II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Lahan, Penggunaan Lahan dan Konversi Lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan landscape yang mencakup pengertian lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, topografirelief, tanah, air dan
vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan Sitorus, 2003.
Pengelolaan sumberdaya lahan adalah segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada sebidang lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas
lahan tersebut Sitorus, 2003. Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara permanen atau siklus terhadap suatu kumpulan
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan baik kebendaan maupun
spiritual atau kedua-duanya LUCC, 2002. Penggunaan lahan adalah semua jenis penggunaan untuk pertanian, lapangan olah raga, rumah mukim hingga rumah
sakit dan kuburan.
Dari pengertian penggunaan lahan yang dikemukakan di atas dapat disederhanakan seperti yang dikemukakan oleh Tyrrell et al. 2004 yaitu
penggunaan lahan adalah bentuk penggunaan oleh manusia terhadap lahan termasuk keadaan yang belum terpengaruh oleh kegiatan manusia. Penggunaan
lahan merupakan hasil dari usaha manusia yang sifatnya terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya terhadap sumberdaya lahan yang tersedia Sitorus,
1989.
Pengertian-pengertian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan lahan berhubungan erat dengan aktivitas manusia dan sumberdaya lahan. Penggunaan
lahan sifatnya dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan budayanya.
Pengelolaan sumberdaya lahan secara garis besar mempunyai dua tujuan, yaitu : 1 tujuan fisik dan 2 tujuan ekonomi. Tujuan fisik adalah tujuan yang
dinyatakan atau diukur dalam satuan-satuan fisik, yang dapat dinyatakan dalam satuan-satuan volume atau berat dari hasil yang diperoleh. Tujuan ekonomi
dinyatakan atau diukur dalam terminologi-terminologi ekonomi, seperti
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
pendapatan bersih maksimum Sitorus, 2003. Pada umumnya kedua tujuan tersebut compatible artinya kedua tujuan tersebut sejalan atau dicapai secara
bersama-sama. Akan tetapi bisa juga kedua tujuan tersebut tidak sejalan incompatible.
Tata guna lahan terjadi dari 1 tata guna, yang berarti penataan atau pengaturan penggunaan, dan 2 lahan, yang berarti ruang permukaan tanah serta
lapisan batuan di bawahnya dan lapisan udara di atasnya, yang merupakan sumberdaya alam serta memerlukan dukungan berbagai unsure alam yang lain
Jayadinata, 1992. Tata guna lahan dapat ditinjau menurut suatu wilayah regional land use secara keseluruhan. Karena wilayah terdiri atas pedesaan dan
perkotaan, maka tata guna lahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1 tata guna lahan pedesaan rural land use dan 2 tata guna lahan perkotaan urban land
use.
Masyarakat menghadapi beberapa tantangan khusus dalam mengelola sumberdaya lahan. Lahan sebagai tempat bagi pertumbuhan tanaman atau tumbuh-
tumbuhan maupun kehidupan hewan, bagi aliran air, bangunan, transportasi dan sebagainya. Dengan banyaknya macam penggunaan lahan ini, maka dengan
digunakannya sebidang lahan akan mempengaruhi penggunaan yang lain yang sifatnya potensial.
Penggunaan lahan untuk kehidupan perkotaan dengan bangunan- bangunannya, untuk tempat tinggal, industri, jalur-jalur transportasi, taman-taman
dan sebagainya, akan mengurangi tersedianya lahan untuk kegiatan pertanian dan lapangan terbuka. Untuk mengubah lahan pertanian menjadi lahan untuk
perkotaan tidaklah begitu mahal daripada sebaliknya. Karena mengubah lahan perkotaan untuk pertanian berarti harus menghancurkan investasi kapital yang
sangat besar Sitorus, 2003. Oleh karena itu, keputusan untuk mengubah lahan pertanian menjadi lahan non pertanian adalah keputusan yang berdampak tidak
dapat dikembalikan ke keadaan semula, karena biayanya akan sangat besar.
Jika suatu wilayah diamati dalam suatu periode waktu tertentu maka akan dijumpai suatu perubahan penggunaan lahan, yang sering juga disebut sebagai
konversi lahan. Konversi lahan dapat dibedakan atas dua, yaitu yang bersifat musiman dan yang permanen.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Konversi lahan yang bersifat musiman yaitu perubahan penggunaan lahan dalam waktu satu tahun terjadi perubahan penggunaan lahan dua kali atau lebih
yang disebabkan karena menyesuaikan faktor musim. Penggunaan lahan musiman biasa terjadi pada lahan pertanian tanaman pangan yang juga sering disebut rotasi
tanaman. Sebagai contoh, lahan sawah pada musim penghujan digunakan untuk tanaman padi sawah dan pada musim kemarau untuk tanaman palawija. Konversi
lahan musiman ini tidak hanya karena faktor musim saja, tetapi faktor kehendak manusia juga akan menentukan.
Konversi lahan yang bersifat permanen, yaitu perubahan penggunaan lahan dalam periode waktu yang relatif lama. Konversi lahan yang bersifat permanen ini
dapat disebabkan karena faktor perubahan alam, atau karena faktor kehendak manusianya sendiri.
2.2. Multifungsi Lahan Pertanian