Pembuatan Persamaan Alometrik Biomassa dan Massa Karbon

mencakup berbagai ukuran pohon pada berbagi klas diameter 5-20 cm, 20- 30 cm, 30-40 cm, 40-50 cm, 50-60 dan 60 cm dan masing-masing pada berat jenis 0,5 dan ≥ 0,5. 2. Mengukur dimensi pohon, mencakup diameter batang, tinggi total, tinggi bebas percabangan, dan rata-rata diameter tajuk. 3. Menebang pohon dan memisahkan ke dalam bagian-bagian pohon. Pohon ditebang sedekat mungkin dengan permukaan tanah. Pohon dipisahkan ke dalam kelompok batang termasuk tunggak, cabang, ranting dan daun. 4. Mengukur dan menimbang bagian-bagian pohon. Batang dibagi kedalam sortimen pendek 2 m dan diukur diameter ujungnya. Seluruh batang, cabang, ranting dan daun ditimbang untuk memperoleh bobot basah. 5. Pengambilan contoh uji seluruh pohon contoh. Contoh uji terdiri atas contoh uji bagian batang pangkal, tengah, dan ujung batang, cabang, ranting, daun dan akar. Contoh uji dikemas dalam plastik rapat untuk mencegah berkurangnya kadar air pada contoh uji tersebut. 6. Analisis contoh uji dilaboratorium untuk mendapatkan nilai berat jenis, kadar zat terbang, kadar abu dan kadar karbon dalam biomassa pohon. 7. Menghitung berat biomassa dan berat massa karbon pada setiap bagian- bagian pohonnya 8. Analisis hubungan antara biomassa dan massa karbon seluruh pohon contoh dengan dimensi pohon contoh. Analisis hubungan dilakukan dengan pendekatan analisis regresi. 9. Penggunaan model alometrik terbaik untuk penaksiran biomassa dan massa karbon tegakan. 3.3.2.6 Prosedur Penelitian di Laboratorium 3.3.2.6.1 Berat jenis kayu Contoh uji berat jenis kayu berukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Pengukuran berat jenis kayu dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut : 1. Menimbang contoh uji dalam keadaan basah untuk mendapatkan berat awal. 2. Mengukur volume contoh uji : Contoh uji dicelupkan dalam parafin, lalu dimasukkan kedalam tabung Erlenmayer yang berisi air sampai contoh uji berada di bawah permukaan air. Berdasarkan Hukum Archimedes volume sampel adalah besarnya air yang dipindahkan oleh contoh uji. 3. Contoh uji lalu dikeringkan pada suhu kamar sampai mencapai kadar air kering udara kira-kira 15 . Kemudian contoh uji dikeringkan dalam tanur selama 24 jam dengan suhu 103 ± 2 o C, dan ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya Pengukuran berat jenis terhadap sampel dari tiap bagian pohon dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. 3.3.2.6.2 Kadar air Contoh uji kadar air batang dan akar yang berdiameter 5 cm dibuat dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Sedangkan contoh uji dari bagian daun, ranting dan akar kecil berdiameter 5 cm diambil masing-masing ± 300 g. Cara pengukuran kadar air contoh uji adalah sebagai berikut : 1. Contoh uji ditimbang berat basahnya. 2. Contoh uji dikeringkan dalam tanur suhu 103 ± 2 o C sampai tercapai berat konstan, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator dan ditimbang berat keringnya. 3. Penurunan berat contoh uji yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur ialah kadar air contoh uji. 3.3.2.6.3 Pengukuran kadar karbon Pengukuran kadar karbon dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Kadar zat terbang Prosedur penentuan kadar zat terbang menggunakan American Society for Testing Material ASTM D 5832-98. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Sampel dari tiap bagian pohon berkayu dipotong menjadi bagian-bagian kecil sebesar batang korek api, sedangkan sample bagian daun dicincang. b. Sampel kemudian dioven pada suhu 80 o C selama 48 jam. c. Sampel kering digiling menjadi serbuk dengan mesin penggiling willey mill. d. Serbuk hasil gilingan disaring dengan alat penyaring mesh screen berukuran 40-60 mesh. e. Serbuk dengan ukuran 40-60 mesh dari contoh uji sebanyak ± 2 g, dimasukkan kedalam cawan porselin, kemudian cawan ditutup rapat dengan penutupnya, dan ditimbang dengan timbang Sartorius. f. Contoh uji dimasukkan ke dalam tanur listrik bersuhu 950 o C selama 2 menit. Kemudian didinginkan dalam eksikator dan selanjutnya ditimbang. g. Selisih berat awal dan berat akhir yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering contoh uji merupakan kadar zat terbang. Pengukuran persen zat terbang terhadap sampel dari tiap bagian pohon dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. 2. Kadar abu Prosedur penentuan kadar abu menggunakan American Society for Testing Material ASTM D 2866-94. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Sisa contoh uji dari penentuan kadar zat terbang dimasukkan ke dalam tanur listrik bersuhu 900 o C selama 6 jam. b. Selanjutnya didinginkan di dalam eksikator dan kemudian ditimbang untuk mencari berat akhirnya. c. Berat akhir abu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur contoh uji merupakan kadar abu contoh uji. Pengukuran kadar abu terhadap sampel dari tiap bagian pohon dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. 3. Kadar karbon Penentuan kadar karbon contoh uji dari tiap-tiap bagian pohon menggunakan Standar Nasional Indonesia SNI 06-3730-1995, dimana kadar karbon contoh uji merupakan hasil pengurangan 100 terhadap kadar zat terbang dan kadar abu. 3.3.3 Analisis Finansial Implementasi Teknik RIL Analisis finansial pemanenan kayu dengan teknik RIL bertujuan untuk membandingkan pengeluaranbiaya pemanenan dengan pendapatan pemanenan dengan teknik RIL yang dinyatakan dalam bentuk uang Lidiawati 2002, Healy et al. 2000. Petak penelitian terdiri dari petak pemanenan kayu dengan teknik konvensional dan petak pemanenan kayu dengan teknik RIL. Penelitian dilakukan pada areal RKT petak pemanenan kayu berjalan. Petak penelitian terdiri dari petak pemanenan kayu konvensional dan teknik RIL. Petak penelitian ini masing-masing seluas 10 ha yang di dalamnya dibuat 3 tiga plot permanenpengukuran dengan ukuran masing-masing 100 m x 100 m 1 ha. Masing-masing plot permanenpengukuran ini dibagi menjadi 25 sub petak dengan ukuran 20 m x 20 m. Letak petak penelitian pemanenan kayu dengan teknik konvensional dan teknik RIL dibuat berdampingan pada areal petak tebang yang sama dengan keadaan kelerengan, tegakan, intensitas penebangan dan alat serta operator yang sama. Masing-masing mempunyai satu tempat pengumpulan kayu TPn yang melayani pemanenan kayu seluas 10 ha. Plot-plot permanenpengukuran diletakkan secara sistematis pada kedua petak penelitian sedemikian rupa sehingga mewakili tempat-tempat sebagai berikut : 1 tempat pengumpulan kayu TPN, 2 jalan sarad utama dan 3 jalan sarad cabang.

