rasa percaya diri; 3 traumatis; 4 takut dinilai atau dihakimi; 5 terlalu perfeksionis; 6 takut dengan orang banyak; 7 kurangnya persiapan; 8 stress; 9
tidak tahu apa yang harus dilakukan dan dibicarakan. Teknik-teknik untuk menguasai kendala berbicara secara cepat adalah
memancing hadirin pada permulaan berbicara dengan menceritakan cerita lelucon, mengajukan pertanyaan yang memancing reaksi khalayak, atau dengan melibatkan
hadirin dalam kegiatan dapat menghidupkan pembicaraan.
2.2.3 Hakikat Bercerita
Bercerita merupakan kemampuan menggunakan bahasa secara lisan. Keterampilan bercerita adalah salah satu jenis keterampilan yang penting untuk
melatih komunikasi. Berikut akan dijelaskan berbagai teori yang berkaitan dengan bercerita, seperti pengertian bercerita, manfaat bercerita, dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam bercerita.
2.2.3.1 Pengertian Bercerita
Keterampilan bercerita bersandar pada kemampuan untuk mengingat dan berbicara, yang merupakan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki di awal
tahap perkembangan menusia. Bercerita dapat diartikan menuturkan sesuatu hal, misalnya terjadinya suatu kejadian yang benar-benar terjadi ataupun hanya sebuah
rekaan.
Bercerita merupakan suatu seni yang alami sebelum menjadi sebuah keahlian Subyantoro 2007:14. Dalam bercerita dibutuhkan latihan yang terus menerus, agar
menjadi seorang pencerita yang handal. Majid 2002:9 mengungkapkan bahwa bercerita adalah menyampaikan cerita
kepada pendengar atau membacakan cerita bagi mereka. Dari batasan yang dikemukakan oleh Majid ini menunjukkan paling tidak, ada tiga komponen dalam
bercerita, yaitu 1 pencerita, orang yang menuturkan atau menyampaikan cerita, cerita dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis; 2 cerita atau karangan yang
disampaikan cerita ini bisa dikarang sendiri oleh pencerita atau cerita yang telah dikarang atau ditulis oleh pengarang lain kemudian disampaikan oleh pencerita; 3
penyimak yaitu individu atau sejumlah individu yang menyimak cerita yang disampaikan baik dengan cara mendengarkan maupun membaca sendiri cerita yang
disampaikan secara tertulis. Berkaitan dengan bercerita, Subyantoro 2007: 14 menambahkan bahwa
bercerita adalah suatu kegiatan yang disampaikan pencerita kepada siswanya, ayah ibu kepada anak-anaknya, juru bercerita kepada pendengarnya. Ada dua pihak yang
terlibat dalam sebuah aktivitas bercerita, yaitu pencerita dan pendengar. Pencerita berperan menyampaikan cerita kepada pendengar, sedangkan pendengar berperan
menyimak cerita yang disampaikan pencerita. Dengan berbagai keterampilan yang dimilikinya, pencerita berusaha menghadirkan sebuah gambaran hidup sebuah cerita
kepada pendengar. Untuk mendukung penampilannya, pencerita mengandalkan
keterampilannya dalam menggunakan kekuatan kata-kata. Di samping itu, pencerita juga harus mendukukung penampilannya dengan keahlian berekspresi. Dengan
demikian, bercerita erat kaitannnya dengan aktifitas bersifat seni. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah
suatu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi. Dengan bercerita, seseorang dapat mengungkapkan perasaan sesuai dengan yang dialami,
dilihat, dibaca ataupun didengar. Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, suatu kejadian, atau ekspresi perasaan
secara lisan.
2.2.3.2 Manfaat Bercerita