Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa menyatakan senang dengan pembelajaran bercerita melalui teknik cerita berangkai dengan media
wayang golek. Mereka sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Media wayang golek memudahkan mereka untuk bercerita karena mereka dapat
memperagakan wayang golek sesuai dengan cerita.
4.1.1.3.4 Hasil Dokumentasi
Dokumentasi foto digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Pada siklus I ini, dokumentasi yang diambil adalah
aktivitas siswa mendengarkan penjelasan guru, ketika siswa berdiskusi dalam kelompok, ketika siswa berlatih bercerita menggunakan media wayang golek, dan
ketika siswa bercerita dengan cerita berangkai dan media wayang golek. Deskripsi gambar pada siklus I selengkapnya adalah sebagai berikut ini.
Gambar 2 Aktivitas Siswa ketika Mendengarkan Penjelasan Guru
Gambar di atas, menunjukkan kegiatan awal pembelajaran yaitu guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Kemudian, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan hari itu. Gambar 2 di atas menunjukkan kegiatan siswa ketika
mendengarkan penjelasan dari guru yaitu langkah-langkah dalam bercerita, penjelasan mengenai pembelajaran bercerita melalui teknik cerita berangkai dengan
media wayang golek, dan aspek-aspek yang harus diperhatikan ketika bercerita.
Gambar 3 Aktivitas Siswa ketika Berkelompok
Gambar 3 di atas, menunjukkan aktivitas siswa saat berkelompok. Setelah siswa mendengarkan materi yang diberikan oleh guru, siswa berkelompok dan
mempelajari cerita yang didapat. Siswa menentukan pokok-pokok cerita terlebih dahulu untuk memudahkan mereka dalam memahami cerita tersebut. Terlihat di atas
peneliti sedang mengamati kelompok ketika berdiskusi.
Gambar 4 Aktivitas Siswa ketika Bercerita secara berangkai dengan media wayang golek.
Gambar 4 di atas, memperlihatkan aktivitas siswa saat bercerita di depan kelas. Setelah semua siswa berlatih bercerita di dalam kelompok, kemudian satu
kelompok maju untuk bercerita. mereka bergantian dalam bercerita, yaitu dengan melanjutkan cerita yang disampaikan oleh temannya. Begitu seterusnya sampai
ceritanya selesai. Terlihat mereka menggunakan wayang golek sebagai alat peraga dalam bercerita. pada saat ada kelompok yang maju untuk bercerita, kelompok lain
memperhatikan dengan seksama dan memberikan komentar terhadap siswa yang maju
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Pada awal pembelajaran siswa terlihat antusias sekali mengikuti pembelajaran. Siswa juga menyimak materi yang diajarkan oleh peneliti. Ketika
berkelompok siswa mempelajari cerita yang diperoleh dan berlatih bercerita secara berangkai dengan media wayang golek. Setelah berlatih, satu kelompok maju di
depan kelas dan bercerita secara bergantian dengan menggunakan media wayang golek, kemudian peneliti menilai kompetensi bercerita siswa. Berdasarkan hasil
pembelajaran bercerita melalui teknik cerita berangkai dengan media wayang golek pada siklus I dapat diketahui bahwa teknik dan media yang digunakan peneliti disukai
oleh siswa. Hal ini dapat terlihat pada minat dan antusias siswa saat mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan tes kompetensi bercerita siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kompetensi bercerita siswa kelas VII-I SMP N 3 Kudus adalah 60,96. Nilai
tersebut masuk dalam kategori cukup. Hasil tersebut perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai nilai rata-rata 70-79 dengan kategori baik.
Nilai yang paling rendah adalah pada aspek sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku. Rendahnya nilai pada aspek tersebut disebabkan siswa lebih fokus untuk
menghafal cerita daripada untuk berlatih bercerita dengan menggunakan media wayang golek sehingga siswa masih terlihat kaku dalam bercerita. permasalahan ini
dapat diatasi dengan cara membagi waktu siswa antara menghafal cerita dengan