53 yang dibangun ini dimaksud untuk mengeliminasi sejumlah kendala manajerial,
modal, teknologi, akses dana dan informasi, kendala kualitas dan kuantitas bahan baku, serta kebijakan pemerintah terhadap pengembangan agroindustri karet alam.
Skenario integrasi mulai dari integrasi vertikal industri berbasis karet maupun kayu karet serta integrasi horizontal dengan mengkaji kelayakan
investasi. Tahapan pemodelan mengacu pada Eriyatno 1999, yaitu: 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sistem, 3 formulasi masalah, 4 pembentukan alternatif
sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik, 6 penentuan kelayakan finansial. Elemen model yang disertakan dianalisis secara deskriptif
dan kualitatif meliputi:
d. Verifikasi dan validasi
Verifikasi dan validasi adalah proses memastikan bahwa model dan simulasi sudah benar dan bisa dipercaya Pace, 2005. Verifikasi bukan untuk memastikan
bahwa program telah menyelesaikan masalah penting, sesuai kebutuhan atau merepleksikan dunia nyata, melainkan untuk memastikan bahwa spesifikasi
komplit dan tidak ada kesalahan dalam implementasi Macal, 2005. Tidak ada seperangkat test spesifik yang dapat dengan mudah diaplikasikan
untuk menentukan kebenaran sebuah model. Terlebih lagi, tidak ada algoritma untuk menentukan teknik atau prosedur apa yang harus digunakan. Tiap simulasi
mempresentasikan tantangan baru dan unik. Salah satu teknik validasi adalah face validity, yaitu menanyakan individu ahli yang tahu banyak tentang sistem yang
dibangun apakah perilaku model cukup layak. Misalnya, apakah logika model konseptual sudah benar dan hubungan input-output bisa diterima Sargent, 2004.
Validasi dilakukan melalui diskusi dan konsultasi dengan pakar dari Pusat Penelitian Karet Bogor dan pakar manajemen dari University of Technical
Malaysia UTeM, Faculty of Technology Management and Techno-preneurship, Melaka.
4.3 Metode pengumpulan dan pengolahan data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung ke lapangan dan wawancara langsung atau
menggunakan quisioner dengan pihak-pihak yang terlibat seperti petani,
54 penyuluh, pedagang pengumpul, dinasinstansi terkait perusahaanpabrik di
wilayah Kalimantan SelatanKalimantan Tengah. Data sekunder diperoleh melalui telaah pustaka, mempelajari laporan dan data dari dinasinstansi terkait
serta berbagai hasil penelitian sebelumnya. Para ahlipakar yang dimintai keterangan atau pendapatnya dipilih dari kalangan peneliti, praktisi, pejabat, serta
pengusaha karet di wilayah penelitian. Pemilihan pakar dilakukan secara purposive sampling. Metode pengumpulan dan pengolahan data disajikan pada
Tabel 4.1.
a. Analisis kendala pengembangan