persyaratan  tanaman  obat,  pengumpul  dan  petani  yang  masing-masing diajukan pertanyaan yang sama.
Dari aplikasi QFD tersebut, menjadi masukan merancang desain fungsi dari  lembaga  jaringan  yang  dapat  menjadi  perhatian  dan  pembelajaran  bagi
anggota sehingga produk yang dihasilkan memenuhi peryaratan konsumen.
3.2.   Interpretative   Structural   Modeling ISM
Kompleksitas rantai pasokan bahan baku agroindustri  farmasi dengan kerumitan  interaksi  antar  elemen  dan  dinamika  masing-masing  aktor
dipandang  strategis  didekati  dengan  pendekatan  kesisteman.  Pertanyaan  dan pemikiran kritis  digali guna  memahami harapan berbagai  pihak dan konflik
kepentingan  yang  timbul.  Teknik  ISM  digunakan  sebagai  proses  pengkajian kelompok di mana model struktural  dihasilkan untuk memotret sistem yang
kompleks  melalui  pola  yang  dirancang  secara  seksama  dengan  grafis  dan kalimat Eriyatno,1999.
Struktur  diperlukan  untuk  menjelaskan  pemahaman  pokok  kajian  dari sistem  yang  berjenjang.  Penentuan  tingkat  jenjang  didasarkan  atas  lima
kriteria,  yakni  1  kekuatan  pengikat,  2  frekuensi  relatif  terhadap guncangan,  3  konteks,  4  liputan  tingkat  dan  5  hubungan  fungsional.
Kemudian program yang telah disusun secara berjenjang  itu, dibagi menjadi elemen-elemen.  Menurut  Saxena  1992,  dalam  Eriyatno  1999,  program
dapat dibagi menjadi sembilan elemen yakni : a  Sektor masyarakat yang terpenuhi
b  Kebutuhan program c  Kendala
d  Perubahan yang dimungkinkan e  Tujuan program
f  Tolok ukur penilaian tujuan g  Aktivitas yang akan dilaksanakan
h  Ukuran aktivitas i  Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program
masukan  pakar.  Selanjutnya  ditetapkan  hubungan  kontekstual  antar  sub elemen  tersebut,  kemudian  disusun    SSIM  atau  Structural  Self  Interaction
Matrix. Penyusunan SSIM menggunakan simbol V,A, X dan O yaitu :
V adalah e
ij
= 1 dan e
ji
= 0 A adalah e
ij
= 0 dan e
ji
= 1 X adalah e
ij
= 1 dan e
ji
= 1 O adalah e
ij
= 0 dan e
ji
= 0
Simbol 1 mengandung pengertian terdapat hubungan kontekstual antar elemen  i  dan  j  yang  diperbandingkan,  sedangkan  simbol  0  tidak  terdapat
hubungan  kontestual  di  antara  elemen  i  dan  j.    Hubungan  kontekstual  dapat berupa :
a pembandingan komperatif, b pernyataan,
c pengaruh, d keruangan,
e waktu. Perhitungan  aturan  Transivity  dilakukan  untuk    mengoreksi  SSIM
sampai matriks menjadi tepat dan tertutup, bilamana : A mempengaruhi B
B mempengaruhi C Sehingga  seharusnya A mempengaruhi C
Tabel  Reachability  Matrix  dibuat  untuk  menggambarkan  ada  tidaknya hubungan  satu  arah  antar  sub-elemen  yang  satu  dengan  lainnya,  setelah
dilakukan  pengecekan  menggunakan  Transivity.  Hasil  revisi  SSIM  dan matriks  yang  memenuhi  aturan  Transivity  ini  diolah  untuk  menetapkan
pilihan jenjang. Hasil pengolahan diklasifikasikan dalam empat sektor :
Variabel  sektor  ini  umumnya  tidak  berkaitan  dengan  sistem  atau mungkin mempunyai hubungan sedikit, meskipun hubungan tersebut
bisa saja kuat. Sektor 2 Weak Driver –Strongly Dependent Variable Dependent.
Umumnya variabel bersifat tidak bebas. Sektor 3 Strong Driver – Strongly Dependent Variable Linkage.
Variabel  sektor  ini  harus  dikaji  secara  hati–hati,  sebab  hubungan antar  variabel  tidak  stabil.  Setiap  tindakan  pada  variabel  tersebut
akan memberikan dampak terhadap lainnya. Sektor 4 Strong Driver – Weak Dependent Variable  Independent .
Merupakan variabel bebas, sebagai sisa dari sistem.
Pengolahan  pendapat  responden  dilakukan  menggunakan  alat  bantu program  ISM terbagai  atas daftar pakar, analisis pakar, survei, hasil survei,
dan resume survei dengan penjelasan sebagai berikut : 1  menu  daftar  pakar,  berisi  identifikasi  responden  yang  akan
memberikan pendapat, 2    menu  analisis  pakar,  untuk  menjabarkan  sub  elemen  dari  setiap
elemen yang akan dikaji, 3    menu survei, menampung pendapat pakar
4  hasil survei, menampilkan struktur hirarki pendapat dan dependence – driver power
. Analisis  elemen  ISM  meliputi  :  tujuan,    perubahan  yang  diinginkan,
kendala program, dan aktivitas program.
3.3.   Analytical Hierarchy Process  AHP