi coklat, coklat muda dan abu-abu, produksi dan kualitas kokon yang lebih baik, munculnya larva yang tahan terhadap penyakit, mendapatkan kualitas benang yang lebih panjang dan berkualitas. Bukti bahwa kesinambungan pada Attacus atlas ini dijamin, yaitu selama proses habituasi dan domestikasi F1-F2 yang dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Juli dan domestikasi Attacus atlas pada generasi ketiga F3 yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September pada kedua jenis pakan sirsak dan teh, dapat berlangsung dengan baik Gambar 22, seratus persen mencapai masa pupasi, produksi telur yang banyak serta produksi kokon dan kualitas benang yang tinggi pada setiap tahapan, hal ini dapat dilakukan pada skala lapangan dan laboratorium. Gambar 22. Pola Kontinuitas Jumlah Telur A. atlas F1-F3 Pada Sirsak dan Teh Pebruari Maret April Mei Mei Juni Juli Agustus September Breeding diteruskan Awal F1 akhir F1 F2 F 3 Habituasi Domestikasi Perlakuan Domestikasi