Kelompok petani Rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku berbasis jaringan pada agroindustri farmasi

bertambah baik akibat pembelajaran, aktivitas variasi pengolahan bahan baku segar dapat diserahkan kepada sehingga memberikan penghasilan lebih baik kepada anggota. Menggunakan gambaran sumber bahan baku tanaman obat di Jawa Tengah, petani berlokasi mulai dari kecamatan Karangpandan, Ngargoyoso yang terletak di lereng gunung Lawu dan kecamatan Karanganyar serta Nguter yang relatif dekat dengan pusat agroindustri. Lokasi petani yang jauh dari pusat industri lebih mengalami kendala akses dan transportasi dalam menyalurkan bahan baku, sehingga sangat mengandalkan pengumpul. Petani yang tersebar di 842 desa di empat kabupaten penghasil tanaman obat yakni Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri dan Karanganyar berpotensi menjadi anggota utama bilamana jaringan diimplementasikan di daerah tersebut. Total petani yang dibutuhkan oleh jaringan sebesar jumlah target pasokan yang mampu dipasok jaringan kepada industri. Menggunakan perhitungan rata-rata luas petani sekitar 2000 m2 dengan break even point pada kondisi 332 ton, diperkirakan akan membutuhkan 110 petani lihat bab VIII.

b. Kelompok petani

Ketika petani telah bergabung, dimungkinkan terdapat sejumlah lokasi dan variasi kemampuan yang perlu dikoordinasikan. Dalam kondisi ini pasokan dan informasi akan mengalir dalam sebaran yang lebar dengan kerumitan pengelolaan. Karenanya, dipandang perlu dibuat mekanisme yang memudahkan interaksi dan penyampaian pesan. Mempelajari kebiasaan petani di desa cenderung terlibat di dalam kelompok secara informal Sajogyo,1999, maka pendekatan tersebut dipandang baik untuk dipergunakan. Manfaat secara positif adalah terbangun kerjasama dan satu sama lain dapat berbagi pengetahuan dan informasi. Anggota diarahkan berhimpun di dalam kelompok sehingga mempermudah pengimplementasian proses dan pertukaran informasi sebagaimana hasil sintesa ISM, dimana kondisi tersebut kurang dibahas oleh peneliti terdahulu yang lebih memfokuskan pada perilaku hubungan. Melalui kelompok, diberikan ruang untuk mengubah kepemilikan pengetahuan menjadi distribusi pengetahuan. Alasan lain memanfaatkan kelompok petani adalah dalam hal pengelolaan sejumlah besar petani dengan melibatkan interaksi dan pertukaran informasi. Hubungan antar anggota dan antar kelompok secara horisontal dibangun dengan fasilitasi fasilitator. Interaksi inter dan intra kelompok memungkinkan mengalirnya informasi kondisi pasokan bahan baku, status anggota, dan pertukaran informasi usaha tanaman obat. Wujud sinergi ini sebagaimana dinyatakan oleh Giannakis dan Croom 2004 dilakukan dalam bentuk mengalirnya informasi: 1 usaha, 2 pengetahuan, 3 kondisi pasar dan harga, 4 keuangan, 5 kondisi organisasi dari pusat manajemen jaringan. Berapa sebaiknya jumlah petani yang menjadi anggota kelompok tergantung dari jumlah yang masih memungkinkan pertemuan diselenggarakan secara efektif. Memakai kondisi di pedesaan, bisa terdapat satu desa berhimpun banyak petani tetapi berlokasi saling berjauhan dibatasi oleh lahan yang luas atau sebaliknya pada jarak yang saling berdekatan. Petani dari desa yang sama atau berbeda bilamana dipandang masih dalam jarak jangkauan dapat bergabung dikarenakan konsep jaringan tidak membedakan batas lokasi . c. Pusat manajemen jaringan Struktur jaringan, menetapkan garis hubungan dimana informasi, bahan baku, manfaat dan keputusan mengalir. Aliran informasi ini berlangsung dari kelompok ke kelompok dan dari kelompok ke pusat manajemen jaringan secara bolak-balik. Aliran bahan baku dari anggota menuju lokasi pengiriman berdasarkan perintah kirim. Keberadaan pusat manajemen diperlukan guna pengelolaan empat bagian besar aliran dimaksud disamping anggota, proses, aset dan sumberdaya . Mengingat perilaku pembeli senantiasa menekankan pada pada ketercapaian keluaran dari daerah otonomi masing-masing anggota dan mengendalikan sesuai tanggungjawab bersangkutan. Manajemen rantai pasokan melibatkan dua bagian besar menurut Maku et al . 