Analytical Hierarchy Process AHP

Variabel sektor ini umumnya tidak berkaitan dengan sistem atau mungkin mempunyai hubungan sedikit, meskipun hubungan tersebut bisa saja kuat. Sektor 2 Weak Driver –Strongly Dependent Variable Dependent. Umumnya variabel bersifat tidak bebas. Sektor 3 Strong Driver – Strongly Dependent Variable Linkage. Variabel sektor ini harus dikaji secara hati–hati, sebab hubungan antar variabel tidak stabil. Setiap tindakan pada variabel tersebut akan memberikan dampak terhadap lainnya. Sektor 4 Strong Driver – Weak Dependent Variable Independent . Merupakan variabel bebas, sebagai sisa dari sistem. Pengolahan pendapat responden dilakukan menggunakan alat bantu program ISM terbagai atas daftar pakar, analisis pakar, survei, hasil survei, dan resume survei dengan penjelasan sebagai berikut : 1 menu daftar pakar, berisi identifikasi responden yang akan memberikan pendapat, 2 menu analisis pakar, untuk menjabarkan sub elemen dari setiap elemen yang akan dikaji, 3 menu survei, menampung pendapat pakar 4 hasil survei, menampilkan struktur hirarki pendapat dan dependence – driver power . Analisis elemen ISM meliputi : tujuan, perubahan yang diinginkan, kendala program, dan aktivitas program.

