Sistem Silvikultur dan Realisasi Produksi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Dampak Pemanenan Kayu Terhadap Kerusakan Tegakan Tinggal

5.1.1 Potensi Tegakan

Berdasarkan hasil inventarisasi tegakan pada petak pemanenan kayu konvensional dan petak pemanenan kayu RIL, kerapatan dan volume tegakan tingkat tiang dan pohon dengan pengelompokkan menurut kelas diameter. Kerapatan dinyatakan dalam jumlah pohon per hektar Nha dan volume dinyatakan dalam m 3 ha. Inventarisasi tegakan dilakukan sebelum penebangan pada plot ukuran 100 m x 100 m 1 ha pada petak penelitian teknik konvensional dan teknik RIL untuk melihat potensi tegakan sebelum kegiatan pemanenan kayu. Dari plot ukuran 100 m x 100 m diukur dan dihitung semua jenis vegetasi tingkat tiang dan pohon secara continous strip sampling. Potensi tegakan tiang dan pohon dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Potensi tegakan per ha pada petak pemanenan kayu konvensional dan RIL. No. Teknik Konvensional Teknik RIL Petak Nha m 3 ha Nha m 3 ha I. II. III. 357 362 342 228,044 184,160 195,196 397 328 363 267,912 170,980 230,126 Rata-rata 353,51 202,462 362,67 223,006 Tabel 5 memperlihatkan bahwa potensi tegakan tingkat tiang dan pohon pada plot pemanenan kayu konvensional dan RIL masing-masing adalah 353,51 pohonha dengan volume 202,462 m 3 ha dan 362,67 pohonha dengan volume 223,006 m 3 ha. Potensi tegakan tersebut kemudian dikelompokkan kedalam 3 tiga kelompok jenis, yakni : komersial Dipterocarpaceae KD, komersial non Dipterocarpaceae KND dan non Komersial NK, seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Potensi tegakan per hektar berdasarkan kelompok jenis pada berbagai kelas diameter pada petak pemanenan kayu konvensional dan pemanenan kayu RIL. No Teknik Pemanenan Potensi Tegakan Per Hektar Per Kelas Diameter cm 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60 up Jumlah Klp. Jenis N V N V N V N V N V N V N V I.Konvensional 1. Komersial KD 64,0 10,1 18,0 8,2 7,7 8,1 5,0 9,7 4,3 13,8 6,3 42,4 105,3 92,5 KND 92,0 13,6 14,3 5,8 5,3 4,8 5,1 8,1 3,0 7,2 2,3 12,6 122,1 52,4 2. Non Komersial 93,3 13,5 17,0 6,8 7,0 6,3 4,1 6,3 1,3 2,7 3,3 21,6 126,1 57,4 Jumlah 249,3 37,3 49,3 20,9 20,0 19,3 14,1 24,2 8,7 23,8 12,0 76,6 353,5 202,4 II. Teknik RIL 1. Komersial KD 69,3 10,9 19,3 8,2 9,7 9,7 6,0 11,1 5,7 16,4 8,7 53,7 118,7 110,2 KND 88,0 13,2 16,0 6,5 6,0 5,5 3,3 5,5 1,7 3,9 4,3 23,3 119,3 58,2 2. Non Komersial 93,3 13,7 15,0 6,1 7,0 6,3 3,3 5,1 2,0 4,9 4,0 18,1 124,7 54,5 Jumlah 250,7 37,9 50,3 20,9 22,7 21,7 12,7 21,8 9,3 25,3 17,0 95,2 362,7 223,0 Keterangan : KD = Komersial Dipterocarpaceae; KND = Komersial non Dipterocarpaceae ; 52 Tabel 6 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok jenis potensi jumlah pohon dalam tegakan rata-rata per hektar pada petak pemanenan kayu konvensional dan RIL didominasi oleh kelompok jenis non komersial masing- masing sebesar 126,1 pohon 35,67 dengan volume 57,4 m 3 28,38 dan di petak pemanenan kayu RIL sebesar 124,7 pohon 34,38 dengan volume 54,5 m 3 24,48 . Untuk melihat gambaran sebaran potensi tegakan tingkat tiang dan pohon per kelas diameter dapat dilihat pada Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Pada Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9 memperlihatkan bahwa jumlah dan volume kayu per hektar bervariasi. Gambar 6 dan Gambar 7 memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa semakin besar diameter pohon, kerapatannya jumlah pohon per hektar semakin kecil. Sebaliknya, potensi tegakan tingkat tiang dan pohon berdasarkan volume kayu pada Gambar 6 dan Gambar 8 terlihat bahwa semakin besar kelas diameter pohon maka potensi volumenya semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata potensi tegakan tingkat tiang dan pohon terbesar pada kelas diameter 10 cm – 19 cm dibandingkan dengan kelas diameter lainnya baik pada petak pemanenan kayu konvensional maupun RIL, potensi jumlah pohon cenderung semakin menurun dengan bertambahnya ukurankelas diameter. Berdasarkan volume kayu, potensi tegakan pada kelas diameter lebih besar dari 60 cm mempunyai potensi volume yang lebih besar dibanding kelas diameter lainnya.