2005 yakni demand dan supply process dengan tujuan kepuasan pembeli. Fungsi jaringan berkaitan distribusi, pemasaran, manajemen permintaan dan hubungan pelanggan Customer Relation Management sebagaimana dinyatakan oleh Stock dan Lambert 2001, disolusikan dengan menghadirkan pusat manajemen jaringan. Fungsi produksi dan pengolahan hasil panen menjadi tanggungjawab petani. 1. Mekanisme Pengendalian Pengendalian dilakukan untuk menilai kinerja organisasi secara keseluruhan yang terbagi atas : keanggotaan, pasokan, proses, usaha dan keuangan. Penjelasan mekanisme pengendalian sebagaimana gambar 24 sebagai berikut : • Kendali keanggotaan dimaksudkan untuk memantau masukan, kontribusi dan perilaku anggota. Anggota yang aktif berarti akan memasok bahan baku sebagaimana diminta. Pusat manajemen mengendalikan penerimaan, pengolahan permintaan dan kemudian diturunkan melalui kelompok dengan fasilitasi fasilitator. Anggota akan memberikan informasi kesanggupan pasokan melalui kelompoknya. • Kendali pasokan dimaksudkan untuk memantau sejauh mana anggota menjamin bahan baku pasokan dapat dipenuhi baik jumlah, jenis, kualitas, waktu dan harga. Apabila tidak terpenuhi, akan dilakukan penelusuran terhadap kontribusi anggota. • Kendali proses akan mengecek pencapaian mutu dari setiap bagian proses. Pusat manajemen akan mendata kinerja anggota ditinjau dari total penolakan, atau ketidaksesuaian hasil. Standar kualitas dan tingkat penolakan telah terlebih dulu diserahkan kepada kelompok untuk disebarkan kepada anggota. sesuai dengan jumlah, jenis, kualitas dan waktu. Ketidaksanggupan penyaluran akan ditelusur kembali kearah persiapan pasokan. Kendali usaha juga akan memantau kemajuan perluasan pasar. Dalam hal ini dimonitor sejauh mana terdapat tambahan pembeli baru dan apakah mampu dipenuhi. Apabila ternyata tidak bisa, maka dilakukan penundaan untuk persiapan kemampuan internal. Pusat manajemen jaringan menerima permintaan pasokan dari industri sebagai hasil kegiatan pemasaran dan memperhitungkan kesanggupan waktu kirim berdasarkan waktu proses dan distribusi. Kendali terhadap penyimpanan bahan baku dipecah menjadi tanggung jawab jaringan dan anggota melalui kelompok masing-masing. Informasi terhadap data stok mengalir dari kelompok ke jaringan sebagai dasar pengambilan keputusan penawaran kepada industri. • Kendali keuangan melibatkan kemampuan pengelola mengatur keuangan sehingga organisasi sehat dan mampu meraih keuntungan yang masih dapat dibagikan kepada anggota. Kendali keuangan akan memantau pendapatan dan rugi laba operasi. Bilamana tidak tercapai ditelusur lagi ke arah persiapan pasokan. Sub-elemen perilaku berorganisasi yang menjadi elemen kritis, membuka pemahaman diperlukan seseorang untuk memediasikan arus informasi dan berbagai bentuk pengambilan keputusan. Unsur bekerja sangat erat atas dasar kepercayaan yang ditemui di semua rujukan jaringan, dipertegas melalui struktur dan sistem jaringan yang jelas. Tanggungjawab menjamin ketercapaian kualitas produk dan proses yang diintegrasikan sebagaimana hasil QFD, perlu dimengerti oleh anggota jaringan. Gambar 24. Mekanisme Pengendalian PASOKAN USAHA KEUANGAN ANGGOTA MASUKAN BAHAN BAKU PASOKAN Jml, jenis,kualitas, waktu harga PROSES Biaya, kecepatan, kualitas HASIL Kualitas, Jenis, Kemasan, Harga PEMENUHAN TARGET PENYALURAN Jml, jenis,kualitas, waktu PERLUASAN PASAR Mampu ? Tunda KEANGGOTAAN Jml, lokasi, lahan, kemampuan KONTRIBUSI Aktif ? PEMBINAAN ya ya ya ya PENCAPAIAN SASARAN Pendapatan RL Tidak Tidak ya Tidak ya ya ya Survei Tidak Tidak KINERJA JARINGAN Tidak Kembali ke pasokan 125 2. Fasilitator Fasilitator diperlukan dan berperan di dalam lintas informasi dan kegiatan teknis maupun kendali proses. Siapa yang paling tepat sebagai fasilitator, adalah tokoh yang telah dikenal petani agar mengurangi resistensi dan menjadi pendorong . Keberadaan fasilitator menjadi penting mengingat kelangsungan hubungan dengan anggota petani harus dipertahankan. Fasilitator melaksanakan aktivitas: 1 memfasilitasi berbagai kepentingan petani, 2 mendata kemampuan petani, 3 menyalurkan informasi, 4 mengelola konflik, 5 memberikan motivasi, 6 mengorganisasikan proses 7 mengorganisasikan aktivitas petani dan 8 memfasilitasi pembahasan persoalan di lapangan. Fasilitator adalah seseorang yang mampu mewujudkan kepercayaan anggota terhadap jaringan dan membangun dinamika kelompok agar diperoleh pengambilan keputusan bersama. Tugas fasilitator menerjemahkan informasi sesuai dengan tingkat pemahaman petani dan sebaliknya menyampaikan ke pusat manajemen mengenai kondisi di lapangan. Fasilitator juga menginformasikan kepada pusat manajemen jaringan pencapaian hasil kelompoknya dan sejauh mana proses pertukaran dan pengintegrasian proses berlangsung . 