Persyaratan Implementasi Rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku berbasis jaringan pada agroindustri farmasi

yang berasal dari pemrakarsa industri. Kelanjutan dari pemakaian tenaga profesional sebagai pengelola pusat manajemen dapat diputuskan oleh anggota. Pengambilan keputusan strategis dan penetapan rencana tahunan akan menemui kesulitan apabila melibatkan seluruh anggota mengingat domisili anggota yang berjauhan. Pemecahannya dilakukan dengan mewakilkan suara anggota kepada anggota lain atau fasilitator. Kebijakan sisa hasil usaha akan ditetapkan berdasarkan masukan anggota. Distribusi sisa hasil usaha akan terdiri dari keuntungan jaringan setelah disisihkan dana cadangan untuk menghadapi paceklik atau resiko penurunan penjualan, sejumlah prosentase tertentu untuk tujuan pengembangan. Apabila jaringan menderita kerugian, maka ditetapkan alokasi tanggungan anggota. Bilamana terjadi pembubaran, maka modal saham yang telah disetorkan sejauh masih dimiliki sisa, dikembalikan kepada anggota secara proporsional. Biaya operasional bagi fasilitator disiapkan berasal dari biaya pengelolaan yang dicadangkan untuk setiap kilogram bahan baku sebesar Rp 20,- Adapun alokasi insentif bagi pengelola jaringan disisihkan berasal dari biaya transaksi sebesar Rp 15,- per kilogram.

7.3. Persyaratan Implementasi

Jaringan memerlukan persyaratan-persyaratan agar dapat diimplementasikan. Keberhasilan penerapan sistem dipengaruhi oleh faktor lingkungan usaha dan kemungkinan penghambat internal. Sesungguhnya, apapun bentuk usaha memerlukan komitmen pemerintah dalam memberikan kemudahan dan keamanan berusaha, prasarana, sarana, dan paket kebijakan yang mendorong kemajuan usaha, dan pemihakan kepada kalangan petani. Lingkungan industri merupakan faktor yang sangat dekat dengan kelangsungan hidup petani tanaman obat. Ekspansi industri akan memberikan dampak pada peningkatan volume produksi yang pada akhirnya mendorong permintaan bahan baku. Sebaliknya kesulitan pemasaran dan hambatan dapat menyejahterakan petani jaringan terlebih dahulu berhasil secara usaha. Persyaratan yang diharapkan terpenuhi dalam membangun rantai pasokan berbasis jaringan adalah :

1. Respon industri

Keberhasilan mewujudkan jaringan dan pengoperasiannya, memerlukan respons industri, dalam bentuk kesediaan menjalin kemitraan dengan jaringan. Dampak dari kesediaan bermitra akan menghasilkan keputusan pembelian bahan baku dengan harga terbaik disesuaikan dengan tingkat mutu bahan baku. Harapan kepada industri agar jaringan dapat diimplementasikan adalah : a. memiliki visi membangun usaha agroindustri farmasi yang kuat, dan menempatkan petani sebagai aktor penting di dalam manajemen sumber bahan baku. b. komitmen memberikan informasi kebutuhan bahan baku. c. tidak memutuskan kontrak secara sepihak dan bersedia memberikan pembinaan. d. melakukan pembayaran tunai terhadap pembelian bahan baku bahkan bilamana dimungkinkan membayar uang muka pembelian bahan baku yang dapat dipergunakan sebagai modal kerja jaringan minimal pada tahap pertama dan kedua dari empat tahapan strategis. e. melakukan transaksi secara wajar dan tidak melakukan penekanan yang bersifat oportunistik. Harga sebagai instrumen penentu transaksi dicapai bilamana keduabelah pihak saling terbuka dan mencapai titik temu untuk kepentingan bersama. Dalam hal penetapan harga beli, kedua belah pihak sebaiknya mencapai kesepakatan harga pembelian bahan baku untuk jangka tertentu. Mengingat harga tanaman obat cenderung berfluktuasi maka pada saat harga bergerak naik di luar kesanggupan pembeli, industri dan jaringan dapat melakukan kesepakatan perubahan harga baru yang tidak merugikan industri. Sebaliknya, bilamana harga bergerak turun, maka dapat disepakati pada tingkat harga sebagaimana ditetapkan Peluang penyesuaian harga meningkat atau menurun dapat dibicarakan pada saat pertemuan penetapan harga beli yang pada prinsipnya adalah keterbukaan kedua belah pihak dan mempunyai komitmen penyelesaian terbaik sehingga tumbuh secara sehat.

2. Dukungan pemerintah

Keterbatasan kemampuan petani membangun jaringan, membutuhkan kehadiran pemrakarsa industri dengan dukungan pemerintah. Pemerintah membantu jaringan dalam : 1. penyuluhan atau pembinaan kepada petani tanaman obat melalui dinas terkait. 2. mendorong lembaga pembiayaan memberikan kredit bagi kepentingan usaha tani tanaman obat 3. perbaikan infrastruktur, dan menjamin kemudahan sarana produksi . 4. bekerjasama dengan balai penelitian melakukan penyuluhan budidaya. 5. konsistensi peraturan yang melindungi konsumen terhadap agroindustri farmasi ilegal yang tidak dijamin keamanan produknya sehingga merusak citra produk secara keseluruhan. 6. mengalokasikan lahan bagi pengembangan tanaman obat dengan memberikan peluang petani mengolahnya. 7. memasukkan pengembangan usaha tanaman obat sebagai kebijakan strategis yang layak mendapatkan dukungan dari DPRD terutama di kabupaten-kabupaten sumber pasokan..

3. Respon petani anggota

Keberhasilan jaringan bertitiktolak pada partisipasi anggota. Tokoh panutan akan mendorong petani menjadi anggota dan memberikan komitmen memasok tanaman obat. Lahan petani yang terbatas dengan luas rata – rata 0.3 hektar per petani, bilamana disatukan dalam kelompok dapat diubah menjadi lahan satu hamparan lebih luas sehingga terjadi terpadu. Diasumsikan petani memiliki komitmen mengikuti cara berbudidaya yang tepat dan terdorong meningkatkan pengelolaan usaha tani. Untuk mencapai hal dimaksud dipersyaratkan kesediaan petani : 1. mematuhi prosedur organisasi jaringan dan tata laksana teknis operasional yang ditetapkan 2. aktif dalam kegiatan bagi kepentingan kelompok 3. berkomitmen mengembangkan diri 4. berkontribusi membentuk hubungan kerja antar anggota dan dengan pusat manajemen jaringan, mencegah kemungkinan persaingan usaha tidak sehat dari pihak ekseternal dan 5. bersedia menyerahkan bahan baku dengan waktu pembayaran menunggu dari penerimaan pembayaran dari industri.

4. Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan yang berasal dari institusi perbankan, lembaga pembiayaan mikro maupun non perbankan seperti perusahaan milik negara pembina unit usaha kecil menengah, bersedia memberikan pinjaman modal kerja bagi keperluan petani anggota atau jaringan. Melalui intervensi pemerintah diharapkan lembaga pembiayaan bersedia memberikan kredit dengan surat kontrak pembelian dari industri. Kredit bank ditujukan untuk modal investasi dan modal kerja.

7.4. Kekuatan dan Keterbatasan Jaringan