3.3.3.1 Produktivitas dan Biaya Pemanenan Kayu

Untuk mengetahui produktivitas pemanenan kayu dilakukan pengukuran waktu kerja sebagai berikut : a. Waktu pembuatan tempat pengumpulan kayu Tpn Pengukuran waktu pembuatan Tpn adalah pengukuran waktu pekerja menyelesaikan pembuatan Tpn. Pengukuran dilakukan pada tiga buah Tpn dengan petak tebang yang berbeda. b. Waktu pembuatan jalan sarad Pengukuran waktu pembuatan jalan sarad adalah pengukuran waktu pekerja menyelesaikan pembuatan jalan sarad. Pengukuran dilakukan pada tiga buah jalan sarad yang dibuat pada petak tebang yang berbeda. c. Waktu kerja penebangan d. Waktu penebangan. Waktu penebangan yang diukur adalah waktu total dari tiap elemen kerja dalam kegiatan penebangan. Waktu tiap elemen kerja penebangan dengan chain saw diamati pada waktu penebangan dilakukan dan diukur dengan menggunakan dua stop watch secara nullstop, artinya waktu tiap elemen kerja dibaca seketika menurut stop watch yang pada permulaan selalu dikembalikan ke nol. Elemen kerja yang diukur dalam kegiatan penebangan dengan chain saw adalah : 1. Penentuan arah rebah pohon 2. Pembuatan takik rebah 3. Pembuatan takik balas 4. Pohon roboh. e. Waktu penyaradan Waktu kerja penyaradan diukur dengan stopwatch, merupakan jumlah dari setiap waktu kerja masing-masing elemen kegiatan. Pengukuran waktu kerja menyarad kayu dilakukan pada tiga panjang jalan sarad, yaitu jarak dekat 250 m, jarak sedang 250-500 m dan jarak jauh 750m. Ulangan pengamatan waktu untuk setiap elemen adalah sebanyak 30 ulangan, dimana untuk setiap jarak sarad dilakukan 10 ulangan. Adapun elemen kerja penyaradan adalah sebagai berikut : 1. Berjalan kosong ke tempat kayu 2. Memuat, meliputi persiapan memuat dan memuat kayu ke atas traktor 3. Menyarad 4. Membongkar, meliputi : membongkar kayu dan pengaturan kayu di Tpn f. Jarak sarad Pengukuran jarak sarad didasarkan pada pengukuran di atas peta kerja, ditambah pengukuran dengan pita ukur di lapangan, pengukuran jarak sarad dan lebar jalan sarad dengan pita ukur dan tali yang diberi simpul setiap 5 meter dengan panjang tali 30 m. g. Diameter dan panjang log Pengukuran diameter dan panjang log yang disarad oleh regu sarad dilakukan di Tpn dengan menggunakan pita ukur. h. Jumlah tenaga kerja Tenaga kerja yang dimaksud di sini adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan pemanenan kayu i. Data sekunder Data sekunder, yakni : 1 harga alat, 2 biaya pemeliharaan, 3 masa pakai alat, 4 upah operator dan helper, 5 jam kerja per hari, 6 suku bunga dan 6 harga solar.