3. Pengelola Pusat Manajemen Penyelenggara aktivitas di pusat manajemen adalah manajer yang memahami perdagangan tanaman obat dan direkrut untuk menjalankan fungsi pusat manajemen jaringan dimaksud. Manajer bertanggung jawab terhadap hubungan eksternal yakni industri sebagai pelanggan utama dan lembaga terkait seperti lembaga pemerintah yang membidangi tanaman obat di tingkat kabupaten. Jaringan akan menjadi mata rantai pasokan tradisional atau herbal terstandardisir, tetapi juga industri berorientasi ekspor, dan industri kosmetik atas dasar sinergi. Manajer selaku pengelola menjalin hubungan dengan lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksudkan pada Gambar 23, agar memperoleh akses pinjaman modal baik bagi anggota maupun lembaga jaringan. Kendala utama membangun jaringan adalah permodalan yang dipergunakan untuk mengadakan fasilitas, sebagaimana hasil ISM. Sumber dana tersebut dapat digali dari lembaga di luar jaringan. Kemudahan memperoleh pinjaman diharapkan difasilitasi oleh pemerintah danatau industri. Hubungan dengan lembaga penelitian dijalin baik yang dimiliki oleh perguruan tinggi maupun pemerintah sehingga dapat diperoleh bimbingan teknis guna kepentingan anggota, dan bantuan penyuluhan hasil penelitian mengalir dengan koordinasi pusat manajemen jaringan. Jaringan mengambil ruang gerak yang relatif sama dengan kegiatan pedagang pengumpul yang telah beroperasi selama ini sehingga terdapat kemungkinan ancaman menggagalkan operasi jaringan. Bentuk persaingan usaha di satu sisi dapat diterima dengan wajar, dengan mendorong langkah positif dalam upaya bersaing secara konstruktif. Apabila terdapat tindakan persaingan tidak sehat, anggota perlu menangkal melalui penguatan keanggotan, memberikan manfaat kuantitatif yang lebih baik dan pemberdayaan terus menerus. Sesungguhnya pedagang pengumpul dapat memperoleh peran lain dari keberadaan jaringan melalui aktivitas pendukung maupun proses lanjutan berasal dari distribusi pekerjaan jaringan. Keberadaan pedagang pengumpul besar dapat disetarakan dengan industri sehingga kedudukannya akan berlaku sebagai perusahaan pembeli. Penjabaran kemungkinan faktor penghambat internal dan eksternal diperlukan untuk memperdalam sejauh mana konsep jaringan dapat diimplementasi. Faktor Penghambat Faktor Pendorong INTERNAL PETANI 1. Respon petani kurang, akibat pandangan negatif proyek penyuluhan sebelumnya yang tidak konsisten. 2. Enggan melepaskan ikatan dengan pedagang karena a. Jasa pedagang di masa lalu. b. Telah mengenal pedagang. 3. Keterikatan pinjaman pada pihak pedagang. 6. Tidak terbiasa dengan pola berstruktur. 7. Ketidakcocokan nilai jaringan dengan nilai yang dikenal saat ini. 1. Keinginan mendapatkan alternatif akses pasar. 2. Harga beli lebih baik atau keuntungan menarik. 3. Mendapatkan pembinaan dan kemudahan penyaluran. 4. Ingin mempunyai alternatif lain selain pedagang pengumpul. 5. Kekecewaan berhubungan dengan pedagang pengumpul. 6. Mendapatkan bantuan mediasi modal. EKSTERNAL PETANI 2. Desakan pedagang pengumpul untuk tidak beralih. Desakan dimaksud dapat berupa : a. tindakan membujuk b. penggunaan ikatan hubungan masa lalu c. ancaman tindakan kontra produktif 3. Perubahan taktik perdagangan dari pedagang pengumpul dalam meraih simpati. 1. Terdapat tokoh yang menjadi fasilitator pengurus. 2. Anggota petani lain telah menjadi anggota. 3. Melihat manfaat yang diperoleh akan memberikan dorongan keinginan untuk bergabung. 4. Tawaran manfaat bilamana bergabung. 5. Peluang mendapatkan pembiayaan. dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini. Tabel 22 Fungsi pusat manajemen Jaringan Ke arah anggota internal Ke arah luar anggota eksternal Informasi dan layanan 1. Persyaratan bahan baku 2. Sistem dan prosedur organisasi, kebijakan, norma-norma, perkembangan organisasi, dan laporan keuangan 3. Penilaian kinerja. 