Dimana : DF
= Discount factor i
= Discount rate t
= Tahun yang sedang berjalan Nilai kriteria investasi NPV dan BCR dihitung dengan menggunakan rumus :
1. Net Present Value
NPV merupakan selisih antara Present Value dari pendapatan dan Present value dari pengeluaran, dengan rumus sebagai berikut :
n n
n n
i C
i C
i C
i B
i B
i B
NPV 1
.... 1
1 1
.... 1
1
2 2
1 2
2 1
t t
t n
t
i C
B 1
1
Dimana : Bt
= Merupakan pendapatan sehubungan dengan sesuatu proyek pada tahun t
i = Merupakan pengeluaran sehubungan dengan proyek pada tahun
t, tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal atau rutin
n = Adalah umur ekonomis dari proyek
i = Merupakan opportunity cost of capital, yang ditunjuk sebagai
discount rate 2.
Benefit Cost Ratio BCR BCR merupakan perbandingan present value total dari pendapatan bersih
dengan present value total dari biaya bersih.
n t
t t
n t
t t
i C
i B
BCR
1 1
1 1
Dimana : NPV = Nilai bersih sekarang net present value
BCR = Rasio pendapatan dan biaya benefit cost ratio B
t
= Komponen pendapatan pada tahun ke t C
t
= Komponen biaya pada tahun ke t i
= Suku bunga interest rate n
= Umur proyek sampai tahun ke n
3.5 Kriteria Efektivitas RIL Terhadap CL
Untuk melihat efektivitas RIL terhadap CL, dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Aspek Finansial RIL, dimana NPV
RIL
NPV
CL
dan BCR
RIL
BCR
CL
b. Aspek pertambahan karbon, dimana cadangan karbon teknik RIL dibandingkan dengan CL.
c. Aspek lingkungan, dimana : 1. Kerusakan tegakan tinggal RIL CL
2. Keterbukaan tanah RIL CL 3. Pemadatan tanah akibat RIL CL
4. Limbah pemanenan kayu RIL CL Tabel 3. Kriteria penilaian efektivitas RIL terhadap CL.
Kriteria Sangat
efektif Efektif
Tidak Efektif 1
2 Finansial
√ √
√ x
Cadangan Massa Karbon √
x √
x Lingkungan
√ √
x x
Keterangan : 1. Efektif dengan cadangan massa karbon setelah pemanenan kayu RIL dan CL tidak berbeda.
2. Efektif dengan kerusakan lingkungan akibat pemanenan kayu RIL dan CL tidak berbeda.
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
Areal Kerja IUPHHK PT. Inhutani II Sub Unit Malinau terletak di kelompok hutan sungai Malinau. Berdasarkan administrasi pemerintahan terletak
di Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau, Propinsi Kalimantan Timur, sedangkan berdasarkan administrasi pemangkuan hutannya terletak di UPTD
KPH Malinau, Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau, Propinsi Kalimantan Timur. Batas areal kerja PT. Inhutani II Sub Unit Malinau adalah sebelah Utara
berbatasan dengan HPH PT. Inhutani I PT. Bhakti Barito, sebelah Timur dengan HPH PT. Inhutani I, sebelah Selatan dengan HPH Bukit Condong dan sebelah
Barat dengan HPH PT. Meranti Sakti dan PT. Inhutani I. Secara geografi areal kerja PT. Inhutani II Sub Unit Malinau terletak pada 116
o
28’ – 116
o
40’ Bujur Timur dan 02
o
52’ – 03
o
14’ Lintang Utara. Areal kerja PT. Inhutani II Sub Unit Malinau secara administratif
pemerintahan merupakan bagian wilayah Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau, Propinsi Kalimantan Timur. PT. Inhutani II Sub Unit Malinau
memperoleh Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK pada areal kelompok hutan Sungai Malinau pada tahun 1991, yaitu melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 64Kpts-II91 tanggal 30 Januari 1991 dengan luas 48.300 Ha. Kemudian Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 664Menhut-II2011
tanggal 24 November 2011 tentang Surat Keputusan Perpanjangan IUPHHK PT. Inhutani II Sub Unit Hutan Alam Malinau dengan luas 29.040 Ha.
Hasil Peta Penafsiran Citra Satelit Perpanjangan IUPHHK-HA PT. Inhutani II SU HA Wilayah Malinau liputan tahun 2012 Surat Dirjen Planologi Kehutanan
Cq. Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan No. S.55IPSDH- 22012 tanggal 14 Februari 2012 menunjukkan bahwa areal kerja PT. Inhutani II
Sub Unit Malinau terdiri atas 29.040 Ha areal berhutan 7.215 ha Hutan lahan kering primer dan 21.088 ha Hutan lahan kering sekunder, 223 ha merupakan
areal tidak produkstif non hutan; dan 514 ha tertutup awan. Berdasarkan TGHK, areal kerja perusahaan terdiri dari 19.505 ha merupakan Hutan Produksi Tetap
HP dan sisanya 9.535 ha merupakan Hutan Produksi Terbatas HPT.