dalam kelompok. Dengan latihan ini siswa dapat memahami dan bercerita sesuai dengan cerita yang diperoleh. Namun, masih ada beberapa siswa yang malu-malu dan
grogi saat bercerita dalam kelompok kecil sehingga tidak dapat bercerita dengan baik.
4.1.1.3.2 Hasil Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran pada siklus I, yaitu pada saat istirahat. Sasaran wawancara difokuskan pada enam siswa, yaitu
dengan dua siswa yang mendapatkan nilai terendah, dua siswa dengan nilai sedang atau cukup, dan dua siswa dengan siswa yang mempunyai nilai terendah pada hasil
tes bercerita. Wawancara ini mencakup enam pertanyaan , yaitu: 1 perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran bercerita; 2 penyebab kesulitan siswa dalam
bercerita; 3 perasaan siswa ketika tampil bercerita menggunakan teknik cerita berangkai dengan media wayang golek; 4 hambatan kesulitan yang dialami siswa
ketika bercerita menggunakan teknik cerita berangkai dengan media wayang golek; 5 Pendapat siswa tentang pembelajaran bercerita menggunakan teknik cerita
berangkai dengan media wayang golek. Sebelum memulai wawancara peneliti menjelaskan tujuan wawancara kepada
siswa yang diwawancarai. Tujuan wawancara yaitu untuk mengetahui kesulitan atau hambatan dan kemudahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bercerita melalui
teknik cerita berangkai dengan media wayang golek.
Siswa yang diwawancarai adalah Dimas Ananda Putra dan Inayah Aprilia Hidayatunnufus dengan nilai tertinggi yaitu 72, Alma Anggita Deviyani dan Dimas
Tegar Aldian Yudhantara dengan nilai sedang yaitu 64, Isna Inayatin Nida dan Nur Alam Pansapa dengan nilai terendah yaitu 56.
Berdasarkan hasil wawancara seluruh siswa menyatakan senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Mereka merasa senang karena mereka
mendapat pengalaman baru dalam bercerita. mereka juga sangat antusias mengikuti pembelajaran.
Siswa yang memperoleh nilai tertinggi menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam bercerita, begitupun dengan siswa yang memperoleh nilai sedang. Kesulitan
saat bercerita dialami oleh siswa yang mempunyai nilai terendah. Kesulitan yang dialami oleh siswa yang memperoleh nilai terendah disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah kurangnya waktu untuk berlatih, kurang menguasai isi cerita, dan ada yang masih grogi bercerita di depan kelas.
Semua siswa yang diwawancarai merasa senang dengan teknik dan media yang digunakan peneliti. Peneliti menggunakan teknik cerita berangkai dengan media
wayang golek dapat memudahkan mereka untuk bercerita. bercerita dengan wayang golek merupakan hal pertama bagi mereka sehingga mereka sangat senang mendapat
pengalaman baru dalam bercerita. media wayang golek dapat membantu mereka untu mengekspresikan cerita yang diceritakan. Bercerita bersama-sama dengan teman
sekelompok dapat menjadikan mereka percaya diri dan tidak takut untuk bercerita, karena mereka tidak bercerita sendiri, melainkan dengan teman sekelompoknya.
Kesulitan yang dialami siswa ketika bercerita adalah dalam memperagakan wayang golek tersebut. Beberapa siswa menyatakan mengalami kesulitan ketika
memperagakan wayang golek tersebut. Hal ini disebabkan karena wayang golek merupakan hal baru bagi mereka, dan mereka baru pertama kali memperagakan
wayang golek. Menurut siswa teknik cerita berangkai dan media wayang golek dapat
memudahkan mereka untuk bercerita. mereka dapat lebih percaya diri untuk bercerita, dan mereka dapat mengekspresikan cerita tersebut melalui gerak wayang
golek. Selain itu, dengan menggunakan media wayang golek juga dapat melestarikan budaya Indonesia.
4.1.1.3.3 Hasil Jurnal