4. Pergerakan harga, data persaingan 5. Data produksi 6. Informasi peminjaman dana Pemasaran 1. Analisis perkembangan permintaan konsumen 2. Memberikan sampel, melaksanakan kegiatan penjualan 3. Mencari akses pasar memperluas pasar 4. Menetapkan strategi bersaing dan mencari cara memenangkan persaingan. Pengolahan 1. Melanjutkan pemrosesan bahan baku pada tingkat lebih lanjut seperti : menjadi simplisia kering, bubuk, sediaan galenik atau hasil penyulingan. 2. Mengemas hasil pasokan petani menjadi lebih baik lagi dalam tampilan, pelabelan. Pengiriman 1. Pengadaan alat transportasi, buruh angkut. 2. Pengawasan selama pengiriman. 3. Penyertaan dalam pemeriksaan di pabrik penerima. 4. Pengapalan bila diperlukan Pembelian 1. Mencari sumber pasok. 2. Menetapkan rencana pengadaan bahan baku. 3. Membeli dengan harga yang tepat. 4. Mengumpulkan bahan baku. Pembinaan Mencari masukan dari pembeli dalam berntuk kesediaan bimbingan guna meningkatkan produktivitas, peningkatan kualitas. Pembinaan dan layanan 1. Budidaya, pasca panen, pengelolaan usaha. 2. Kualitas berorganisasi. 3. Penyelesaian permasalahan. Pelayanan pembeli 1. Menangani keluhan. 2. Mempertahankan pembeli melalui kunjungan. 3. Melakukan kontak untuk menggali kebutuhan menyoroti pentingnya membangun nilai-nilai yang mendorong terbangunnya jaringan diantara para pihak. Tiga nilai penting yang diajukan pada disertasi ini agar jaringan utuh adalah : a. komitmen, b. integritas dan c. kerjasama. Merujuk pada pengalaman membina petani tanaman obat oleh Koperasi BPTO, komitmen sangat penting karena akan terwujud dalam tindakan mematuhi kesanggupan janji pasokan dalam jumlah, jenis, kualitas dan seluruh ketentuan yang berlaku. Nilai integritas merupakan wujud kepatuhan untuk menyatukan langkah operasi individual dengan organisasi. Nilai kerjasama menunjukkan kesediaan berbagi dengan anggota lainnya. Penerapan nilai dimaksud menjadi pedoman perilaku yang memerlukan sosialisasi terus menerus. Responden pakar yang berpengalaman membina petani menyatakan bahwa pelanggaran komitmen kadangkala masih ditemui bahkan ketika kesepakatan telah dibuat. Apabila diketahui terdapat anggota yang tidak menjalankan aturan secara konsisten, maka pembuat kesalahan perlu dibina hingga bentuk teguran atau pinalti. Memperhatikan penerapan sanksi pada petani anggota pendukung Koperasi Karyawan BPTO Kobapto di Tawangmangu, sanksi akan dijatuhkan bilamana petani tidak mematuhi tata cara berbudidaya yang digariskan, atau secara diam-diam menjual pada pihak lain. Ketidakpatuhan juga dapat berupa tidak mematuhi cara berproduksi yang baik, tidak menjalankan standar pascapanen, mengalihkan pasokan kepada pihak lain baik terbuka maupun terutup, dan tidak terlibat aktif dalam kegiatan organisasi. Bentuk sanksi tergantung dari derajat kesalahan yang menentukan kriteria ketidakpatuhan dan sanksi ditetapkan atas keputusan kelompok. Bentuk sanksi dapat berupa : teguran administratif, pengurangan jumlah pasokan, penghentian penerimaan pasokan sementara waktu atau penghentian sebagai anggota. Implementasi jaringan dirancang melalui empat tahapan strategis. Jaringan yang didesain dimiliki oleh petani perlu dibantu perwujudannya, mengingat berbagai keterbatasan petani. Terdapat tiga alternatif pemrakarsa yang dimungkinkan untuk mewujudkan jaringan yakni: pemerintah, lembaga pemberdayaan masyarakat, dan agroindustri farmasi. Secara detil keunggulan dan kelemahan masing-masing alternatif pemrakarsa sebagai berikut : 1. Pemrakarsa berasal dari pemerintah Pemrakarsa dari pemerintah memiliki nilai positif yakni sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan petani tanaman obat dan menjadikan agroindustri farmasi sebagai industri strategis yang layak dikembangkan. Kelemahan dari pemrakarsa pemerintah terletak dari aspek pengambilan keputusan dan pengalokasian dana mengingat harus melalui persetujuan anggaran oleh dewan legislatif yang memerlukan tahapan pembahasan. Birokrasi dan keterbatasan dana berakibat pada kontinuitas dan luas cakupan areal pembinaan petani tanaman obat. Selain itu, kemungkinan terdapat persinggungan teknis operasional mengingat penanganan agroindustri farmasi menginduk kepada departemen pertanian dan kesehatan sehingga dikhawatirkan terjadi penundaan pengambilan keputusan. 