terpadu. Diasumsikan petani memiliki komitmen mengikuti cara berbudidaya
yang tepat dan terdorong meningkatkan pengelolaan usaha tani. Untuk mencapai hal dimaksud dipersyaratkan kesediaan petani :
1. mematuhi prosedur organisasi jaringan dan tata laksana teknis operasional yang ditetapkan
2. aktif dalam kegiatan bagi kepentingan kelompok 3. berkomitmen mengembangkan diri
4. berkontribusi membentuk hubungan kerja antar anggota dan dengan pusat manajemen jaringan, mencegah kemungkinan persaingan usaha
tidak sehat dari pihak ekseternal dan 5. bersedia menyerahkan bahan baku dengan waktu pembayaran
menunggu dari penerimaan pembayaran dari industri.
4. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan yang berasal dari institusi perbankan, lembaga pembiayaan mikro maupun non perbankan seperti perusahaan
milik negara pembina unit usaha kecil menengah, bersedia memberikan pinjaman modal kerja bagi keperluan petani anggota atau jaringan.
Melalui intervensi pemerintah diharapkan lembaga pembiayaan bersedia memberikan kredit dengan surat kontrak pembelian dari industri. Kredit
bank ditujukan untuk modal investasi dan modal kerja.
7.4. Kekuatan dan Keterbatasan Jaringan
Rekayasa sistem rantai pasokan berbasis jaringan memperkaya studi tentang manajemen rantai pasokan, dengan mengkonkritkan tinjauan
hubungan di dalam jaringan melalui tatakelola berdasarkan kekuatan pembagian proses dan pembelajaran. Berhimpunnya petani dengan
berorientasi kepada kebutuhan pembeli mendorong perhatian seksama akan mutu proses sebagaimana telah dihasilkan dari penerjemahan Quality
berimplikasi pada harga beli yang lebih tinggi. Kekuatan jaringan bertumpu pada kontribusi aktif dan bukan
berdasarkan hubungan atas-bawah yang kaku. Kumpulan petani ini akan menghubungkan beragam kemampuan pembudidayaan tanaman obat,
menyatukan proses dan menembus batas desa sehingga jenis tanaman obat yang berhasil dikumpulkan akan beragam. Melalui jaringan yang dimiliki
petani, akan menjadi sarana pemberdayaan petani untuk memiliki kekuatan yang mampu berinteraksi dan melakukan negosiasi dengan lembaga-
lembaga usaha lainnya. Namun, selain kekuatan sistem sebagaimana diuraikan diatas, jaringan memiliki keterbatasan yakni :
1. Jaringan bekerja dengan jumlah petani dengan kesanggupan memasok
sampai batas BEP lihat bab VIII. Pasokan disalurkan kepada pembeli tanpa jeda waktu atau masa tunggu. Kondisi ini penting karena
berakibat perubahan mutu atau terjadi penyusutan berat. 2.
Semua batasan atau asumsi bekerja dengan tepat. Kegagalan perkiraan kerusakan panen, resiko rusak pengolahan maupun penyimpanan
menjadi peluang ketidaksanggupan memenuhi komitmen pasokan dan pada akhirnya mengurangi kepercayaan. Dengan demikian, setiap kali
perubahan dua asumsi tersebut akan berpengaruh pada perhitungan pendapatan jaringan secara keseluruhan.
3. Jaringan mengandalkan kehadiran fasilitator dan telah diasumsikan
terdapat figur dimaksud, dan bilamana belum ada diatur dengan kehadiran fasilitator dari pemrakarsa sambil secara bertahap dilakukan
pembinaan menjadi fasilitator. 4.
Jaringan bertumpu kepada industri sebagai pemrakarsa sekaligus pembeli.
5. Jaringan bekerja dengan asumsi, petani memegang nilai integritas,
kebersamaan dan komitmen sudah menyatu pada diri petani selaku anggota. Sistem tidak memasukkan resiko pembelotan petani atau
tindakan tidak terpuji dengan melanggar komitmen. Jaringan tidak
dipergunakan menanam tanaman lain selain tanaman obat. 6.
Seluruh perhitungan semata dengan menggunakan pengalihan tanaman obat segar menjadi bahan baku irisan kering dan belum dengan variasi
jenis lainnya.
8.1. Validasi