Model penduga biomasa dan massa karbon pohon

diameter dan atau tinggi pohon. Model persamaan alometrik untuk penaksiran biomasa pohon atau massa karbon dan bagian-bagian pohon menggunakan satu atau lebih peubah dimensi pohon berikut Basuki et al. 2009, Navar et al. 2009. Ŷ = ß D ß1 Dimana : Ŷ = Taksiran nilai biomasa atau massa karbon pohon atau bagian pohon kgpohon D = Diameter pohon dbh cm ß 0, ß 1 = Konstanta parameter regresi 3.4.2.9 Menentukan Cadangan Massa Karbon Hutan Alam yang Dipanen dengan Teknik RIL dan CL Penyerapan massa karbon didefinisikan sebagai produktifitas bersih massa karbon tahunan tChath dikalikan dengan separuh umur th massa karbon yang terikat dalam hutan, yang menghasilkan dimensi penyerapan t C per ha. Cadangan massa karbon dalam hutan adalah rata-rata jumlah massa karbon yang terdapat pada lahan selama siklus hidup vegetasi hutan, atau cadangan massa karbon rata- rata per satuan waktu Elias 2008, Komunikasi pribadi. Untuk menentukan cadangan massa karbon rata-rata per tahun perlu terlebih dahulu diketahui cadangan massa karbon pada titik-titik waktu tertentu dan lamanya siklusrotasi tebang, yakni: C min : cadangan massa karbon pada tahun pemanenan kayu Et-0, pada tahun pertama siklusrotasi tebang atau cadangan massa karbon pada tegakkan tinggal setelah pemanenan tebang pilih C maks : cadangan massa karbon pada akhir tahun siklusrotasi tebang Siklusrotasi tebang N : suatu periode waktu th yang diperlukan untuk akumulasi massa karbon dari C min menjadi C maks. Kecepatan akumulasi C G c : Kecepatan konstan pertumbuhan akumulsi massa karbon per ha per th t Chath Cadangan massa karbon rata-rata C r pada tiap siklus tebang = 0,5 x C min + C maks Cara menentukan tambahan cadangan massa karbon sebagai hasil penerapan RIL adalah sebagai berikut: Cadangan massa karbon rata-rata C r RIL pada siklus tebang 1 RIL : C r RIL = 0,5 x C min RIL+ C maks RIL Cadangan massa karbon rata-rata C r CL pada siklus tebang 1 CL : C r CL = 0,5 x C min CL+ C maks CL Tambahan Cadangan massa karbon sebagai penambahan karbon RIL = C r RIL - C r CL 3.4.3 Analisis Finansial Implementasi Teknik RIL

3.4.3.1 Volume batang kayu

Volume batang kayu per sortimen dihitung dengan rumus Smalian berikut : Vp = ¼ πd 2 P 2 p u d d d Dimana : Vp = Volume per sortimen m 3 π = Konstanta = 3,14 P = Panjang log m D = Diamater rata-rata sortimen m d u = Diameter ujung sortimen m d p = Diameter pangkal sortimen m

3.4.3.2 Produktivitas

Produktivitas penebanganpenyaradan kayu, dihitung dengan rumus ILO 1975 yaitu : P = W V Dimana : P = produktivitas m 3 jam V = Volume kayu m 3 W = Waktu penebanganpenyaradan kayu jam

3.4.3.3 Biaya

Biaya penebangan dan penyaradan dihitung dengan rumus sebagai berikut Elias 1987: A. Biaya Tetap a.1. Biaya penyusutan D = T x N R M Dimana : D = Biaya penyusutan Rpjam M = Biaya pembelian alat Rpunit R = Nilai alat setelah habis masa pakai harga rongsokan 10 N = Masa pakai alat tahun T = Jumlah jam kerja per tahun jamtahun a.2. Bunga modal Bunga modal dihitung dengan menggunakan rumus : Dimana : B = Bunga modal Rpjam M = Biaya pembelian alat Rpunit R = Nilai alat setelah habis masa pakai harga rongsokan 10 N = Masa pakai alat tahun T = Jumlah jam kerja per tahun jamtahun 0,0p = Suku bunga bank B. Biaya Variabel b.1. Biaya perawatan Biaya perawatan dihitung dengan rumus: Dimana : S = Biaya perawatan Rpjam b.2. Biaya bahan bakar Biaya bahan bakar dihitung dengan rumus :