2. Pemrakarsa berasal dari lembaga pemberdayaanswadaya masyarakat Lembaga pemberdayaan masyarakat yang profesional sudah terbiasa melakukan pendampingan kepada kelompok marginal sehingga memiliki keunggulan lebih mengenal karakter masyarakat desa dan pendekatan yang sebaiknya dilakukan. Kelemahan yang dimiliki lembaga swadaya masyarakat adalah masih jangkauan pembinaan dan. akses industri sehingga dikhawatirkan mengalami kesulitan di dalam penyaluran hasil produksi. 3. Pemrakarsa dari agroindustri farmasi Pemrakarsa yang berasal dari agroindustri farmasi memiliki keunggulan memahami karakter pemasok dan permasalahan pasokan. Kebutuhan industri relatif dapat diterjemahkan secara tepat kepada petani. Namun, pemrakarsa industri memiliki kelemahan karena harus berkonsentrasi memenuhi ketentuan pemerintah untuk menghasilkan produk yang bermutu dan cara dan penyelesaian di tingkat hulu merupakan tanggungjawab pemerintah. Setelah mempelajari keunggulan dan kelemahan masing – masing, kombinasi antara pemrakarsa industri dengan pemerintah menjadi pendekatan harmonis untuk membangun sistem rantai pasokan basis jaringan. Industri akan mencari tokoh-tokoh di desa yang memiliki kesamaan pandangan untuk memajukan usaha tani tanaman obat tetapi memiliki keterbatasan dalam cakupan pembinaan. Industri akan menjelaskan perlunya mempererat hubungan secara lebih berstruktur dan mendorong para tokoh yang telah mempunyai hubungan dengan petani untuk mewujudkan jaringan. Mengacu pada temuan selama penelitian, memang terdapat tokoh yang peduli terhadap kemajuan usaha tanaman obat petani. Tokoh dimaksud, atas usaha sendiri melakukan pembinaan dalam skala terbatas. Dengan bertemunya pihak dengan visi sama menjadi kekuatan luar biasa untuk pembangunan jaringan. Pemerintah sesuai dengan perannya mengeluarkan kebijakan dalam hal memajukan petani. Adapun empat tahapan strategis pembangunan jaringan dapat dilihat pada Gambar 25 berikut ini. INDUSTRI JARINGAN DIMILIKI PETANI TAHAP I PELETAKKAN DASAR ORGANISASI JARINGAN TAHAP II OPERASIONALISASI TAHAP III PEMBINAAN TAHAP IV PENGELOLAAN MANDIRI PEMERINTAH Gambar 25 Empat tahapan strategis pembangunan jaringan. 1. Tahap Pertama : Penetapan dasar organisasi jaringan Tahap pertama menyelesaikan lima bagian pekerjaan penyiapan jaringan yakni: penataan organisasi, keanggotaan, penataan proses, penyiapan fasilitas dan petugas pelaksana. Tujuannya adalah : a. Menghasilkan cetak biru pengorganisasian jaringan dengan menetapkan kewenangan pusat manajemen, kelompok petani, petani anggota dan fasilitator. Mengelompokkan fungsi dan menempatkan pada pelaksana fungsi. Menetapkan garis komunikasi dan bagaimana pemrosesan dan aliran informasi. Pengaturan lingkup keputusan dan bagaimana disebarkan ke setiap anggota untuk mencegah timbulnya konflik internal. b. Menyelesaikan pendeskripsian hak dan kewajiban anggota, ruang lingkup tanggung jawab anggota dan mekanisme koordinasi anggota dan kelompok. c. Menghasilkan keterhubungan proses, dan data kemampuan proses yang sanggup dilakukan oleh anggota, siapa yang akan mengerjakan bagian proses yang mana dan keterhubungan proses satu sama lain. Seluruh prosedur diuraikan dengan jelas, demikian pula penetapan titik kendali dari setiap proses dan menjadi manual organisasi jaringan. d. Mempersiapkan fasilitas mencakup lokasi kantor untuk pusat manajemen, gudang penyimpanan, lantai pengeringan dan alat bantu kerja lainnya. e. Mempersiapkan petugas pengelola di pusat manajemen jaringan sehingga kegiatan dalam lingkup fungsi hubungan eksternal mulai dilakukan. Peletakkan dasar organisasi pada tahap pertama ini dengan memperhatikan hasil sintesa ISM terhadap sub-elemen struktur dan sistem organisasi pada elemen tujuan. Kejelasan pengorganisasian akan membantu calon anggota membandingkan dan mempelajari apa manfaat yang akan diperoleh bilamana menjadi anggota jaringan . Penjabaran konseptual sehingga peran pemrakarsa menjadi tinggi. Aktivitas kunci yang dihasilkan dari sintesa ISM yakni survei lokasi, telah mulai dilaksanakan pada tahap pertama sehingga petani anggota dari beberapa daerah sumber pasokan