94 menyalahgunakan kekuatan pasar yang dimiliki; 2 memfasilitasi proses kontrak
dengan mendorong perusahaan memulai kontrak baru dan pengkondisian kepada para petani agar siap memasuki kontrak, memberikan informasi yang jelas tentang
untung-rugi serta konsekuensi skema CF; 3 menyediakan informasi pasar dan harga komoditas; 4 subsidi langsung kepada petani.
6.5 Struktur Kendala Pengembangan
Berdasarkan hasil analisis situasional dan analisi kebutuhan, diidentifikasi 10 sub-elemen kendala pengembangan yang terdiri dari: 1 Kekurangan modal; 2
Dominasi pedagang perantara; 3 Minimnya akses informasi; 4 Petani tidak tahu informasi fluktuasi harga karet; 5 Kurangnya dukungan kebijakan pemerintah
daerah; 6 Petani menggunakan klon asalan; 7 Ketiadaan insentif bagi petani; 8 Tidak ada pendamping; 9 Produktivitas karet yang rendah; dan 10 Kualitas
bokar yang rendah.
Sub elemen kendala K Hirarki
Dependency Kategori
Driver power
Depen dence
K-1 Kekurangan modal
8 1
Indepen- dent
K-2 Dominasi pedagang
perantara 5
6 Linkage
K-3 Minimnya akses informasi
7 4
Indepen- dent
K-4 Petani tidak tahu informasi
fluktuasi harga karet, teknologi anjuran dan akses
dana 5
6 Linkage
K-5 Kurangnya dukungan
kebijakan pemerintah daerah
9 1
Indepen- dent
K-6 Petani menggunakan
tanaman asalan 5
5 Linkage
K-7 Ketiadaan insentif bagi
petani 2
8 Dependent
K-8 Tidak ada pendamping
8 2
Indepen- dent
K-9 Produktivitas karet yang
rendah 1
8 Dependent
K-10 Kualitas bokar yang rendah
1 9
Dependent
Sub elemen kunci kendala: K5. Kurangnya dukungan kebijakan pemerintah daerah
Gambar 6.4. Struktur hierarki dan faktor kunci kendala pengembangan Analisis dengan teknik ISM transitivity = 90 seperti disajikan pada
Gambar 6.4 menunjukkan bahwa kendala utama pengembangan di lokasi adalah:
9 10
7 2
4 6
3 1
8 5
95 Kurangnya dukungan kebijakan pemerintah daerah K-5; Kekurangan modal K-
1; Tidak ada pendamping K-8, dan Minimnya akses informasi K-3 sebagai faktor independent Strong driver – weak dependent variables. Kelemahan ini
mengakibatkan para petani tetap menggunakan tanaman asalan K-6, Kuatnya dominasi pedagang perantara K-2, dan petani tidak tahu perkembangan
fluktuasi harga K-4 sebagai faktor linkage yang berdampak pada tidak adanya insentif bagi para petani serta rendahnya produktivitas petani K-9 dan rendahnya
kualitas bokar K-10. Gambar di atas dapat dibaca berdasarkan koordinatnya terbagi menjadi
empat kuadran, yaitu 1 autonomous, 2 dependent, 3 linkage dan 4 independent dengan koordinat driver power DP dan dependence power D sebagai berikut:
1. Autonomous : DP ≤ 5 dan D ≤ 5 weak driver – weak dependent variables.
Peubah di sektor ini umumnya tidak berkaitan dengan sistem atau mungkin mempunyai hubungan kecil. Dalam kajian ini tidak ada sub-elemen yang
masuk kuadran ini, artinya semua elemen yang ada memang memiliki kaitan satu dengan yang lainnya.
2. Dependent: DP ≤ 5 dan D ≥ 5 weak driver – strongly dependent variables.
Umumnya peubah di sini adalah peubah tak bebas yang dipengaruhi oleh elemen-elemen lainnya sesuai hierarki K-7, K-9, K-10.
3. Likage: DP ≥ 5 dan D ≥ 5 strong driver – strong dependence variables.
Peubah pada sektor ini harus dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar peubah tidak stabil. Setiap tindakan pada peubah tersebut akan memberikan
dampak terhadap peubah lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak K-2, K-4, K-6.
4. Independent: DP ≥ 5 dan D ≤ 5 strong driver – weak dependent variables
Peubah pada sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan disebut peubah bebas dan merupakan elemen-elemen kunci dalam hierarki K-5, K-1, K-8,
K-3. Dari stuktur kendala pada Gambar 6.4 dapat dilihat bahwa kurangnya
dukungan pemerintah daerah K-5, kekurangan modal K-1, ketiadaan pendamping K-8 dan minimnya akses informasi K-3 merupakan faktor
independent dimana kurangnya dukungan pemerintah K-5 sub-elemen kunci
96 kendala. Artinya mandeknya pengembangan agroindustri karet alam di lokasi
terutama disebabkan oleh kurangnya dukungan pemerintah daerah. Minimnya modal K-1 dan ketiadaan pendamping K-8 berdampak pada minimnya akses
informasi di kalangan para petani K-3 yang berdampak pada dominasi pedagang perantara K-2, petani tidak tahu fluktuasi harga karet K-4 dan petani
menggunakan klon asalan K-6. Ketiga faktor kendala linkage ini K-2, J-4, K-6 bersifat strong driver-strong dependence yang di samping memiliki
ketergantungan pada faktor-faktor kunci independent juga memiliki kemampuan mempengaruhi hierarki berikutnya yang bersifat dependence yaitu ketiadaan
insentif bagi petani K-7, produktivitas karet yang rendah K-9 dan kualitas bokar yang rendah K-10.
Kendala modal dan akses terhadap dana dan teknologi ini juga merupakan gejala umum para petani subsistence dengan skala unit agroindustri yang kecil dan
terpisah dan tidak efisien. Kemitraan berupa kontrak tani dan aksi kolektif melalui kelompok tani atau koperasi dengan intervensi pemerintah merupakan
cara yang efektif untuk mengatasi kendala ini untuk akses pasar dan meningkatkan daya tawar petani dan menurunkan biaya transaksi Birthal, 2008;
Viswanathan, 2008; Miyata et al., 2009; Esham, 2009; Fischer dan Qaim, 2011. Kehadiran pendamping dibutuhkan untuk memberikan advokasi, pelatihan
manajemen organisasi dan keuangan Stessens et al., 2004, Haris, 2006; Utomo et al., 2008. Keterlibatan konsultan pendamping pertanian dalam pengembangan
dan riset berdampak positif dan penting mengatasi masalah ekonomi dan manajemen serta lingkungan pertanian di Selandia Baru dan Australia.
Keberadaan konsultan pertanian menjadi semakin penting dalam transfer pengetahuan pertanian dan sistem informasi serta inovasi baru kepada para petani
Botha et al., 2006; Coutts et al., 2007; McKenzie, 2007; Stone, 2010. Tujuan utama kehadiran konsultan pertanian adalah meningkatkan nilai
ekonomi dan net present value usaha tani para kliennya dengan membantu menetapkan sasaran bisnis yang realistik dan sukses pencapaiannya. Lebih jauh
lagi peran konsultan pertanian melibatkan spektrum aktivitas yang luas dimana mereka terhubung dengan para petani dalam berbagai kapasitas penyelesaian
masalah dan pembuatan keputusan Botha et al.,2006. Para petani di samping
97 mengakses langsung informasi juga lebih suka merujuk kepada informasi dari
tenaga pendamping adviser sebagai pembanding terhadap informasi yang sesuai dengan kebutuhannya Stone, 2010.
6.6 Analisis struktur persaingan