KR = Kerapatan relatif F
= Frekuensi suatu jenis FR
= Frekuensi relatif D
= Dominansi suatu jenis DR = Dominasi relatif
2. Indeks Keanekaragaman Jenis Untuk menghitung indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan
menggunakan rumus Shannon-Wiener Misra 1980 :
s i
pi pi
H
1
ln ,
N ni
pi
Dimana : H’ = Indeks keanekaragaman jenis
s =
Jumlah jenis dalam petak penelitian N
= Jumlah seluruh individu dalam petak penelitian
ni =
Jumlah individu suatu jenis ke-i pi
= Proporsi individu-individu dari suatu jenis ke-i terhadap jumlah individu
seluruh jenis 3. Indeks Kesamaan Komunitas IS
Nilai indeks kesamaan komunitas digunakan untuk membandingkan komunitas di areal hutan primer, di areal pemanenan kayu RIL dan CL yang
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
100 2
x b
a C
IS
Dimana : IS = Koefisien kesamaan komunitas
C = Jumlah nilai yang sama yang terdapat dalam petak penelitiankomunitas a
dan b a
= Jumlah jenis yang terdapat pada petakkomunitas a b
= Jumlah jenis yang terdapat pada petakkomunitas b
Nilai IS berkisar antara 0 - 100. Semakin mendekati nilai 100 berarti keadaan komunitas tegakan yang dibandingkan semakin samabersamaan dan
apabila mendekati 0 nol, maka komunitas yang dibandingkan makin berlainan.
3.4.1.2 Kerusakan tegakan tinggal
Kerusakan tegakan tinggal dihitung berdasarkan jumlah dan jenis pohon yang rusak dengan menggunakan rumus sebagai berikut Elias 1998:
100 x
Q P
R K
Dimana : K
= Persentase kerusakan tegakan tinggal R
= Jumlah pohon yang berdiameter ≥ 10 cm yang mengalami kerusakan
dalam plot permanenpengukuran ukuran 100 m x 100 m pohonpetak P
= Jumlah pohon yang berdiameter ≥ 10 cm sebelum penebangan dalam plot
permanenpengukuran ukuran 100 m x 100 m pohonpetak Q
= Jumlah pohon yang dipanen dalam satu petak contoh penelitian Bentuk kerusakan hutan akibat pemanenan kayu dihitung dengan
mempresentasekan bentuk-bentuk kerusakan sebagai berikut : 1. Bentuk kerusakan akibat penebangan kayu seperti patah batang, rusak tajuk,
patah cabangranting, robohcondong, terkelupas kulit dan pecah banir. 2. Bentuk kerusakan akibat penyaradan kayu seperti robohtumbang, patah batang,
rusak tajuk, luka kulitpecah banir, patah cabangranting dan condongmiring. Rumus yang digunakan sebagai berikut Elias 1998:
100 x
T S
A
Dimana : A
= Persentase kerusakan tegakan tinggal berdasarkan bentuk kerusakan. S
= Jumlah pohon yang rusak berdasarkan bentuk kerusakan. T
= Jumlah keseluruhan pohon yang rusak. 3.4.1.3 Keparahan kerusakan semai dan pancang
Kerusakan semai dan pancang dihitung berdasarkan jumlah dan jenis semai dan pancang yang rusak dengan menggunakan rumus sebagai berikut Elias 1998 :
100 x
A C
M
Dimana : M = Persen kerusakan semai atau pancang .
C = Jumlah semai atau pancang yang mengalami kerusakan dalam plot
permanenpengukuran ukuran 100 m x 100 m semai dan pancangpetak. A
= Jumlah semai atau pancang sebelum penebangan dalam plot permanenpengukuran.
3.4.1.4 Keterbukaan tanah akibat penebangan dan penyaradan
Luas keterbukaan tanah akibat pemanenan kayu yang terjadi di dalam plot permanenpengukuran dipetakan pada kertas milimeter dengan skala 1:100 dan
diukur luasnya. Keterbukaan tanag dihitung dengan rumus sebagai berikut Elias 1998:
100 10000
2
x m
L K
Dimana : K
= Keterbukaan tanah dalam plot permanenpengukuran 100 m x 100 m .
L = Luas tanah yang terbuka karena penebanganpenyaradan m
2
. 3.4.1.5 Pemadatan Tanah
Kerapatan massa tanah dihitung berdasarkan rumus-rumus berikut:
v W
W
s 1
2
Dimana : γ
s
= Kerapatan massa tanah basah gcm
3
. W
2
= Berat tanah basah dan cylinder soil sampler g. W
1
= Berat cylinder soil sampler g. v
= Volume contoh tanah basah cm
3
W x
s d
100 100