yang telah tergerak bergabung dapat ditempatkan pada kelompoknya. Bersamaan dengan pertambahan jumlah petani bergabung dengan jaringan, fasilitator akan terus mensosialisasikan manfaat berjejaring. Mekanisme penerimaan anggota diatur sebagaimana Gambar 26 berikut ini. Mulai Analisis kesediaan petani bergabung tinjauan status saat ini kontrak Analisis potensi petani andalan, untuk fasiltator Potensi lahan, tanaman obat, kondisi ikatan dengan pihaklain Menolak ? Analisis kesediaan memenuhi norma organisasi tinjauan sikap dan perilaku Rujukan norma: integritas, komitmen, kerjasama Bersedia ? tidak tidak ya ya Kompetensi sesuai ? Kriteria fasilitator Pengembangan pendampingan Sesuai ? Petani, fasilitator terdaftar Selesai tidak ya Kepemimpinan, penerimaan lingkungan, pengetahuan Tetap mekanisme dagang tidak terikat tidak ya Gambar 26 Penerimaan petani anggota jaringan. informasi dari petugas pemrakarsa industri atau mitra kerja di desa. Fasilitator dimaksud dapat berasal dari petani, tokoh non petani yang memiliki kemampuan mengkoordinasikan kegiatan dan memahami tanaman obat. Apabila setelah dilakukan survei, ternyata tidak terdapat orang yang tepat sebagai fasilitator, maka industri dapat menempatkan petugasnya sementara waktu sambil melakukan pembinaan atau meminta bantuan pemerintah untuk menempatkan petugas berkemampuan guna memfasilitiasi kegiatan kelompok. 2. Tahap Kedua : Operasionalisasi kegiatan Setelah tahap penyusunan organisasi jaringan selesai, maka tahap kedua adalah melaksanakan pengoperasian kegiatan dengan sasaran terselenggaranya proses produksi, pemasaran dan pengendalian keuangan secara tertib dan terkendali. Kinerja pengelolaan operasi dinyatakan dengan tingkat penolakan bahan baku rendah, perolehan harga premium, kesesuaian jumlah produksi dengan serapan pasar guna mencegah bahan baku tertahan di gudang. Perincian ruang lingkup kegiatan pada tahap kedua sebagai berikut : a. Mencari anggota sehingga mencapai jumlah petani sesuai target. b. Melaksanakan sosialisasi secara intensif kepada industri dengan sasaran pengenalan dan perluasan pembeli. c. Mengoperasikan transaksi dengan pembeli dan penyaluran bahan baku dalam waktu, jumlah dan tingkat mutu yang sesuai lebih giat dilaksanakan dengan bantuan dari pemrakarsa. Keberhasilan pada tahap ini ditunjukkan dengan kesediaan industri membeli bahan baku yang dipasok. d. Melaksanakan pembelajaran anggota dan petugas pusat manajemen jaringan dalam mengelola organisasi jaringan. Pembelajaran mencakup perencanaan pengadaan dan pemasaran berdasarkan analisis permintaan dan penawaran, pengambilan keputusan, pengelolaan persediaan, manajemen transportasi dan pembukuan. kemampuan pengelolaan kepada fasilitator dan pengelola pusat manajemen jaringan, sehingga secara bertahap peran industri dikurangi. f. Mencari akses modal mengingat faktor tersebut menjadi kendala pada pembangunan jaringan sebagaimana hasil sintesa ISM. Terdapat alternatif sumber modal yakni pinjaman bank, pinjaman industri berupa uang muka pembelian bahan baku dan iuran anggota yang jumlahnya ditetapkan oleh organisasi. Jaringan dapat mengusahakan pencarian pinjaman kepada lembaga pembiayaan untuk kepentingan anggota. Apabila petani kurang memiliki kemampuan melakukan pembayaran iuran anggota secara sekaligus, maka diatur penempatan uang muka dalam prosentase yang disepakati dari total dana penempatan yang ditetapkan. Sisa kewajiban diangsur dari hasil penjualan bahan baku. Pemerintah dapat mengambil peran memfasilitasi kemudahan pinjaman dari pihak pemberi pinjaman. Bilamana dua tahapan strategis telah dikuasai maka peran pemrakarsa dapat berangsur berkurang dan dialihkan pada pengelolaan terkendali yang dilakukan oleh anggota dan pengurus. Guna melaksanakan aktivitas operasional pusat manajemen jaringan, pekerjaan dikelompokkan menjadi dua bagian yakni operasional dan keuangan - administrasi umum. Bagian operasional mencakup kegiatan pokok : 1. pengadaan bahan baku, 2. pembinaan anggota dan 3. pemasaran. Kegiatan pengadaan bahan baku mencakup : perencanaan dan pendataan produksi, penyiapan pasokan, pengendalian mutu dan penyimpanan. Pengaturan arus masuk dan keluar bahan baku dikelola berdasarkan perhitungan saat