Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional yang merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang. Bahasa sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki tujuan pembelajaran, yaitu agar siswa atau pembelajar mampu berkomunikasi, berinteraksi dan mengeluarkan gagasan kepada orang lain. Dalam hal ini, keluaran yang akan dicapai adalah terciptanya pembelajaran yang mampu melakukan tindak berbahasa dengan baik. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat aspek, yaitu: 1 keterampilan menyimak atau mendengarkan, 2 keterampilan berbicara, 3 keterampilan membaca, dan 4 keterampilan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan yang lain dengan cara yang berbeda. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal Dawson dalam Tarigan 1983:1. Salah satu aspek keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah yaitu berbicara. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Kemampuan berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologi, neurologis, semantik, dan sosiolinguistik sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling menggambarkan kontrol sosial. Salah satu bentuk dari keterampilan berbicara adalah keterampilan bercerita. Keterampilan bercerita dapat menumbuhkan kreativitas dan imajinasi siswa. Kreativitas siswa juga perlu dipupuk terus. Kreativitas yang dimiliki seseorang sebenarnya berasal dari imajinasi, sebagai kumpulan dari ide-ide mereka. Imajinasi dapat membuat mereka menjadi kreatif. Bercerita juga dapat menciptakan komunikasi sehingga dapat mempererat hubungan antara pencerita dengan pendengar. Oleh sebab itu, keterampilan bercerita sangat penting dalam pembelajaran di sekolah. Kompetensi dasar KD bercerita dengan alat peraga, materi kelas VII Semester 1, tentunya berdasar pada pengertian keterampilan bercerita yaitu menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, suatu kejadian, atau ekspresi perasaan secara lisan. Kemampuan bercerita dengan menggunakan alat peraga dengan bahasa yang santun, pilihan kata menarik, serta dalam penyampaiannya yang lancar dapat menjadikan orang lain memahami isi cerita dan dapat menangkap makna yang terkandung dalam cerita tersebut. Bercerita berarti menolong orang lain melihat apa yang terkandung dalam suatu peristiwa. Bercerita adalah salah satu keterampilan yang sangat imajinatif dan komunikatif. Pembelajaran keterampilan bercerita bertujuan agar anak didik mampu mengemukakan gagasan secara lisan dengan jelas, urut, dan lengkap sesuai dengan isi cerita yang dikemukakan. Untuk melihat kemampuan bercerita siswa, peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 3 Kudus. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 3 Kudus menunjukkan bahwa kemampuan bercerita siswa rendah. Pembelajaran bercerita sama sekali belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini terbukti pada belum tercapainya indikator keberhasilan yang diharapkan. Penerapan teknik dan media pembelajaran menjadi kendala utama tercapainya pembelajaran bercerita yang diharapkan. Selain itu, siswa sangat jarang dilatih bercerita apalagi dengan media pembelajaran sehingga kemampuan siswa sangat kurang. Dalam kegiatan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Kudus, dalam pembelajaran bercerita jarang ada siswa yang berani bercerita di depan kelas tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Guru harus sedikit memaksa siswa agar mereka bersedia untuk bercerita di depan kelas. Begitupun dengan kegiatan bercerita hanya beberapa anak tertentu saja yang berani dan aktif dalam kegiatan bercerita. Kebanyakan dari mereka terbata-bata dalam bercerita dan terlihat tidak percaya diri karena mereka kurang menguasai materi yang diceritakan. Kendala tersebut perlu diatasi dengan melakukan variasi dalam pembelajaran. Teknik cerita berangkai dan media wayang golek diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa berani untuk bercerita di depan kelas.Bercerita dengan menggunakan teknik cerita berangkai menjadikan mereka tidak akan merasa canggung lagi ketika bercerita di depan kelas karena mereka bercerita secara bergantian dengan teman kelompoknya. Tiap anak bercerita dengan meneruskan cerita dari teman sekelompoknya. Media wayang golek berfungsi untuk membantu siswa memperoleh kemudahan ketika bercerita karena dengan bantuan wayang golek sebagai alat peraga, akan membuat siswa lebih antusias untuk bercerita. Dengan teknik cerita berangkai diharapkan siswa dapat belajar dengan situasi pembelajaran yang santai dan menyenangkan. Teknik cerita berangkai dapat mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang kooperatif tanpa membuat siswa jenuh karena dalam pembelajaran menggunakan teknik ini siswa seperti diajak bermain. Melalui teknik ini diharapkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap teknik bercerita yang baik, membimbing siswa untuk bekerja sistematis dan efektif. Wayang golek sebagai alat peraga diharapkan menjadikan siswa lebih antusias untuk bercerita dan dapat menghilangkan rasa takut saat bercerita. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dan memilih judul Peningkatan Keterampilan Bercerita Melalui Teknik Cerita Berangkai dengan Media Wayang Golek Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kudus. Penelitian ini diharapkan mampu untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam keterampilan bercerita siswa, sehingga keterampilan bercerita siswa dapat meningkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

11 21 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG GOLEK.

12 44 42

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA POWER POINT GAMBAR DENGAN TEKNIK CERITA BERANGKAI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DEMAK.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA POWER POINT GAMBAR DENGAN TEKNIK CERITA BERANGKAI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DEMAK.

0 0 136

(ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 189

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13