Analisis Vegetasi Pengumpulan Data .1 Dampak Pemanenan Kayu Terhadap Kerusakan Tegakan Tinggal

20 m 21 22 23 24 25 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 Keterangan : Gambar 5. Plot contoh pengukuran. Pengambilan data analisis vegetasi di lapangan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pohon adalah tumbuhan berkayu dengan batas diameter ≥ 20 cm pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah. Peubah yang diukur meliputi diameter, tinggi, nama jenis dan jumlah jenis. 2. Tingkat tiang adalah tumbuhan berkayu dengan batas diameter 10-19 cm. Peubah yang diukur meliputi diameter, tinggi, nama jenis dan jumlah jenis. 3. Tingkat pancang adalah tumbuhan berkayu yang memiliki tinggi 1,5 m Jalur 5 Jalur 4 1 m Jalur 3 Jalur 2 Jalur 1 Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon 20 m x 20 m, tiang 10 m x 10 m, pancang 5 m x 5 m, semai dan tumbuhan bawah 2 m x 2 m 20 m dengan diameter 10 cm. Dalam penelitian ini vegetasi tingkat pancang yang diukur adalah yang memiliki diameter 5 - 10 cm. Peubah yang diukur meliputi nama jenis, jumlah individu, diameter dan tinggi. 4. Tingkat semai adalah anakan pohon dengan jumlah daun lebih dari 2 helai daun dengan ketinggian sampai dengan 150 cm. Peubah yang diukur meliputi jumlah individu dan nama jenis.

3.3.2.2. Biomassa Tumbuhan Bawah

Peubah tumbuhan bawah yang diukur di lapangan adalah berat basah, sedangkan di laboratorium yang diukur adalah kadar air, kadar zat terbang, kadar abu dan kadar karbon. Data biomassa tumbuhan bawah diambil dari jalur 3 tiap- tiap PCP, sehingga tiap PCP diwakili oleh 5 petak ukur berukuran 2 m x 2 m. Semua vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah yang ada dalam petak ukur 2 x 2 m 2 diambil dan ditimbang untuk mendapatkan bobot basah Wb. Dari bobot basah total tersebut kemudian diambil sub sampel masing-masing ± 200 g BBc, baik tumbuhan bawah maupun vegetasi tingkat semai. Contoh sub sampel yang ada ± 200 g tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk dikeringovenkan pada suhu 80 o C selama 48 jam. Kemudian contoh sub sampel tersebut ditimbang untuk mendapatkan bobot contoh kering BKc. 3.3.2.3. Serasah Serasah dibagi menjadi dua, yakni serasah besar dan serasah kecil. Petak ukur analisis serasah sama dengan petak ukur analisis biomassa tumbuhan bawah, yaitu jalur 3 tiap-tiap PCP. Pengambilan contoh serasah kasar langsung setelah pengambilan contoh biomassa tumbuhan bawah, dilakukan pada titik contoh dan luas petak ukur yang sama dengan yang dipakai untuk pengambilan contoh biomassa tumbuhan bawah. Semua sisa-sisa bagian tanaman mati, daun-daun dan ranting- ranting yang gugur yang terdapat dalam petak ukur, dimasukkan ke dalam kantong kertas dan berlabel. Kemudian dikeringkan semua serasah di bawah sinar matahari dan ditimbang dan kemudian diambil sub contoh serasah sebanyak 100-300 g untuk dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C selama 48 jam. Pengukuran berat serasah halus dan akar halus, dilakukan dengan cara mengambil semua serasah halus yang terletak di permukaan tanah yang terdapat dalam petak ukur. Kemudian dimasukkan semua serasah halus yang terdapat pada petak ukur ke dalam ayakan berukuran 2 mm, lalu diayak. Kemudian serasah dan akar yang tertinggal di atas ayakan ditimbang berat basahnya. Kemudian diambil 100 g sub contoh serasah halus, dikeringkan dalam oven 80 o C selama 48 jam. Serasah halus yang lolos ayakan dikelompokkan sebagai contoh tanah, diambil 50 g untuk analisa kadar karbonnnya. 3.3.2.4. Nekromassa Pengukuran nekromassa bagian tanaman mati pada permukaan tanah dilakukan pada jalur 3 tiap PCP. Cara pengukuran nekromassa adalah dengan cara mengukur diameter dan panjang tinggi semua pohon mati yang berdiri maupun yang roboh, tunggul tanaman mati, cabang dan ranting. Kemudian diambil contoh uji kayu ukuran 10 cm x 10 cm x 10 cm ditimbang berat basahnya, dimasukkan dalam oven suhu 80 o C selama 48 jam.

3.3.2.5. Pembuatan Persamaan Alometrik Biomassa dan Massa Karbon

Pada penelitian ini disusun persamaan alometrik biomassa dan massa karbon untuk jenis pohon yang dominan dalam tegakan sesuai dengan analisis vegetasi, dengan cara menebang pohon contoh terpilih. Penentuan jumlah pohon contoh yang ditebang dilakukan dengan metode acak berlapis berdasarkan kelas diameter pohon sebagai lapisan stratum sesuai dengan hasil analisis vegetasi, yakni terdiri klas diameter 5-20 cm, 20-30 cm, 30-40 cm, 40-50, 50-60 cm dan 60 cm. Pada masing-masing klas diameter diambil pohon contoh yang berat jenis antar 0,5 dan ≥0,5. Pohon contoh yang terpilih tersebut kemudian ditebang, kemudian dipisahkan berdasarkan bagian-bagian pohon, yaitu batang, cabang, ranting, daun, bunga, buah dan akar. Batang pohon dan cabang dibagi menjadi beberapa segmen. Semua bagian pohon contoh tersebut kemudian ditimbang, sehingga diketahui berat basah setiap bagiannya. Berat basah pohon adalah hasil penjumlahan semua berat basah dari bagian pohon. Setelah penimbangan, setiap bagian pohon diambil contoh ujinya dan selanjutnya dianalisis di laboratorium. Tahapan kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Memilih pohon contoh. Pohon yang mewakili harus tumbuh sehat dan