keterampilannya dalam menggunakan kekuatan kata-kata. Di samping itu, pencerita juga harus mendukukung penampilannya dengan keahlian berekspresi. Dengan
demikian, bercerita erat kaitannnya dengan aktifitas bersifat seni. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah
suatu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi. Dengan bercerita, seseorang dapat mengungkapkan perasaan sesuai dengan yang dialami,
dilihat, dibaca ataupun didengar. Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, suatu kejadian, atau ekspresi perasaan
secara lisan.
2.2.3.2 Manfaat Bercerita
Keterampilan bercerita tidak bisa dipisahkan dengan pembelajaran berbicara. Pembelajaran keterampilan bercerita berkaitan dengan pembinaan kemampuan
menggunakan bahasa secara lisan. Keterampilan bercerita adalah salah satu jenis
keterampilan yang penting untuk melatih komunikasi.
Agus 2009 : 52-57 menjelaskan bahwa manfaat kegiatan bercerita ada lima, yaitu mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir abstrak
anak, menjalin interaksi, melatih kecerdasan emosi dan kepekaan sosial, meningkatkan serta menunjang perkembangan moral, dan menanamkan motivasi dan
proses identifikasi yang positif. Kelima manfaat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
Manfaat kegiatan bercerita yang pertama, yaitu mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan berpikir abstrak anak. Musfiroh 2008: 83 berpendapat
bahwa anak-anak membutuhkan penyaluran imajinasi dan fantasi tentang berbagai hal yang selalu muncul dalam pikiran anak. Imajinasi anak membutuhkan penyaluran,
salah satu tempat yang tepat adalah cerita. Manfaat kedua adalah menjalin interaksi yang akrab antara anak dan orang
tua. Dengan bercerita anak akan bisa dan terbiasa serta berani mengungkapkan pendapatnya. Sementara itu, orang tua akan lebih dapat memahami apa saja yang
dipikirkan atau yang diiinginkan anak. Melalui keguatan bercerita dapat meningkatkan interaksi dengan anak dan menjadikan suasana menjadi lebih akrab
Agus 2009: 54. Manfaat ketiga kegiatan bercerita adalah untuk mengasah kecerdasan emosi
dan kepekaan sosial. Agus 2009: 55 berpendapat bahwa melalui cerita, emosi anak seolah-olah dipermainkan. Rasa sedih, takut, cemas, simpati, empati, dan berbagai
jenis perasaan yang lain dibangkitkan. Hal ini akan berdampak positif untuk mengasah anak mengelola perasaannya, yaitu untuk tidak selalu larut dalam satu
perasaan saja secara berlebihan. Manfaat yang keempat adalah meningkatkan serta menunjang perkembangan
moral. Musfiroh 2008: 81 berpendapat bahwa cerita mendorong perkembangan
moral pada anak karena beberapa sebab. Pertama, mengahadapkan anak pada situasi yang sedapat mungkin mirip dengan yang dihadapi anak dalam kehidupan. Kedua,
cerita dapat memancing ank menganilisis sesuatu. Ketiga, cerita mendorong anak untuk menelaah perasaannya sendiri. Keempat, cerita mengembangkan rasa
konsiderasi Manfaat yang kelima dari kegiatan bercerita yaitu menanamkan motivasi dan
proses identifikasi yang positif. Melalui aktivitas bercerita atau membacakan buku cerita kepada anak, akan tercipta suatu perubahan. Anak-anak dapat meniru
keteladanan dari cerita-cerita yang disampaikan. Oleh karena itu, penokohan dalam sebuah cerita sangatlah diperlukan unutuk menanamkan motifasi berprestasi dalam
berbuat baik Agus 2009: 57. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita sangat bermanfaat.
Bercerita dapat memperkaya pengetahuan anak dan dapat melatih keberanian anak untuk berbicara. Bercerita juga dapat merangsang pembentukan pribadi yang positif
bagi anak.
2.2.3.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bercerita