panen, persediaan bahan baku di gudang dan perkiraan permintaan. fasilitator untuk meningkatkan kemampuan anggota dari segi : budidaya, pascapanen dan berorganisasi. Petani diajak untuk berusaha secara profesional dengan mengedepankan komitmen. Kegiatan pemasaran merupakan serangkaian aktivitas perencanaan target pasar, membina hubungan untuk mempertahankan pembeli, melakukan aktivitas pemasaran, dan menyalurkan bahan baku. . Perluasan pasar akan menjadi perhatian guna memperbesar kemungkinan menyalurkan pasokan anggota. Desain organisasi yang bertumpu pada peran aktif anggota akan meminimalisir penggunaan pegawai tetap di pusat manajemen sehingga menekan pengeluaran biaya tetap. Bagian keuangan dan administrasi umum mencakup kegiatan pendukung yakni : 1 akunting dan keuangan 2 administrasi dan pengelolaan orang Kelompok keuangan dan administrasi umum akan mengelola aktivitas uang masuk dan keluar, pencatatan keuangan, pengadaan fasilitas organisasi, hubungan dengan lembaga pembiayaan, legalitas dan izin- izin, serta pengelolaan tenaga kerja. Pengelola pusat manajemen jaringan adalah manajer yang dibantu oleh petugas pelaksana yang menangani operasional dan pengendalian keuangan. Petugas pelaksana operasional bertanggung jawab memantau pergerakan harga tanaman obat dari berbagai sumber pasokan dan harga jual yang ditetapkan oleh pengumpul dari berbagai daerah, berkunjung kepada kelompok petani dan aktivitas berkaitan pemrosesan permintaan dan pasokan . Petugas pelaksana keuangan bertanggungjawab dalam pengendalian arus kas, pengelolaan fasilitas aset lembaga, pembayaran berbagai pihak, pembagian sisa hasil usaha, hubungan dengan lembaga pembiayaan, pengolalaan pelaksana dan buruh kerja. Manajer, bertanggung jawab atas pencapaian kinerja jaringan ditinjau dari keterlibatan anggota, perolehan pendapatan organisasi, dan penjualan penyaluran bahan baku kepada pihak industri. Manajer berjalan dengan baik. Melalui kemampuan berkomunikasi, terdapat kemungkinan diperoleh dana bantuan ataupun pembinaan bekerjasama dengan agroindustri farmasi, departemen teknis atau pemerintah daerah setempat. Setiap individu dapat menjadi manajer dengan syarat memenuhi kelayakan kompentensi generik, teknikal dan manajerial. Manajer digaji dengan standar upah minimum regional ditambah dengan tunjangan jabatan. Tenaga pelaksana diperhitungkan mendapatkan upah setara dengan upah minimum regional. Bilamana kegiatan jaringan berkembang, dimungkinkan derajad bagian operasional yang dipimpin oleh seorang kepala bagian operasional dan tidak sekedar seorang staf dengan cakupan tanggungjawab yang lebih luas dalam pensupervisian. Mekanisme pengkoordinasian kegiatan dilakukan melalui pertemuan reguler pusat manajemen dengan fasilitator sehingga senantiasa dapat disampaikan kondisi pasar tanaman obat. Pada tahap ini, pemrakarsa memperkenalkan cara menilai kinerja jaringan secara kuantitatif yang mencakup kinerja : pemasaran, keuangan, operasional proses internal, dan pembelajaran. 3. Tahap ketiga : Pembinaan Jaringan Sasaran pada tahap ini adalah memperbaiki fungsi jaringan yang dinilai belum efektif, tercapai pengelolaan operasional berupa kapasitas produksi dan mutu produk, kinerja hubungan antar anggota dan perubahan perilaku anggota. Anggota didorong untuk menganalisis rantai proses yang belum menunjukkan kinerja sebagaimana diharapkan, menilai kembali anggota yang belum terlibat aktif, dan koordinasi yang masih belum berjalan sebagaimana diharapkan. Permasalahan di lapangan dianalisis di dalam kelompok untuk dicari solusinya. Berapa lama tahapan ketiga ini berlangsung, tergantung dari kemajuan pembentukan kelompok dan kemandirian pengelola. perangkat organisasi siap memasuki tahap keempat yakni pengelolaan mandiri dimana keterlibatan industri diganti dengan partisipasi anggota dan pengelola pusat manajemen. Kehadiran industri hanya dilakukan dimana diperlukan dan bertindak sebagai konsultan organisasi. Dalam kegiatan jaringan yang melibatkan banyak individu, diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Lingkungan bisnis yang berubah cepat sering memerlukan keputusan lebih cepat, yang dapat berakibat pada mutu pengambilan keputusan Turban, Aronson dan Peng Lian, 