128 peremajaan dan meningkatkan produktivitasnya secara kolektif dan terlibat dalam
kegiatan pengembangan agroindustri karet alam secara terintegrasi.
7.6 Lokasi agroindustri terintegrasi
Perencanaan fasilitas sangat penting dalam proses manufakturing karena mempengaruhi pencapaian aliran produksi yang efisien. Diperkirakan 20 - 50
biaya total manufakturing terkait penanganan material. Biaya ini bisa direduksi hingga 30 melalui perencanaan fasilitas. Analisis disain tata letak fasilitas dapat
meningkatkan kinerja produksi seperti mereduksi bottleneck rate, meminimalkan biaya penanganan material, mereduksi idle time, meningkatkan efisiensi dan
utilisasi pekerja, peralatan dan ruangan Dwijayanti et al., 2010. Menurut Nasution 2006, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1
Perkiraan kebutuhan untuk input produksi seperti SDM, bahan baku, energi, air, jasa, fasilitas transportasi dan komunikasi, dan luas lahan yang
dibutuhkan. 2
Faktor obyektif yang mempengaruhi biaya dan profit seperti proyeksi permintaan tahunan, biaya operasional tahunan, dan kriteria kelayakan
finansial lainnya. 3
Faktor subyektif lainnya seperti hukum, karakteristik tenaga kerja dan pasar, jaringan transportasi, infrastruktur penunjang serta karakteristik masyarakat.
Dari sejumlah kriteria ini, diambil empat kriteria yang dianggap dominan dalam pemilihan lokasi, yaitu: 1 Biaya investasi tetap, 2 Ketersediaan bahan
baku, 3 Ketersediaan tenaga kerja, dan 4 Utilitas dan infrastruktur, 5 Kemudahan akses.
Untuk lokasi, terdapat tiga kecamatan yang memiliki produksi karet tertinggi serta memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai yaitu: 1 Lahei,
2 Teweh Tengah dan 3 Gunung Timang. Selanjutnya penentuan lokasi dianalisis menggunakan teknik AHP dengan hasil disajikan pada Gambar 7.5
bahwa lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Teweh Tengah. Luas area kebun karet rakyat di kecamatan ini adalah 21.690 ha dengan produksi bokar 15.674,88
ton pada tahun 2008. Peta lokasi terlampir pada Lampiran 43.
129 Gambar 7.5. Pemilihan lokasi dengan teknik AHP
Salah satu syarat lokasi yang baik adalah kemudahan akses. Kondisi geografis dan transportasi memegang peranan penting. Pabrik yang dekat jalan
raya atau sungai besar jelas memiliki akses lebih baik daripada daerah pedalaman. Argumen ini dapat diperluas ke kaitan hulu dan hilir atau mungkin
bisa disebut kaitan biaya dan permintaan Venables, 2000; Overman and Venables, 2005; Windsperger, 2006.
Untuk mengaitkan manufakturing ke kinerja total bisnis membutuhkan manajemen yang memanfaatkan kapabilitas manufakturing. Resource-based view
RBV memandang daya saing yang lestari hanya bisa diperoleh dari aset-aset strategis yang membedakannya dari para pesaing yang meliputi: reputasi
perusahaan, reputasi produk, kualitas karyawan know how, serta budaya organisasi. Fungsi perusahaan adalah sebagai penggabung asset. Sumberdaya
adalah segala asset yang dianggap merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan, tangible maupun intangible. Asset adalah segala sesuatu yang
dianggap dapat memberikan nilai bagi perusahaan. Misalnya merek, pengetahuan teknologi, tenaga kerja terlatih dan terdidik, kontrak dagang, mesin, prosedur
yag efisien, modal, termasuk strategi manufakturing. Yakni penggunaan kekuatan manufakturing secara efektif sebagai senjata bersaing guna mencapai
tujuan bisnis dan perusahaan. Ketokivi and Schroeder, 2003; Moran and Meso, 2008.
Tujuan: Pemilihan lokasi
Biaya investasi tetap
0,473 Ketersediaan
bahan baku 0,191
Utilitas infrastruktur
0,184 Kemudahan
Akses 0,100
Ketersediaan tenaga kerja
0,052
Teweh Tengah 0,642
Gunung Timang 0,257
Lahei 0,100
130
7.7 Validasi Model