Observasi Refleksi Proses Tindakan Siklus II

secara bergantian, yaitu dengan melanjutkan cerita dari temannya dan begitu seterusnya; 12 Kelompok lain menilai hasil kerja kelompok yang maju; 13 Perwakilan kelompok memberikan komentar terhadap kelompok lain yang dinilai dan diberi penguatan oleh guru. 3 Penutup Tindakan selanjutnya guru bersama siswa melakukan refleksi pada proses pembelajaran pada siklus II.

3.1.2.3 Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses tindakan pada siklus II berlangsung. Observasi ini dilakukan sama dengan pada waktu siklus I. dalam pengamatan dicatat temuan-temuan akibat tindakan yang dilaksanakan. Hal-hal yang diamati pada siklus II adalah suasana kelas, aktivitas, keseriusan, kerja sama, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa pada saat pembelajaran berlangsung melalui pengamatan, diantaranya mengamati tingkah laku siswa, keaktifan siswa, interaksi kelompok dalam diskusi. Observasi dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi. Setelah pembelajaran berakhir kemudian peneliti memberikan jurnal. Jurnal meliputi jurnal siswa dan jurnal guru. Jurnal dilakukan untuk mengungkap segala hal yang dilakukan siswa maupun guru setelah proses belajar mengajar. Jurnal siswa berisi tentang kesan dan pesan setelah mengikuti pembelajaran bercerita dengan menggunakan media wayang golek melalui teknik cerita berangkai. Pesan dan kesan siswa diungkapkan dalam secarik kertas yang berisi tentang materi yang disampaikan, teknik yang digunakan dan cara pembelajaran yang dilakukan guru. Setelah mengisi jurnal, peneliti melakukan wawancara kepada siswa. Wawancara dilakukan untuk mengambil data nontes secara langsung dari siswa. Dari wawancara ini, akan mengungkapkan antusias dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Wawancara juga mengungkap kelemahan siswa dalam pembelajaran bercerita dengan melalui teknik cerita berangkai dan media wayang golek dan mengungkapkan kesan siswa selama pembelajaran secara langsung. Saat melakukan penelitian diperlukan adanya dokumentasi. Dokumentasi berupa foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung sebagai alat perekam kegiatan belajar-mengajar dalam penelitian ini.

3.1.2.4 Refleksi

Releksi akhir pada siklus II ini merupakan koreksi dalam penelitian. Dalam penelitian akhir ini, peneliti dapat menilai apakah siswa merasa senang dengan pembelajaran bercerita melalui teknik cerita berangkai dan media wayang golek, arau sebaliknya siswa merasa kurang senang dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi mengenai tindakan-tindakan yang sudah dilakukan selama proses tindakan kelas akan cepat dicatat seberapa besar keterampilan siswa untuk bercerita melalui tenik cerita berangkai dan media wayang golek. Serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah keterampilan bercerita siswa kelas VII SMPN 3 Kudus. Adapun sumber data yang dipilih adalah siswa kelas VII-I SMPN 3 Kudus. Alasan diambil VII-I SMPN 3 Kudus; 1 menurut guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia kelas tersebut termasuk kelas yang berkemampuan kurang, khususnya dalam keterampilan bercerita; 2 dalam pengajaran Bahasa Indonesia di siswa pada kelas VII-I SMPN 3 Kudus, tidak menggunakan teknik dan media yang efektif. Oleh karena itu, kekurangan tersebut perlu diatasi dengan pembelajaran dengan teknik dan media yang efektif. Cara yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan proses pembelajaran bercerita melalui teknik cerita berangakai dengan media wayang golek

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi titik perhatian yaitu variabel kemampuan bercerita melalui teknik cerita berangkai dan media alat peraga wayang golek .

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

11 21 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG GOLEK.

12 44 42

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA POWER POINT GAMBAR DENGAN TEKNIK CERITA BERANGKAI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DEMAK.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA POWER POINT GAMBAR DENGAN TEKNIK CERITA BERANGKAI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DEMAK.

0 0 136

(ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 189

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13