PENDAHULUAN 1.1 Analisis kepuasan mitra pembiayaan koperasi baitul maal wat tamwil tadbiirul ummah

I. PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Perkembangan bank syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1992. Pendirian jaringan kantor sebuah bank syariah dalam upaya pemerataannya membutuhkan investasi yang besar. Solusinya, perlu digalang kemitraan antara bank umum syariah dengan Lembaga Keuangan Mikro LKM. Perkembangan LKM di Indonesia maupun di luar negeri tampak pesat belakangan ini. Salah satu LKM yang pesat berkembang di Indonesia adalah Baitul Maal wat-Tamwil BMT yang menjalankan prinsip syariah Islam. Sebagai Lembaga Keuangan Mikro, BMT mempunyai peranan strategis dalam pengembangan usaha kecil yang tersebar di masyarakat kelas bawah. Perkembangan BMT dalam jumlah unit telah mencatat hasil yang cukup mengesankan, mulai dari hanya satu BMT di tahun 1992 Arifin, 1999 sampai tahun 2000 berjumlah 2938 unit yang lokasinya tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Pada tahun 2001, pertumbuhan BMT mengalami kenaikan rata-rata sebesar 3,7 persen atau jumlahnya menjadi 3017 unit Lampiran 1. Dengan adanya Baitul Maal wat-Tamwil BMT yang berpihak kepada pengusaha kecil dan menengah termasuk juga sektor pertanian, tentu memberikan dampak positif bagi para pengusaha kecil tersebut. Sistem bagi hasil yang ditawarkannya mengakibatkan para pengusaha kecil menjadi leluasa bergerak karena tidak terbebani akan adanya bunga yang terus bertambah. Baitul Maal wat-Tamwil pada awal pendiriannya tidak memiliki badan hukum resmi. BMT berkembang sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat KSM atau kelompok simpan pinjam. Namun dalam perkembangan selanjutnya, BMT memperoleh legalitas dengan badan hukum berbentuk Koperasi Serba Usaha KSU atau Koperasi Simpan Pinjam KSP mengingat BMT berkembang dari kelompok swadaya masyarakat. Selain itu, dengan berbentuk koperasi, BMT dapat berkembang ke sektor usaha seperti keuangan atau sektor riil. Bentuk ini juga diharapkan dapat memenuhi tujuan memberdayakan masyarakat luas, sehingga kepemilikan kolektif BMT seperti halnya konsep koperasi akan lebih mengenai sasaran Widodo et al., 1999. Koperasi Baitul Maal wat Tamwil KBMT memiliki persamaan dengan BMT dalam landasan operasional yang berlandaskan syariah Islam. Namun, memiliki perbedaan bentuk pengorganisasian dimana KBMT berbentuk koperasi. Perbedaan-perbedaan lainnya antara BMT sebagai KSM, KBMT sebagai koperasi syariah dan koperasi konvensional dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbedaan operasional antara BMT, KBMT dan Koperasi Konvensional Keterangan BMT KBMT Koperasi Konvensional Orientasi Laba dan sosial Laba dan sosial Laba Bentuk Usaha Kelompok Swadaya Masyarakat Koperasi Koperasi Landasan Operasional Syariah Islam Syariah Islam dan Peraturan Perundangan Peraturan Perundangan Kepemilikan Perorangan Kolektif Kolektif Operasional Pembiayaan Bagi hasil Bagi Hasil Sistem bunga Sumber Laba Sistem bagi hasilmark up sewa Sistem bagi hasilmark upsewa berbentuk SHU Sisa Hasil Usaha SHU Pelayanan Proaktif ke lapangan dengan sistem “jemput bola” Proaktif ke lapangan dengan sistem “jemput bola” Pasif, sebatas dikantor Permodalan Tabungan dan dana ZIS Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela, ZIS Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela Anggota Dibedakan antara anggota pendiri dan anggota biasa Tidak membedakan status anggota Tidak membedakan status anggota Sumber : Widodo et al. 1999 Pada akhir tahun 2005, tercatat jumlah mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah yang masih aktif yaitu sebanyak 565 orang. Namun selama tiga bulan kedepan mengalami penurunan, jumlah mitra pembiayaan yang ada menjadi 370 orang. Sementara pada akhir tahun 2005 tersebut, KBMT Tadbiirul Ummah sedang mendapatkan bantuan dana yang harus digulirkandisalurkan kepada masyarakat atau pengusaha kecil untuk lingkup wilayah kabupaten Bogor. Dimana dana bantuan tersebut harus habis digulirkan kepada masyarakat. Dana tersebut berasal dari program pemerintah dan swasta, antara lain Program P2KER, Program BBM, Program DBS dan Program Janda. Untuk itu, KBMT Tadbiirul Ummah perlu meningkatkan jumlah mitra pembiayaan. Salah satu caranya yaitu dengan menganalisis tingkat kepuasan mitra pembiayaan. Dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan pelanggan. Perusahaan harus memahami hal-hal yang dianggap penting dan menjadi harapan pelanggannya. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan upaya-upaya mendengarkan suara pelanggan listening to the voice of customer. Suara pelanggan menjadi sangat penting dalam menentukan mutu pelayanan, karena yang menentukan baik tidaknya mutu pelayanan bukan produsen, tetapi konsumen. Dalam hal ini, Koperasi Baitul Maal wat Tamwil Tadbiirul Ummah sebagai salah satu bentuk perusahaan harus memperhatikan hal-hal tersebut. Kepuasan pelanggan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, tetapi dapat dirasakan dan diukur. Menurut Irawan 2003, pengukuran kepuasan pelanggan mutlak diperlukan untuk dua hal. Pertama, agar perusahaan tidak membuang uang percuma. Tanpa pengukuran, perusahaan tidak akan mampu untuk menentukan prioritas perbaikan kualitas produk atau pelayanan yang diharapkan pelanggannya. Kedua, agar perusahaan dapat menggalang komitmen dari semua lapisan karyawan untuk terlibat dalam peningkatan kepuasan pelanggan. Mengukur kepuasan pelanggan merupakan suatu hal penting yang dilakukan oleh perusahaan, akan diketahui apakah ada kesenjangan antara mutu pelayanan yang diharapkan dengan mutu yang diterima oleh pelanggan. Dalam hal ini, pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan untuk mencari masukan bagi perbaikan kinerja perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Atribut-atribut pelayanan apa saja yang mempengaruhi kepuasan mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah? 2. Bagaimana tingkat kepuasan mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah? 3. Alternatif kinerja apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi atribut-atribut pelayanan yang mempengaruhi kepuasan mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah. 2. Menganalisis tingkat kepuasan mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah. 3. Menghasilkan alternatif kinerja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengalaman dan melatih penulis dalam melakukan riset bidang pemasaran khususnya perilaku konsumen. 2. Sebagai bahan masukan, evaluasi dan pertimbangan bagi pihak manajemen KBMT Tadbiirul Ummah mengenai kepuasan mitra pembiayaannya terhadap jasa yang ditawarkan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian adalah atribut-atribut pelayanan yang ada di KBMT Tadbiirul Ummah Kecamatan Dramaga Bogor. Alasan pemilihan objek adalah mengingat bahwa hal utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah pelayanan. Pengambilan sampel terbatas pada mitra pembiayaan yang bermukim di wilayah Bogor.

II. TINJAUAN PUSTAKA