10 Kedekatan industri-industri secara geografis merupakan alternatif integrasi
vertikal Vial dan Suescun, 2010. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi industri dapat terjadi
secara vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal umumnya terjadi pada integrasi rantai pasok, dimana di sini terdapat integrasi internal dan eksternal. Integrasi
horizontal terjadi antar perusahaan pada level kegiatan yang sama meski tidak sebanyak integrasi vertikal. Integrasi dapat berbentuk aglomerasi dimana dua
atau lebih perusahaan dari industri sejenis saling berdekatan pada kawasan tertentu. Integrasi juga terjadi pada pelaku sepanjang rantai nilai dalam bentuk
kemitraan dan aksi kolektif untuk mencapai skala operasional ekonomis yang semuanya bertujuan meningkatkan efisiensi, memenangkan persaingan,
penghematan dan peningkatan keuntungan.
2.2 Integrasi manajemen rantai pasok
Rantai pasok adalah rangkaian tiga entitas atau lebih yang terlibat langsung dari hulu hingga hilir dalam aliran produk, jasa, dana danatau informasi dari
sumber hingga mencapai konsumen Mentzer et al., 2001. Integrasi rantai pasok merupakan salah satu alat persaingan yang kuat dalam ekonomi bisnis global.
Untuk produk pertanian, rantai pasok yang sukses bukan hanya mereduksi biaya transaksi bahkan melepaskan kendala institusi untuk saluran distribusi tradisional
Roekel et al., 2002. Ada tiga kekuatan penggerak pasar yang mendorong mitra rantai pasok untuk bekerja sama yaitu segmentasi pasar, permintaan konsumen
dan strategi biaya rendah Roekel et al., 2002a. Integrasi merupakan tema kunci dalam kajian SCM, dan integrasi eksternal
rantai pasok menjadi kunci untuk memperoleh keunggulan bersaing di lingkungan global saat ini Quesada et al., 2008. Beberapa peneliti Jahre dan Costes, 2005;
Smart, 2008; Breite dan Maenpaa, 2009 menggunakan istilah SCM dalam pengertian integrasi rantai pasok dan logistik, diantaranya menggunakan definisi
“SCM adalah integrasi simultan kebutuhan pelanggan, proses internal dan kinerja pemasok sektor hulu” Smart, 2008.
Tiga elemen utama integrasi rantai pasok adalah sistem informasi manajemen aliran informasi dan dana, manajemen inventori aliran produk dan
bahan, kemitraan rantai pasok manajemen kemitraan di antara mitra dagang.
11 Dengan demikian, basis integrasi dicirikan oleh ko-operasi, kolaborasi, berbagi
informasi, kepercayaan, kemitraan, penyebaran teknologi, pergeseran dari proses individual ke proses rantai terintegrasi Power, 2005; Rahman et al., 2008; Thoo
et al., 2011. SCM adalah pengelolaan jaringan fasilitas yang memproduksi bahan baku,
mengubahnya menjadi produk antara hingga produk akhir, dan menyampaikannya kepada konsumen melalui sistem distribusi untuk memenuhi kepuasan konsumen
dan memenangkan persaingan Awad dan Nasar, 2010; Cuthbertson, 2011; Habib, 2010; Jain et al., 2010; Shukla et al., 2011. SCM juga meliputi koordinasi dan
kolaborasi dengan saluran mitra baik pemasok, perantara, pihak ketiga penyedia jasa dan pelanggan Mentzer et al., 2001; Mentzer dan Gundlach, 2009. Ilustrasi
rantai pasok sederhana disajikan pada Gambar 2.2.
Bahan baku
Penanganan pascapanen
Pengolahan Distribusi
logistik Konsumsi
: aliran barang : aliran informasi dan dana
Gambar 2.2. Rantai pasok sederhana Vorst et al., 2007. Meski populer dan penting, menurut Naslund dan Williamson 2010 SCM
tidak memiliki definisi yang diterima secara universal. Terdapat beberapa perbedaan dan persaingan kerangka kerja untuk SCM, isu-isu terkait terminologi
dan relatif kurangnya bukti yang mendukung manfaat SCM. Stock dan Boyer 2009 yang me-review 173 definisi SCM dari berbagai buku dan jurnal
menyatakan, “bukan hanya terlalu banyak definisi, ketiadaan definisi yang disepakati berdampak negatif bagi praktisi maupun peneliti. Dari perspektif
teoritis tidak mungkin mengembangkan teori SCM yang kuat hingga konstruksi yang sahih dan definisi yang diterima telah dikembangkan”. Dari kajian ini
didapat tiga tema utama yang digunakan untuk mendefinisikan SCM, yaitu aktivitas, manfaat dan komponen yang mencakup: materialfisik, jasa, aliran dana
dan informasi, jaringan kerjasama internal maupun eksternal, penciptaan nilai, peningkatan efisiensi serta kepuasan konsumen.
