Agroindustri farmasi Rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku berbasis jaringan pada agroindustri farmasi

Surabaya. 2. pendistribusian kepada pedagang antar pulau. 3. distribusi pasokan bagi pemenuhan ekspor. 4. distribusi pasokan untuk keperluan pedagang antara yang memiliki pesanan pabrik. 5. pasokan langsung menuju pabrik. 6. distribusi sedia galenik atas dasar pesanan. Pertimbangan pedagang dalam menentukan harga jual kepada pembeli berikutnya akan ditinjau dari pegerakkan harga tanaman obat. Resiko yang ditanggung pedagang yang menempati urutan pertama adalah harga diikuti kerusakan dalam penyimpanan. Apabila pedagang pengumpul berkeinginan menarik petani sebagai sumber pemasok berjangka panjang maka nilai utama adalah : 1. kemampuan pasokan, 2. kestabilan kualitas, 3. pemenuhan jadwal kirim. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, kaum perempuan lebih mengambil peran sebagai negosiator dalam melakukan transaksi, pengecekan kualitas dan menentukan keputusan membeli atau menjual. Adapun tenaga lelaki berperan besar dalam hal pencarian sumber pasokan, pengelolaan bahan baku dan pendistribusian ke lokasi penyimpanan pembeli.

5.6. Agroindustri farmasi

Agroindustri farmasi penghasil fitofarmaka mempersyaratkan kandungan zat aktif standar sesuai dengan persyaratan dosis. Karenanya, industri melakukan pemetaan kandungan zat khasiat aktif optimal dari daerah sumber pasokan. Namun rendahnya kemampuan pasokan bahan baku petani dan kestabilan kualitas menambah kesulitan pemrosesan di tingkat pabrikan. Industri lebih memilih membeli dari pedagang dengan alasan keamanan, kepercayaan, bahan baku sudah terklasifikasi, dan dikemas. pengiriman dimana jumlah tersebut kurang memungkinkan dipenuhi oleh petani. Petani mampu memasok bahan baku ke industri apabila bergabung dalam satu kelompok. Pemasok baru yang belum tercatat di dalam daftar rekanan pemasok harus memasukkan sampel terlebih dulu dan apabila diterima baru kemudian diterbitkan surat pemesanan. Beberapa responden pengumpul menyatakan tidak mudah untuk diterima sebagai rekanan karena harus memenuhi persyaratan yang ketat mencakup kemampuan pasok, kontinuitas pasokan, kestabilan kualitas dan kualitas serta kemampuan pengelolaan. Prosedur pembelian oleh agroindustri farmasi dimulai dari tahapan : 1 penerimaan sampel, 2 penetapan pesanan pembelian disertai ketetapan jadwal pengiriman, 3 penyerahan barang, 4 pemeriksaan kualitas, 5 pembayaran. Prosedur pembelian demikian dipandang oleh petani terlalu birokratis dan menyita waktu. Cara pembayaran yang dilakukan industri kurang fleksibel dibandingkan pedagang pengumpul dimana pembayaran ditetapkan tiga minggu hingga dua bulan kemudian. Berbeda dengan pembelian bahan baku oleh pedagang pengumpul yang dilakukan secara tunai. Bahkan terhadap petani yang sudah sangat dikenal, pedagang pengumpul dapat saja bertindak meminjamkan dana bilamana terdapat kebutuhan mendesak yang dianggap sebagai pembayaran dimuka. Hubungan industri dengan pemasok memiliki pola : a industri – pedagang pengumpul, b industri – kelompok petani, dan c industri - lembaga perantara Berdasarkan informasi responden pola hubungan industri dan pedagang pengumpul paling banyak ditemui. Pembelian langsung kepada petani terutama dilakukan melalui kelompok petani terutama hasil pembinaan atau melalui lembaga perantara yang menjalin hubungan dengan petani. Lembaga dimaksud seperti balai penelitian sebagaimana dilakukan kerjasama oleh BPTO Tawangmangu. dalam pengadaan bahan baku dan hubungan dengan pemasok berdasarkan hasil wawancara responden sebagaimana dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Aspek pengadaan bahan baku industri No Aspek Deskripsi 1 Harga Ditetapkan berdasar harga yang berlaku di pasar. Industri akan membandingkan posisi pasokan dan permintaan untuk perkiraan tahun mendatang 2 Sediaan stock Diputuskan berdasarkan rencana pemasaran, rencana produksi tahun mendatang, posisi stock tersedia, dan ketersediaan pasokan 3 Seleksi pemasok Ditinjau dari hasil sampel yang dikirimkan, kemampuan pasokan, kesediaan memenuhi persyaratan dan dalam bentuk terbatas dilakukan tinjauan lokasi permrosesan. 4 Pembelian Pembelian terbatas dalam jangka pendek, setelah persyaratan dipenuhi. Hubungan lebih lama didasarkan pada kinerja pemasok. 5 Pembayaran Ditentukan dari keseluruhan hasil pemeriksaan kualitas pasokan baik pemerian maupun uji laboratorium, dan bilamana administrasi telah selesai. 6 Pengiriman dan penerimaan Terhadap pemasok baru, melalui pengiriman sampel dan pasokan dalam skala percobaan dengan pemeriksaan lengkap. 7 Kerjasama Dijalin sebagai bagian dari hubungan pemasok, khususnya terhadap pemasok yang telah berhubungan lama. Pembinaan ditujukan pada penanganan pascapanen. Masyarakat peminum jamu berdasarkan wawancara responden ahli dari industri, umumnya berasal dari segmen bawah yang peka terhadap harga. Harga jamu di beberapa gerai penjualan berdasarkan pengumpulan data bulan Desember 2004, berkisar antara Rp 700 – Rp 1.000,- per sachet ukuran 7 gram dengan kandungan lima hingga delapan jenis tanaman obat. untuk tujuan yang sama. Sebagai contoh, jamu sehat lelaki akan mengandung tanaman obat yang berbeda antar satu industri dengan industri lainnya sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Kandungan tanaman obat pada jamu No Keterangan Jenis Jamu Curcuma. xanthoriza Curcuma domestica Zingiber officinale Zingiber aromatica Zingiber purpurei Languatis rizhoma Kampferia rizhoma Temulawak Kunyit Jahe Lempuyang Bengle Lengkuas Kencur 1 Jerawat Nirmalasari AM x x x 2 Encok AM x x x 3 Benkwat AM x x 4 Kuat Majun AM x x x x 5 Sehat lelaki AM x x x x 6 Jaket Jampur sari AM x x x x x x x 7 Sesak Napas AM x x 8 Sanggageni AM x x 9 Sehat P erempuan AM x x x x 10 Tujuh Angin AM x x 11 RaLinu AM x x x 12 Seger AM x x x x 13 Pegal Linu SM x x x x 14 Sehat wanita SM x x 15 Galian Sehat NM x AM = Air Mancur SM = Sidomuncul NM = Nyonya Meneer

5.7. Identifikasi Resiko