5.1. Bahan Baku Tanaman Obat
Agroindustri farmasi terutama yang menghasilkan produk fitofarmaka membutuhkan bahan baku sesuai standar formulasi agar memberikan efek
khasiat. Proses seleksi bahan baku agroindustri farmasi penghasil produk fitofarmaka dilakukan melalui tahapan :
1. menetapkan kandungan zat aktif berkhasiat positif dari tanaman obat obyek.
2. memetakan sumber pasok bahan baku yang memiliki kandungan khasiat aktif optimal.
3. mengecek fluktuasi kandungan berkhasiat di setiap musim dengan memperhitungkan kemampuan mereproduksi zat aktif gabungan.
4. membuat penanda berupa isolate yang mengandung kandungan utama. Pemeriksaan kesesuaian dan kemurnian, tingkat kekeringan, kadar
cemaran kutu dan zat asing serta tingkat kebaruan bahan baku merupakan pemeriksaan awal, sebelum dilakukan analisis kandungan senyawa metabolit
sekunder. Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder yang dilakukan secara rutin, menghasilkan data kondisi bahan baku dari berbagai daerah sumber
pasok. Melalui data dimaksud diperoleh perbandingan kinerja bahan baku antara daerah satu dan lainnya.
Perbedaan kandungan metabolit sekunder khususnya agroindustri farmasi penghasil fitofarmaka, akan memerlukan perhitungan reprodusibilitas
zat aktif gabungan. Kondisi ini memerlukan tindakan koreksi pada proses ekstraksi, yang berdampak pada biaya produksi. Kandungan senyawa
metabolit sekunder yang tidak sesuai dengan penanda, mendorong industri melakukan peninjauan kembali pemesanan dari pemasok dan mengambil
keputusan atas penetapan asal daerah sumber pasokan. Selain persyaratan dasar, kadangkala industri juga menetapkan kriteria
tambahan pasokan bahan baku seperti : standar usia tanam, waktu panen dan ketinggian daerah tanam. Alasannya adalah, metabolit sekunder akan berbeda
menurut cara bagaimana tanaman obat ditanam dan cara pemanenan. Namun,
sedikit diperlonggar. Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder dilakukan di laboratorium pengawasan kualitas untuk setiap kedatangan bahan baku,
dirujuk pada sampel yang telah dikirimkan sebelumnya. Cara pengambilan sampel disesuaikan dengan ketentuan Material Medika Indonesia. Hasil
pemeriksaan tersebut kemudian dipakai sebagai penilaian kinerja pemasok. Bahan baku tanaman obat yang diterima melalui tahapan persiapan
sebelum dipergunakan sebagai bahan baku ramuan. Salah satu bentuk standar proses yang dilakukan di Air Mancur antara lain :
1. Sortasi untuk memisahkan bahan dari cemaran pasir dan kotoran lain dengan cara hembusan dan pengayakan.
2. Penggorengan tanpa minyak agar dihasilkan aroma yang diinginkan atau mempermudah bahan baku dikupas dari kulitnya.
3. Vaporasi dilakukan, khusus terhadap bahan yang mempunyai angka cemaran kuman tinggi. Vaporasi, biasanya dilakukan untuk bahan baku
jenis daun-daunan. 4. Pengeringan bahan baku dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari langsung atau pengeringan menggunakan oven. Bahan baku kemudian dikemas setelah diangin-anginkan terlebih dulu.
5. Pengecilan dimensi untuk mempermudah proses standarisasi, mengingat bahan baku yang berasal dari daerah berbeda mempunyai kadar zat
berkhasiat yang berbeda pula. 6. Bahan baku yang tidak langsung mengalami pemrosesan, akan disimpan
dalam kemasan yang terbuat dari plastik polipropilena, tidak beracun, tidak bereaksi dengan isi, dan melindungi bahan baku dari cemaran
mikroba.
Mancur dapat dilihat pada halaman berikut ini :
Pemasok Bahan
baku
Sortasi Quality
specification Gudang
simpan
Penggorengan Pencucian
Penguapan Pengeringan
hembus
Standarisasi Pengecilan dimensi
Quality specification
Bahan baku ruah
Formulasi Produk
antara
5.2. Kondisi Usaha Tani a. Sumber pasokan