52
b. Karakterisasi model pengembangan
Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran model pengembangan agroindustri karet alam yang dibangun dalam penelitian. Karakterisasi ini
mengacu pada beberapa model yang sudah ada. Berdasarkan hasil karakterisasi model pengembangan selanjutnya dilakukan analisis sistem. Analisis sistem
mencakup analisis kebutuhan, formulasi permasalahan serta identifikasi sistem. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan masing-masing
pelaku yang terlibat dalam kegiatan Eriyatno, 1999. Analisis ini dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhanuntuk dilakukan pengembangan terhadap kebutuhan
yang dideskripsikan. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem.
Analisis ini dapat meliputi hasil survei, pendapat ahli diskusi, dan observasi lapang Marimin, 2005.
Identifikasi sistem merupakan hubungan antara kebutuhan dengan permasalahan yang harus dipecahkan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Eriyatno 1999 hal ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat dan diagram input-output. Diagram lingkar sebab-akibat
menunjukkan hubungan antar objek di dalam maupun diluar sistem baik dampak
positip atau negatif satu obyek terhadap obyek-obyek yang lainnya. Identifikasi
sistem juga digambarkan dengan konsep kotak hitam, dimana tidak diketahui apa yang terjadi di dalamnya tetapi hanya diketahui input dan outputnya.
Formulasi masalah beranjak dari kesenjangan antara kondisi riil setelah dilakukan analisis situasional dan kondisi yang seharusnya, dan adanya benturan
kepentingan antara pelaku dalam sebuah sistem. Kesenjangan ini merupakan celah yang bisa diisi, atau direkayasa untuk meningkatkan kinerjanya guna
mencapai tujuan atau kondisi yang lebih baik.
c. Disain model pengembangan
Seperti ditunjukkan pada kerangka pemikiran dan tahapan penelitian, kajian ini mengevaluasi model-model pengembangan dan strategi yang sudah ada,
khususnya model pengembangan yang melibatkan unsur petani, industri karet alam dan pemerintah seperti yang telah dikembangkan oleh Ghandi et al. 2001,
Bank Indonesia 2003, Haris 2006 dan Esham 2009. Karakteristik model
53 yang dibangun ini dimaksud untuk mengeliminasi sejumlah kendala manajerial,
modal, teknologi, akses dana dan informasi, kendala kualitas dan kuantitas bahan baku, serta kebijakan pemerintah terhadap pengembangan agroindustri karet alam.
Skenario integrasi mulai dari integrasi vertikal industri berbasis karet maupun kayu karet serta integrasi horizontal dengan mengkaji kelayakan
investasi. Tahapan pemodelan mengacu pada Eriyatno 1999, yaitu: 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sistem, 3 formulasi masalah, 4 pembentukan alternatif
sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik, 6 penentuan kelayakan finansial. Elemen model yang disertakan dianalisis secara deskriptif
dan kualitatif meliputi:
d. Verifikasi dan validasi