8.1. Validasi
Validasi bertujuan menelaah logika berpikir dalam membuat perekayasaan sistem sehingga menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan
dengan memeriksa kembali teori, asumsi dan pendekatan yang mendukung atau dipergunakan. Suatu model dinyatakan valid untuk satu set kondisi
tertentu dengan mencapai ketelitian sebagaimana dikehendaki oleh tujuan dari model. Validitas model konseptual adalah menetapkan bahwa teori dan
asumsi yang melandasi model konseptual tersebut tepat dan model telah merepresentasikan dari entitas permasalahan yang diarahkan untuk mencapai
tujuan Sargent, 2000. Validasi, adakalanya tidak dilakukan untuk keseluruhan model sistem
mengingat permasalahan yang kompleks. Pengumpulan data yang relevan untuk membangun rekayasa sistem diperlukan sebagaimana dinyatakan
Campbell di dalam Bungin 2005. Beberapa teknik validasi diajukan oleh Martis 2006 antara lain membandingkan dengan model lainnya,
memprediksi perilaku sistem, data eksperimental dibandingkan dengan data historis, mengajukan pertanyaan kepada pihak yang memiliki pengetahuan
untuk menilai apakah perilaku model sistem dapat dipertanggungjawabkan dan pendekatan scoring.
Langkah validasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan kelompok pakar yang memiliki pengalaman dalam dunia usaha tanaman
obat. Hal ini sesuai dengan apa yang diajukan oleh Martis yakni menggunakan individu yang berpengetahuan. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah : 1.
merancang sejumlah elemen yang merefleksikan kriteria yang akan divalidasikan.
2. mendeskripsikan metode validasi melalui rujukan teori dan
penggunaan kelompok pakar. 3.
memilih kelompok pakar terdiri dari praktisi, peneliti, pembina petani, dan ketua koperasi yang berhubungan dengan petnai tanaman obat.
mungkin skala 1 atau sangat rendah hingga sangat mungkin atau sangat tinggi skala 5.
Kuisioner berisi sejumlah faktor faktor yang berpengaruh terhadap sistem rantai pasokan berbasis jaringan, diajukan kepada responden pakar. Faktor
akan berhubungan dengan penilaian : 1. tujuan jaringan mensejahterakan anggota
2. keterlibatan petani di dalam jaringan 3. perilaku petani
Selain menggunakan kelompok pakar, validasi atas tujuan jaringan didekati dengan penggunaan analisis benefit, cost, opportunity, risk. Berdasarkan
hasil perhitungan, sistem rantai pasokan berbasis jaringan dinyatakan valid dapat mencapai tujuan kesejahteraan petani pada kondisi optimistik. Validasi
terhadap elemen tujuan berdasarkan agregasi pendapat pakar menggunakan skala sangat rendah sampai sangat tinggi, diperoleh nilai tinggi. Fungsi
jaringan yang melibatkan aktivitas petani untuk mengintegrasikan proses dinyatakan valid sebagaimana dirujuk pada Vokurka et al., 2002.
Integrasi proses telah ditelaah menggunakan metode QFD dengan hasil terbukti terjadi korelasi antara mutu dan proses. Agregasi pendapat
responden terhadap kepatuhan pada tata cara budidaya dan pascapanen dihasilkan nilai tinggi. Namun, hasil agregasi terhadap perilaku petani untuk
tidak mengalihkan pasokan pada pihak lain dinyatakan sedang. Menurut responden Sinambela, dalam hal penggunaan tenaga
fasilitator dinyatakan valid, mengingat petani tidak berkemampuan melakukan pemberdayaan diri mereka dan kurang mampu melakukan
penetrasi pasar. Fasilitator harus seseorang yang dikenal dan memiliki daya tahan untuk melakukan pendekatan dan pensosialisasian
. Figur fasilitator
yang dinilai tepat oleh responden adalah aparat di desa. Esensi dari mengapa aparat desa dipergunakan, karena lebih mengenal masyarakat di desanya.
Dengan demikian alasan mengenal masyarakat, merupakan kriteria atas siapa yang paling tepat sebagai fasilitator yang sudah diuraikan pada bab
sebelumnya.
industri tepat dilakukan karena kebenaran bahan baku yang menjadi permasalahan industri harus dimengerti oleh petani dan kondisi tersebut
harus tercermin pada pemrosesan bahan baku awal .
Dalam hal permasalahan mutu dinyatakan valid sebagaimana terdapat di lapangan dan jaringan
mempunyai peran untuk mewujudkan ke dalam proses yang bermutu. Mengingat petani sering mengubah cara pengelolaan usaha tani, maka
sistem pengawasan dan penyuluhan menjadi tepat diterapkan. Sub-elemen konflik telah divalidasi dengan mencari logika pendukung
atas elemen pemicu konflik berdasarkan pendapat responden pakar Harsono ketua Koperasi BPTO, dimana sub-elemen konflik dan solusi telah tepat.
Dengan demikian, ketika sistem diimplementasikan di lapangan akan mengurangi gap konflik karena telah disiapkan langkah-langkah pencegahan.
Hasil agregasi pendapat responden atas sub-elemen validasi memberikan hasil sebagai berikut :
Tabel 23 Hasil agregasi pendapat pakar atas sub-elemen validasi No
Elemen Kriteria
Agregasi pendapat pakar
Kemampuan jaringan mensejahterakan petani
T 1
Tujuan jaringan
Kemampuan jaringan mencerdesakan petani
T Petani memenuhi tata
cara budidaya ST
Petani mematuhi tata cara pascapanen
ST 2
Keterlibatan petani pada jaringan
Petani memenuhi jadwal
T Komitmen
T Integritas
S Sinkronisasi keputusan
dan integrasi proses T
3 Perubahan perilaku
petani
Kompetisi Tidak Sehat S
ST = sangat tinggi T = tinggi
S = sedang
dikonfirmasikan dengan responden dan diperoleh konsistensi sebagaimana dijelaskan pada hasil analisis konflik. Konsistensi sangat penting dalam
pengambilan keputusan dimana apabila konsistensi sangat rendah seperti pertimbangan menjadi acak, tetapi sebaliknya tidak ada konsistensi
sempurna juga sulit dicapai.
8.2. Verifikasi