here and now dengan media audiovisual telah mengalami peningkatan dari siklus
I ke siklus II dan mencapai hasil yan optimal. Kondusifnya proses refleksi juga terdapat pada penelitian tentang
pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan oleh Purnyomo 2011 dalam Pedagogik jurnal pendidikan dasar dan menengah yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Pembelajaran Berbasis ICT pada Siswa Kelas IX 8 SMP Negeri 1 Grobogan”, penelitian
tersebut meneliti tentang penggunaan Pembelajaran Berbasis ICT yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan dengan rata-rata kelas
pada siklus I sebesar 64,86 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 27,03 menjadi 91,89 dan
termasuk dalam kategori sangat baik, hasil tersebut menunjukkan bahwa proses refleksi yang dilakukan oleh guru berlangsung dengan sangat baik.
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Menggunakan
Metode Writing In The Here and Now dengan Media Audiovisual pada Siklus I dan Siklus II
Hasil tes kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan metode writing in the here and now
dengan media audiovisual, nilai rata-rata masing- masing aspek pada siklus I dan siklus II yang direkap dan dihitung untuk
mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Hasil tes kemampuan menulis cerpen siswa dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut.
Tabel 4.26 Hasil Tes Kemampuan Menulis cerpen Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No. Aspek Penilaian
Rata-Rata Kelas Peningkatan
Siklus I-Siklus II Siklus I
Siklus II Peningkatan
1. Kesesuaian judul
dengan isi cerpen 81,08 94,59 13,51 16,66
2. Tema 85,13
92,56 7,43
8,72 3. Alur
68,91 77,02
8,11 11,76
4. Latar 79,05
83,78 4,73
5,98 5. Tokoh
dan penokohan
69,59 83,78 14,19 20,39 6.
Sudut pandang
72,29 88,51 16,22 22,43 7. Gaya
bahasa 72,29
75,67 3,38
4,67 8.
Penggunaan bahasa 66,21 76,35 10,14 15,31
Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui hasil tes menulis cerpen siswa menggunakan metode writing in the here and now dengan media audiovisual pada
siklus I ke siklus II. Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor aspek Kesesuaian judul dengan isi cerpen mencapai nilai rata-rata pada siklus I 81,08.
Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mencapai 94,59 dan mengalami peningkatan 13,51 atau 16,66. Aspek tema mencapai nilai rata-rata
pada siklus I 85,13. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mencapai 92,56 dan mengalami peningkatan 7,43 atau 8,72. Aspek alur
mencapai nilai rata-rata pada siklus I 68,91. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mencapai 77,02 dan mengalami peningkatan 8,11 atau
11,76. Aspek latar mencapai nilai rata-rata pada siklus I 79,05. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mencapai 83,78 dan mengalami
peningkatan 4,73 atau 5,98. Aspek tokoh dan penokohan mencapai nilai rata- rata pada siklus I 69,59. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai rata-rata
mencapai 83,78 dan mengalami peningkatan 14,19 atau 20,39. Aspek sudut pandang mencapai nilai rata-rata pada siklus I 72,29. Setelah dilakukan
pembelajaran siklus II nilai rata-rata mencapai 88,51 dan mengalami peningkatan 16,22 atau 22,43. Aspek gaya bahasa mencapai nilai rata-rata pada siklus I
72,29. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mencapai 75,67 dan mengalami peningkatan 3,38 atau 4,67. Aspek penggunaan bahasa mencapai
nilai rata-rata pada siklus I 66,21. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II nilai
rata-rata mencapai 76,35 dan mengalami peningkatan 10,14 atau 15,31.
Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada pembelajaran menulis cerpen siklus I sebesar 72,51, sedangkan pada siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata
82,45. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9,94 atau 13,70.
