4.1.1.3.3 Kesungguhan Siswa
Berdasarkan hasil observasi, kesungguhan siswa sebanyak 32 siswa atau 86,48 menunjukkan sikap siswa bersungguh-sungguh saat mengikuti
pembelajaran menulis cerpen pada siklus I. Ketika guru menjelaskan kesalahan dan kekurangan siswa saat menulis cerpen, siswa juga bersungguh-sungguh dalam
mendengarkan penjelasan dari guru. Berdasarkan jurnal guru, kesungguhan siswa ketika mengikuti
pembelajaran menulis cerpen sudah berkembang dengan baik, ini terlihat ketika guru pertama kali memperkenalkan diri dan memulai kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang ramah dan terbuka sangat membantu siswa untuk mengungkapkan perasaannya secara bebas. Guru pun dengan sabar dan antusias
menanggapi ungkapan perasaan siswa. Ketika guru mengulas materi tentang cerpen, sebagian besar siswa bersungguh-sungguh mendengarkan penjelasan dari
guru, meskipun ada beberapa siswa yang terlihat belum siap. Kesungguhan siswa juga terlihat saat guru menugasi siswa untuk mulai menulis cerpen.
Dari hasil dokumentasi foto siklus I ini, kesungguhan siswa selama proses pembelajaran sudah berkembang dengan sangat baik juga dapat dilihat
melalui dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.8 Kesungguhan Siswa Siklus I
Berdasarkan uraian observasi, jurnal guru, dan dokumentasi foto tersebut, dapat diketahui kesungguhan siswa saat mengikuti pembelajaran menulis
cerpen menggunakan metode writing in the here and now dengan media audiovisual. Kesungguhan siswa sudah masuk dalam kategori berkembang
dengan sangat baik sehingga pada siklus II kondisi tersebut tetap perlu dipertahankan.
4.1.1.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa
Suasana ramah dan terbuka yang menjadikan interaksi antara guru dan siswa makin akrab ketika proses pembelajaran berlangsung yang akan akhirnya
akan berdampak juga pada hasil belajar yang memuaskan atau tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan observasi yang dilakukan mengenai
keberanian dan kepercayaan diri siswa ketika proses pembelajaran terdapat 11 atau 29,79 siswa yang berani dan percaya diri untuk membacakan hasil
pembelajarannya di depan kelas. Sebagian besar siswa masih malu-malu ketika guru meminta mereka untuk maju ke depan kelas membacakan hasil pekerjaannya
di depan kelas termasuk dalam kategori belum muncul. Dari jurnal siswa menunjukkan bahwa keberanian dan kepercayaan diri
siswa untuk memaparkan hasil pekerjaannya di depan kelas masih dalam kategori kurang. Selanjutnya, hasil jurnal siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
masih malu-malu. Misalnya, R-22 yang merasa malu dan takut untuk maju kedepan kelas, kemudian dari R-12 yang merasa belum siap untuk membacakan
hasil cerpen yang di buat ke depan kelas. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui keberanian dan
kepercayaan diri siswa untuk memaparkan hasil pekerjaannya di depan kelas. Dari hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa malu dan takut
untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Wawancara dilakukan dengan tiga siswa yang mendapat nilai tertinggi, sedang , dan rendah. Siswa yang
mendapat nilai tertinggi yaitu R-13 mengemukakan bahwa dia tidak berani dan merasa malu untuk membacakan hasil cerpennya di depan kelas. Siswa yang
mendapat nilai sedang yaitu R-12 mengemukakan bahwa dia masih belum berani untuk membacakan hasil cerpennya di depan kelas. Sedangkan siswa yang
mendapat nilai terendah yaitu R-02 tidak berani dan percaya diri untuk membacakan hasil cerpennya di depan kelas.
Berdasarkan jurnal, observasi dan wawancara, dapat diketahui bahwa siswa sebenarnya belum dapat menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri
siswa. Ketika siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas, siswa lain tidak memperhatikan, hal tersebut juga membuat siswa kurang percaya diri, dapat
dilihat melalui dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.9 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa Siklus I
Pada gambar 4.9 tersebut menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa terhadap proses pembelajaran masih belum muncul. Siswa masih
terlihat malu-malu untuk membacakan hasil pekerjaannya dan merasa hasil pekerjaannya tidak bagus. Selain itu ketika ada siswa yang membacakan hasil
pekerjaannya ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis menggunakan metode writing in the
here and now dengan media audiovisual dalam kategori belum muncul dan belum
optimal sehingga membutuhkan perbaikan pada siklus II.
4.1.1.4 Refleksi Siklus I