Analisis kelembagaanpelaku Model pengembangan agroindustri karet alam terintegrasi

57

b. Analisis kelembagaanpelaku

Analisis kelembagaan ini bertujuan untuk memetakan peran dan fungsi masing-masing lembaga dan aktor pelaku dalam kegiatan ini, yakni pemerintah, lembaga keuangan, koperasi, perusahaan agroindustri, para petani dan pedagang pengumpul, serta peran lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Kegiatan pengembangan ini terkait erat dengan pembentukan jaringan kerja yang mau tidak mau akan melibatkan banyak pihak. Analisis kelembagaan dilakukan dengan teknik Interpretive Structural Modeling ISM dengan cara terlampir pada Lampiran 2. Metodologi dan teknik ISM menghasilkan: 1 struktur hirarki elemen sistem dan 2 klasifikasi sub-elemen kunci. Informasi dari suatu sistem yang dikaji distrukturisasi dalam bentuk matriks yang disebut stuctured self interaction matrix SSIM yang menggambarkan hubungan kontekstual antar sub-elemen dan elemen-elemen sistem. Selanjutnya SSIM ditransformasi menjadi reachability matrix RM, yakni matriks bilangan biner yang menyatakan hubungan matematis antar elemen di dalam sistem yang dikaji memiliki sifat transitivitas dan reflektivitas. Struktur sistem berbentuk hirarki dan hubungan antar elemen selanjutnya dibangun berdasarkan RM. Teknik ISM yang dikembangkan oleh Saxena et al. 1992 diarahkan untuk memperoleh struktur hirarki sub-elemen di dalam elemen-elemen sistem berdasarkan hubungan kontekstual dalam bentuk simbol V, A, X dan O ISM VAXO. Hubungan kontekstual antar sub-elemen di dalam ISM VAXO menunjukkan hubungan yang bersifat langsung dan tidak menunjukkan hubungan antar sub-elemen atau antar elemen yang bersifat tidak langsung. Simbol VAXO antar sub-elemen pada matrix SSIM akan tergantung dari sifat hubungan antar elemen tersebut sebagai berikut: V : e ij = 1 dan e ji = 0 A : e ij = 0 dan e ji = 1 X : e ij = 1 dan e ji = 1 O : e ij = 0 dan e ji = 0 Simbol angka 1 menunjukkan adanya hubungan kontekstual dan simbol 0 menunjukkan tidak terdapat hubungan kontekstual antar sub-elemen. SSIM 58 selanjutnya ditransformasi menjadi RM yang merupakan matriks bilangan biner Saxena et al. 1992 juga mengembangkan metode klasifikasi sub- elemen yang distrukturisasi berdasarkan tingkat driver power dan dependence, serta menentukan elemen kunci dari sistem yang dikaji. Klasifikasi sub-elemen dibagi dalam empat sektor : Sektor 1: Weak driver – weak dependent variables autonomous. Peubah di sektor ini umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai hubungan kecil, meskipun hubungan tersebut bisa saja kuat. Sektor 2: Weak driver – strongly dependent variables dependent. Umumnya peubah di sini adalah peubah tak bebas. Sektor 3: Strong driver – strong dependence variables linkage. Peubah pada sektor ini harus dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar peubah tidak stabil. Setiap tindakan pada peubah tersebut akan memberikan dampak terhadap peubah lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak. Sektor 4: Strong driver – weak dependent variables independent. Peubah pada sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan disebut peubah bebas. Nilai driver power dan dependence dari setiap sub-elemen ditentukan sebagai berikut: Nilai driver power untuk sub elemen ke-i, ∑ = = n j ij i e DP 1 untuk setiap i = 1, 2, … n, dimana e ij adalah entri pada matriks RM. Sedangkan nilai dependence untuk sub elemen ke-i, ∑ = = n j ij j e D 1 untuk setiap i = 1, 2, … n, dimana e ij adalah entri pada matriks RM. Elemen kunci adalah sub elemen yang memiliki driver power paling tinggi atau maksimum DP i . Klasifikasi sub elemen ke dalam empat sektor dilakukan atas dasar posisi sub elemen pada sumbu absis nilai dependence dan sumbu ordinat driver power dengan aturan sebagai berikut: Sub elemen ke-i masuk ke dalam kelompok autonomous jika: 2 1 ∑ = ≤ n j i i DP DP dan 2 1 ∑ = ≤ n j j j D DP untuk i, j = 1, 2,…, n ................... 1 59 Sub elemen ke-i masuk ke dalam kelompok dependent jika: 2 1 ∑ = ≤ n j i i DP DP dan 2 1 ∑ = ≥ n j j j D DP untuk i, j = 1, 2,…, n ................... 2 Sub elemen ke-i masuk ke dalam kelompok linkage jika: 2 1 ∑ = ≥ n j i i DP DP dan 2 1 ∑ = ≥ n j j j D DP untuk i, j = 1, 2,…, n ................... 3 Sub elemen ke-i masuk ke dalam kelompok independent jika: 2 1 ∑ = ≥ n j i i DP DP dan 2 1 ∑ = ≤ n j j j D DP untuk i, j = 1, 2,…, n ................... 4

c. Analisis pola kemitraan dan lokasi agroindustri