Ada beberapa penelitian yang mengkaji berkaitan aspek menulis cerpen. Penelitian Haryati 2010 dalam Lingua jurnal bahasa dan sastra yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Model Sinektiks yang Dikembangkan
penelitian tersebut meneliti tentang penggunaan Model Sinektiks yang digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan dengan rata-rata kelas pada siklus I sebesar 66,50 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada
siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 6,00 menjadi 72,50 dan termasuk dalam kategori baik. Peningkatan pada siklus II dan semakin mengarah
pada perilaku mahasiswa yang positif serta sangat antusias terhadap pembelajaran sehingga suasana kelas yang semula pasif berganti dengan suasana aktif yang
tentu berdampak pada meningkatnya keterampilan mahasiswa dalam menulis cerpen. Persamaan yang mendasar antara penelitian Haryati dan penelitian ini
adalah keduanya fokus pada upaya pengembangan kemampuan menulis cerpen. Perbandingan penelitian yang dilakukan Haryati dengan penelitian ini terletak
pada meningkatnya nilai rata-rata dan perubahan perilaku setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Model Sinektik. Nilai rata-rata yang
diperoleh siswa siklus I pada penelitian Haryati sebesar 66,50. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 72,50 . Dengan demikian, mengalami peningkatan
sebesar 6,0. Sementara itu, pada penelitian ini siklus I nilai rata-rata kelas 72,51 dan mengalami peningkatan sebesar 9,94 atau 13,70 menjadi 82,45 pada siklus
II. Penelitian lain yang berupaya untuk meningkatkan kemampuan menulis
cerpen adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusnita 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen berdasarkan
pengalaman pribadi dengan menggunakan Model Sinektik Siswa Kelas X MA NU 02 Mualaimin Weleri, Kendal”, menunjukan hasil dari penelitian ini dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa dengan model Sinektik, dengan dengan rata-rata kelas pada siklus I sebesar 62,47 yang termasuk dalam kategori
cukup. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 11,75
menjadi 74,09 dan termasuk dalam kategori baik. Perbandingan penelitian yang dilakukan Yusnita dengan penelitian ini terletak pada meningkatnya nilai rata-rata
dan perubahan perilaku setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Model Sinektik. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa siklus I pada penelitian
Yusnita sebesar 62,47. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 74,09. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 11,75. Sementara itu, pada penelitian
ini siklus I nilai rata-rata kelas 72,51dan mengalami peningkatan sebesar 9,94 atau 13,70 menjadi 82,45 pada siklus II.
Penelitian selanjutnya tentang pembelajaran menulis cerpen dilakukan oleh Purnyomo 2011 dalam Pedagogik jurnal pendidikan dasar dan menengah
yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Pembelajaran Berbasis ICT pada Siswa Kelas IX 8 SMP Negeri 1 Grobogan
penelitian tersebut meneliti tentang penggunaan Pembelajaran Berbasis ICT yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan dengan rata-
rata kelas pada siklus I sebesar 64,86 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 27,03 menjadi
91,89 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Perbandingan penelitian yang dilakukan Purnyomo dengan penelitian ini terletak pada meningkatnya nilai rata-
rata dan perubahan perilaku setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis ICT. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa
siklus I pada penelitian Purnyomo sebesar 64,86. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 91,89 . Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 27,03.
Sementara itu, pada penelitian ini siklus I nilai rata-rata kelas 72,51dan
mengalami peningkatan sebesar 9,94 atau 13,70 menjadi 82,45 pada siklus II. Persamaan penelitian yang dilakukan Purnyomo dengan penelitian ini yaitu
kemampuan menulis cerpen siswa dan hasil belajar mengalami peningkatan setelah diberi solusi efektif berupa metode pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan menulis cerpen siswa. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
writing in the here and now dengan media audiovisual merupakan solusi efektif
dan kreatif untuk diterapkan pada pembelajaran menulis cerpen. Hal ini terbukti dengan adanya hasil tes kemampuan menulis cerpen siswa yang sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal dan wawancara, kemampuan menulis cerpen siswa kelas X Sunan Ampel SMA Walisongo Pecangaan telah mencapai nilai
rata-rata yang diinginkan. Kemampuan menulis cerpen siswa pada awal pembelajaran menulis cerpen siklus I dengan menggunakan metode writing in
the here and now dengan media audiovisual mencapai nilai rata-rata 72,51,
sedangkan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode writing in the here and now
dengan media audiovisual pada siklus II mencapai nilai rata-rata 82,45.
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis cerpen