12 SCM merupakan cara baru dan menjanjikan untuk meraih keunggulan
bersaing. Pemahaman mendalam terhadap rantai pasok memungkinkan perusahaan menggali sumber sukses untuk bersaing di pasar global Min dan
Zhao, 2002; Li et al., 2008; Joshi, 2010 dan implementasi integrasi rantai pasok merupakan sumber keunggulan bersaing Power, 2005; Rahman et al., 2008;
Breite dan Maenpaa, 2009. Dari sisi pelaku, Behesthi et al. 2009 dan Smart 2008 membagi level
strategi integrasi menjadi empat, yaitu: terintegrasi secara internal, terintegrasi dengan pemasok backward, terintegrasi dengan pelanggan forward, dan
terintegrasi penuh Gambar 2.3. 2. Terintegrasi dengan pemasok
4. Terintegrasi penuh
1. Terintegrasi secara internal 3.Terintegrasi dengan pelanggan
Gambar 2.3. Level strategi integrasi rantai pasok Behesthi et al., 2009. Menurut Flynn et al. 2008 integrasi dengan pelanggan dan pemasok
termasuk integrasi eksternal. Integrasi dengan pelanggan melibatkan kompetensi inti yang diperoleh dari koordinasi dengan pelanggan inti, dan integrasi dengan
pemasok melibatkan kompetensi inti terkait dengan pemasok penting. Sementara integrasi internal fokus pada aktivitas internal perusahaan untuk memenuhi
permintaan pelanggan dan berinteraksi secara efisien dengan pemasok. Integrasi internal dan integrasi dengan pelanggan memiliki pengaruh yang lebih kuat
terhadap kinerja rantai pasok daripada integrasi dengan pemasok. Hal ini bisa difahami karena integrasi dengan pelanggan atau konsumen merupakan integrasi
hilir, dimana nilai tambah terbesar dalam aliran rantai pasok memang terletak di bagian hilir yakni pengolahan, distribusi dan pemasaran.
Tujuan dasar SCM adalah mengoptimalkan kinerja rantai dan memberikan nilai tambah sebesar-besarnya dengan biaya serendah mungkin, atau mengaitkan
semua agen rantai pasok untuk bekerja sama untuk memaksimalkan produktivitas
Perusahaan Pemasok
Pelanggan
Perusahaan Pemasok
Pelanggan Perusahaan
Pemasok Pelanggan
Perusahaan Pelanggan
Pemasok
13 dan memberi manfaat sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat.
Untuk sukses dan mampu bersaing perusahaan harus mampu mengintegrasikan bisnis, teknologi, tenaga kerja dan proses bukan hanya dalam perusahaan tapi juga
lintas perusahaan Awad dan Nasar, 2010; Katunzi, 2011; Shukla et al., 2011. Menurut Vorst et al. 2007, integrasi tidak harus dilakukan pada seluruh proses,
tapi bisa dipilih sesuai kondisi dan kebutuhan dengan tetap konsisten pada tujuan untuk memenuhi tuntutan konsumen dan memenangkan persaingan Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Proses bisnis yang dapat diintegrasikan dalam rantai pasok
Proses bisnis Keterangan
Manajemen hubungan pelanggan
Membatasi kesepakatan level pelayanan dengan pelanggan kunci Manajemen pelayanan
pelanggan Menyediakan informasi real-time untuk pelanggan tentang jadwal
pengiriman dan ketersediaan produk melalui antarmuka produksi dan operasi distribusi perusahaan
Manajemen permintaan Menyeimbangkan keinginan pelanggan dengan kapabilitas pasokan
perusahaan Pemenuhan pesanan
Mengirim produk sesuai waktu dan mutu yang diinginkan pelanggan
Manajemen aliran manufakturing
Menarik produk melalui basis pabrik sesuai kebutuhan pelanggan Penyediaan
Mengembangkan rencana stratejik dengan pemasok untuk mendukung proses manajemen aliran manufakturing dan
pengembangan produk baru Pengembangan dan
komersialisasi produk Pelanggan dan pemasok harus diintegrasikan ke proses
pengembangan produk guna mereduksi waktu mencapai pasar Proses putaran
Menata proses untuk mewujudkan putaran yang efisien untuk barang-barang yang bisa digunakan lagi
Sumber: Vorst et al. 2007 Syarat sukses penerapan SCM adalah perilaku terintegrasi, saling berbagi
informasi, saling berbagi risiko dan manfaat, kerjasama, kesamaan tujuan dan fokus dalam melayani pelanggan, integrasi proses, dan kemitraan untuk membina
dan memelihara hubungan jangka panjang Mentzer et al., 2001; Ren et al., 2010. Pada kasus industri pangan, prakarsa multi-stakeholder yang melibatkan petani,
akademisi, peneliti, pemerintah dan LSM menjadi penting untuk meningkatkan standar bagi komoditas lokal dan rantai pasok komoditas pangan termasuk pangan
olahan Smith, 2008. Penelitian Bhuyan 2005 menunjukkan bahwa integrasi kepemilikan secara vertikal merger tidak menunjukkan peningkatan kekuatan
14 pasar pabrik pengolahan pangan di pasar produk akhir. Justru struktur pasar dan
koordinasi yang secara signifikan mempengaruhi kekuatan pasar industri pangan. Efeknya akan berbeda jika yang diterapkan adalah hubungan vertikal semisal
kontrak atau kemitraan. Kendala penerapan SCM adalah masalah kemitraan dengan pemasok,
kurang pengalaman, kurang komitmen manajemen, kurang pemahaman tentang SCM, dukungan teknologi dan kepuasan konsumen. Di level UKM, kendala
penerapan SCM adalah kurangnya ketrampilan, pengetahuan, posisi tawar, infrastruktur dan kepercayaan Rahman et al., 2008. Fawcet et al. 2008
menyatakan faktor manusiawi merupakan faktor kunci keberhasilan kolaborasi dalam SCM. Isu-isu seperti budaya, kurangnya kepercayaan, keengganan
berubah, dan kurangnya kemauan bekerja sama justru lebih krusial sebagai kendala penerapan dan perlu mendapat perhatian lebih ketimbang sekedar fokus
pada masalah teknologi, informasi dan sistem pengukuran kinerja.
2.3 Aspek keberlanjutan