2005. Pengambilan keputusan semakin kompleks bilamana melibatkan beberapa orang di dalam kelompok. Area pengambilan keputusan dibagi menjadi dua yakni keputusan strategis dan teknis sebagai berikut : a. Keputusan teknis operasional adalah keputusan yang diambil oleh kelompok mencakup cara bagaimana anggota berkontribusi dan bagaimana pelaksanaan teknis diselenggarakan mencakup: budidaya dan usaha tani, pengelolaan aktivitas, mekanisme pemecahan masalah anggota dan berpendapat. Dengan bantuan fasilitator, keputusan teknis dikelola sejalan dengan keputusan yang ditetapkan oleh pusat manajemen jaringan. b. Keputusan strategis berada pada pusat manajemen jaringan mencakup : pemasaran, pengembangan usaha, keorganisasian, dan pemberdayaan anggota dengan cakupan yang lebih luas untuk kepentingan seluruh anggota. Keputusan strategis akan menjadi anutan dari seluruh anggota. Bagan di bawah ini akan menunjukkan bagaimana dua keputusan ditetapkan oleh lembaga jaringan. Analisis persaingan - pergerakkan harga - pendekatan pesaing - jumlah pesaing Analisis Kebutuhan - p ergerakkan permintaan - pergerakkan harga industri - perkembangan pasar agroinidustri Lingkungan Industri dan Jauh - peraturan - inflasi - suku bunga Analisis pengadaan nasional - pasokan desa - nasional - produksi petani non anggota - prediksi stock Analisis faktor pendukung - ketersediaan gudang - kemungkinan dana pinjaman - penyediaan buruh KEPUTUSAN STRATEGIS Mulai Data lengkap tidak ya 1. T otal ped pengumpul, Jml serapan tan obat, harga beli. 2. Total permintaan industri. 3. Harga beli AIF Ai Mancur, Sidomuncul, Nyonya Meneer Jago 4. Suku bunga kredit. Tkt inflasi 5, Sewa,lokasi, luas gudang, biaya buruh. Kebijakan pembelian,tingkat kualitas dan harga Harga sesuai Jumlah stock gudang Jumlah penyaluran Rujukan Lokasi gudang, FIFO ya - Keputusan harga - Kebijakan produk jenis, tingkat mutu, pasokan - Jumlah pembelian Kapasitas ? Sewa = batas ? Penetapan lokasi penyimpanan KEPUTUSAN OPERASIONAL tidak Selesai ya tidak Gambar 27. Skema pengambilan keputusan jaringan Tanggung jawab pengelolaan jaringan pada tahap ini telah diserahterimakan kepada petani. Dengan demikian rekayasa rantai pasokan berbasis jaringan yang dimiliki sepenuhnya oleh anggota terwujud. Indikator jaringan siap berada pada tahap pengelolaan mandiri ditunjukkan dengan: 1. kemampuan pengelolaan sepenuhnya dilakukan oleh petani, fasilitator dan pengurus, 2. proses bisnis berjalan, 3. pengelolaan administrasi terpenuhi, 4. cara petani beraktivitas telah tepat. Kondisi dimana kegiatan rutin berjalan sesuai proses bisnis dengan tingkat kesalahan rendah menunjukkan proses pembelajaran telah berjalan baik. Aktivitas kerja jaringan yang berada dalam tanggung jawab masing-masing bagian mengikuti proses bisnis sebagaimana diterakan pada gambar 28. Masing – masing penanggung jawab bagian melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan dalam proses bisnis. Kegiatan pemasaran Industri Pelaksana operasional Manajer P e rk ira a n ke b u tu h a n b a h a n b a ku P e re n ca n a a n p e n g a d a a n b .b a k u P e m b e lia n P e n g o la h a n P e n y im p a n a n P e n ya lu ra n E va lu a si p e n ca p a ia n Pengadaan fasilitas pergudangan, transportasi Penyediaan buruh operasional Keuangan dana operasi Kegiatan pendukung Kegiatan operasi Staf akunting dan administrasi umum P e m b in a a n p e ta n i Pusat penyimpanan data Kegiatan Sosialisasi Petani anggota Lembaga teknis Gambar 28 Kegiatan operasi pusat manajemen jaringan. Keberhasilan jaringan diukur dari : a. keuntungan, arus kas, b. pertumbuhan permintaan, c. tingkat penolakan produk, d. umur keanggotaan dan e. tingkat kepuasan pelanggan. Tolok ukur tersebut merefleksikan kemampuan operasional jaringan memuaskan pembeli industri, maupun memenuhi komitmen organisasi memberikan nilai lebih bagi anggota dalam wujud kepuasan, pembinaan dan kemajuan. Efektivitas pengelolaan diwujudkan dari seberapa cepat permintaan pasok bahan baku dapat dipenuhi kepada pembeli. Dalam pemenuhan permintaan pasokan, tenggang waktu lead time permintaan kepada masing-masing anggota, melakukan pengumpulan bahan baku dan memproses sesuai persyaratan yang diminta.

7.2. Kepemilikan Jaringan