3.3. Analytical Hierarchy Process AHP

Kehidupan yang semakin kompleks dengan berbagai interaksi dan saling ketergantungan di antara berbagai faktor memerlukan pendekatan yang dapat mewakili situasi tersebut. Cara memandang masalah dalam suatu kerangka teroganisir tetapi kompleks, memungkinkan adanya interaksi dan saling ketergantungan antar faktor. memecahkan situasi kompleks dan tidak berstruktur tersebut ke dalam komponen-komponen yang tersusun secara hirarki, baik struktural maupun fungsional. AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, untuk aneka ragam persoalan tak berstuktur, memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. Proses sistemik AHP memungkinkan pengambil keputusan mempelajari interaksi dari komponen-komponen yang telah disusun dalam hirarki secara simultan. Keharusan untuk memberikan nilai numerik pada setiap variabel masalah akan membantu pengambil keputusan mempertahankan pola pikir yang kohesif dan mencapai suatu kesimpulan. Sistem yang kompleks dapat mudah dipahami bilamana dipecah menjadi berbagai elemen dan elemen tersebut disusun secara hirakis. Hirarki melibatkan pengindentifikasian elemen suatu persoalan, pengelompokan elemen-elemen ke dalam kumpulan yang homogen dan menata kumpulan pada tingkat yang berbeda. Terdapat dua macam hirarki, struktural dan fungsional. Pada hirarki struktural, sistem yang kompleks disusun ke dalam komponen pokoknya dengan urutan menurun menurut sifat struktural. Sedangkan hirarki fungsional menguraikan sistem yang kompleks menjadi elemen – elemen pokok menurut hubungan esensial. Penyusunan secara hirarkis AHP mencerminkan pemilahan elemen sistem dalam beberapa tingkat yang berlainan dan pengelompokan unsur serupa pada setiap tingkat. Setiap perangkat elemen dalam hirarki fungsional menduduki satu tingkat hirarki. Tingkat puncak yang disebut fokus, hanya terdiri atas satu elemen yaitu sasaran keseluruhan yang sifatnya luas. Pada tingkat berikutnya masing – masing dapat memiliki beberapa elemen, meskipun jumlahnya biasanya kecil antara lima dan sembilan. Elemen-elemen dari suatu tingkat akan dibandingkan satu dengan lainnya terhadap kriteria yang berada di tingkat atas, sehingga elemen- elemen pada setiap tingkat harus dari derajat besaran yang sama. Selain memutuskan apakah faktor mempunyai pengaruh yang sama terhadap hasil atau apakah sebagian boleh diabaikan. Unit dasar analisis adalah perbandingan berpasangan dengan hubungan a ji =1a ij. Bilamana matriks menunjukkan a ij = 5 berarti aktivitas i penting dan sangat penting dibandingkan dengan aktivitas j. Ancangan dalam menyusun hirarki tergantung pada jenis keputusan yang perlu diambil. Jika persoalannya memilih alternatif, dapat dimulai dari tingkat dasar dengan menderetkan semua alternatif. Tingkat berikutnya harus terdiri atas kriteria untuk mempertimbangkan alternatif tersebut dan tingkat puncak terdiri atas satu elemen saja yakni fokus tujuan menyeluruh. Selain itu, AHP juga memberi peluang menguji konsistensi penilai. Bilamana terjadi penyimpangan terlalu jauh, maka penilaian perlu diperbaiki atau hirarki distruktur ulang Marimin, 2004. Skala banding berpasangan menurut Saaty dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7. Skala Banding Berpasangan pada AHP Intensitas Definisi Keterangan 1 Kedua elemen sama penting Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat tersebut 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit mendukung satu elemen atas lainnya 5 Elemen yang satu penting atau sangat penting dibanding elemen lain Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat mendukung satu elemen atas elemen lainnya. 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya Satu elemen dengan kuat didukung, dan terlihat dominan pada praktek. 9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen yang satu atas lainnya memiliki tingkat penegasan atau yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan. Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan. Kebalikan : Jika aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Menurut Saaty 1993, terlebih dahulu dilakukan identifikasi dari pihak – pihak yang berkonflik, sasaran dan keingingan masing-masing pihak, solusi yang diharapkan, asumsi cara yang diinginkan oleh masing-masing pihak terutma dalam pandangannya terhadap pentingnya sasaran dan hasil. Namun, pemecahan masalah konflik dan pencarian informasi dari berbagai pihak yang terlibat resiko memungkinkan terjadinya bias dalam memahami situasi. Tabtabai dan Thomas 2004, menyatakan perlunya terlebih dahulu memformulasikan masalah keputusan pada struktur hirarki. Setelah hirarki dibangun, maka mulai memprioritaskan prosedur untuk menetapkan kepentingan relatif dari elemen dalam masing-masing tingkat hirarki. Contoh tingkat hirarki AHP dapat dilihat sebagaimana gambar 5. Tingkat I FOKUS FOKUS Tingkat 2 SKENARIO SKENARIO 1 SKENARIO 2 SKENARIO 3 Tingkat 3 FAKTOR FAKTOR 1 FAKTOR 2 FAKTOR 3 FAKTOR 4 FAKTOR 5 Tingkat 4 ALTERNATIF ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3 ALTERNATIF 4 Elemen setiap tingkat diatur dalam kelompok yang homogen dan dibandingkan dengan perhatian terhadap kepentingan dalam membuat keputusan yang penuh pertimbangan. Perbandingan dari dua elemen mana yang lebih penting dengan memperhatikan with respect to kriteria pada Gambar 5. Struktur hirarki AHP. diterjemahkan dalam angka absolut 1, 3, 5, 7 dan 9 dengan 2, 4, 6 dan 8 sebagai nilai tengah antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan. Perbandingan rating untuk masing-masing tingkat dimulai dari atas hirarki ke bawah. Ketika membandingkan elemen A dengan B, apabila A lebih penting maka angkat tertinggi diterakan, kemudian B menjadi angka sebaliknya. Menurut Saaty, menjadi penting untuk mengetahui konsistensi penetapan keputusan para pengambil keputusan. Mencapai tingkat konsistensi sempurna memang sulit, tetapi sebaliknya konsistensi yang rendah juga akan merefleksikan pertimbangan yang tidak fokus. Konsistensi ini menjadi penting guna memperoleh hasil yang sahih pada dunia nyata. Rasio konsistensi menjadi parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan telah dilakukan konsekuen. Rasio konsistensi CR diperoleh dengan pembagian indeks konsistensi dibagi indeks random atau CR = CI RI. Nilai CR seharusnya tidak lebih dari 0,10.

3.4. Analytical Network Process ANP