1. Penentuan arah rebah pohon 2. Pembuatan takik rebah
3. Pembuatan takik balas 4. Pohon roboh.
e. Waktu penyaradan Waktu kerja penyaradan diukur dengan stopwatch, merupakan jumlah
dari setiap waktu kerja masing-masing elemen kegiatan. Pengukuran waktu kerja menyarad kayu dilakukan pada tiga panjang jalan sarad, yaitu jarak
dekat 250 m, jarak sedang 250-500 m dan jarak jauh 750m. Ulangan pengamatan waktu untuk setiap elemen adalah sebanyak 30
ulangan, dimana untuk setiap jarak sarad dilakukan 10 ulangan. Adapun elemen kerja penyaradan adalah sebagai berikut :
1. Berjalan kosong ke tempat kayu 2. Memuat, meliputi persiapan memuat dan memuat kayu ke atas traktor
3. Menyarad 4. Membongkar, meliputi : membongkar kayu dan pengaturan kayu di
Tpn f. Jarak sarad
Pengukuran jarak sarad didasarkan pada pengukuran di atas peta kerja, ditambah pengukuran dengan pita ukur di lapangan, pengukuran jarak sarad
dan lebar jalan sarad dengan pita ukur dan tali yang diberi simpul setiap 5 meter dengan panjang tali 30 m.
g. Diameter dan panjang log Pengukuran diameter dan panjang log yang disarad oleh regu sarad
dilakukan di Tpn dengan menggunakan pita ukur. h. Jumlah tenaga kerja
Tenaga kerja yang dimaksud di sini adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan pemanenan kayu
i. Data sekunder Data sekunder, yakni : 1 harga alat, 2 biaya pemeliharaan, 3 masa
pakai alat, 4 upah operator dan helper, 5 jam kerja per hari, 6 suku bunga dan 6 harga solar.
3.3.3.2 Tingkat Efisiensi Pemanenen Kayu
Tingkat efisiensi pemanenan kayu ditujukan untuk mengetahui berapa bagian volume pohon yang dimanfaatkan dan persen limbah yang dihasilkan dari
sebatang pohon. 3.4 Pengolahan Data
3.4.1 Dampak Pemanenan Kayu Terhadap Kerusakan Tegakan Tinggal 3.4.1.1 Analisis vegetasi
Untuk memperoleh gambaran tentang komposisi dan struktur tegakan perlu dilakukan analisis vegetasi. Hasil inventarisasi tegakan baik sebelum dan setelah
pemanenan kayu berupa jenis dan jumlah pohon, diameter dan tinggi pohon dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Indeks Nilai Penting INP Soerianegara dan Indrawan 1988: a. Untuk tingkat tiang dan pohon digunakan rumus :
INP = KR + FR + DR b. Untuk tingkat semai dan pancang digunakan rumus :
INP = KR + FR Ukuran indeks nilai penting INP dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Dimana : INP = Indeks nilai penting
K = Kerapatan suatu jenis
KR = Kerapatan relatif F
= Frekuensi suatu jenis FR
= Frekuensi relatif D
= Dominansi suatu jenis DR = Dominasi relatif
2. Indeks Keanekaragaman Jenis Untuk menghitung indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan
menggunakan rumus Shannon-Wiener Misra 1980 :
s i
pi pi
H
1
ln ,
N ni
pi
Dimana : H’ = Indeks keanekaragaman jenis
s =
Jumlah jenis dalam petak penelitian N
= Jumlah seluruh individu dalam petak penelitian
ni =
Jumlah individu suatu jenis ke-i pi
= Proporsi individu-individu dari suatu jenis ke-i terhadap jumlah individu
seluruh jenis 3. Indeks Kesamaan Komunitas IS
Nilai indeks kesamaan komunitas digunakan untuk membandingkan komunitas di areal hutan primer, di areal pemanenan kayu RIL dan CL yang
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
100 2
x b
a C
IS
Dimana : IS = Koefisien kesamaan komunitas
C = Jumlah nilai yang sama yang terdapat dalam petak penelitiankomunitas a
dan b a
= Jumlah jenis yang terdapat pada petakkomunitas a b
= Jumlah jenis yang terdapat pada petakkomunitas b