Nilai Manfaat Sebagai Pencegah Erosi dan Sedimentasi

d. Nilai Manfaat Sebagai Pencegah Erosi dan Sedimentasi

Adanya erosi akan menyebabkan kerugian, baik di bagian hulu maupun di hilir DAS. Untuk Sub DAS Keduang adanya erosi akan menyebabkan sedimentasi waduk Wonogiri. Nilai manfaat multifungsi lahan pertanian sebagai pencegah erosi didekati melalui nilai kerugian yang timbul akibat adanya erosi, baik di hulu maupun di hilir Sub DAS. Metode valuasi ekonomi yang digunakan terdiri atas 2 cara : 1 Penilaian di hulu on-site Metode valuasi ekonomi yang digunakan untuk melakukan penilaian di hulu adalah dengan biaya pengganti replacement cost kehilangan tanah dan unsur hara yang hilang akibat erosi. a Biaya Ganti Kehilangan Tanah Banyaknya kehilangan tanah akibat erosi dapat diganti dengan menghitung biaya sewa truk dan upah tenaga kerja untuk meratakan tanah dengan anggapan bahwa tanah yang tererosi dan terendap di waduk dapat dikembalikan ke daerah semula dan diratakan sesuai dengan keadaan sebelum erosi. Besarnya biaya ganti atas kehilangan tanah pada daerah penelitian adalah Rp. 37,9 milyar per tahun atau Rp. 900.000 per hektar per tahun. b Biaya Ganti Kehilangan Unsur Hara Proses erosi tanah selain menyebabkan perpindahan partikel tanah juga mengakibatkan hilangnya unsur hara yang ada dalam tanah. Kandungan unsur hara N, P, K, dan bahan organik tanah di Sub DAS Keduang disajikan pada Tabel 38. Tabel 38. Hasil Analisis Tanah di Sub DAS Keduang No. Parameter Analisis Nilai Harkat 1. N-Total 0,24 Sedang 2. P-tersedia ppm 16,26 Sedang 3. K-dapat ditukar me100g 0,39 Sedang 4. Bahan organik 5,04 Tinggi Sumber : Nippon Koei Co Ltd PPLH Lemlit UNS 2002 Besarnya unsur hara yang hilang karena erosi merupakan perkalian antara besarnya jumlah tanah yang tererosi dengan proporsi kandungan unsur hara dari satu ton tanah yang tererosi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com tersebut. Adapun besarnya kehilangan unsur hara N, P, K, dan bahan organik akibat terjadinya erosi di Sub DAS Keduang disajikan pada Tabel 39. Tabel 39. Jumlah unsur hara yang hilang tiap hektar lahan No. Jenis Unsur Hara yang Hilang Jumlah unsur hara setiap 1 ton tanah Jumlah unsur hara yang hilang tiap hektar lahan 1. N Kg 2,4 105,2 2. P g 16,26 712,5 3. K g 39 1.710,0 4. Bahan organik Kg 50,4 2.210,0 Sumber: Analisis Data Sekunder Erosi tanah menyebabkan unsur hara dalam tanah ikut terbawa, sehingga produktivitas tanah berkurang. Unsur hara dalam tanah yang hilang diperhitungkan dengan menggunakan biaya pembelian pupuk untuk mengembalikan kesuburan tanah. Unsur hara yang dianalisis adalah unsur N, P, K dan bahan organik. Biaya ganti kehilangan unsur hara N, P, K, dan bahan organik didekati dengan biaya ganti pembelian pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk kandang, dengan menggunakan harga non subsidi. Besarnya biaya ganti kehilangan unsur hara pada daerah penelitian disajikan dalam Tabel 40. Tabel 40. Biaya Ganti Kehilangan Unsur Hara di Sub DAS Keduang Unsur Hara Yang Hilang Biaya Ganti per Hektar Rpha Biaya Ganti per Luas Area Keseluruhan juta rupiah Unsur N 1.250.000 51.870 Unsur P 9.000 350 Unsur K 20.000 850 Bahan Organik 1.105.000 46.700 Jumlah 2.384.000 99.770 Sumber : Analisis Data Sekunder Dari Tabel 40 dapat diketahui bahwa besarnya biaya ganti kehilangan unsur hara per luas area Sub DAS Keduang secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 99,8 milyar per tahun, yang terdiri Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com dari biaya ganti unsur N sebesar Rp. 51,9 milyar, biaya ganti unsur P sebesar Rp. 350 juta, biaya ganti unsur K sebesar Rp. 850 juta dan biaya ganti bahan organik sebesar Rp. 46,7 milyar. Biaya ganti kehilangan unsur hara per hektar tanah di Sub DAS Keduang adalah sebesar Rp. 2,4 jutahatahun, yang terdiri dari biaya ganti unsur N sebesar Rp. 1,25 juta, biaya ganti unsur P sebesar Rp. 9 ribu, biaya ganti unsur K sebesar Rp. 20 ribu dan biaya ganti bahan organik sebesar Rp. 1,1 juta. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya ganti unsur N dan bahan organik merupakan biaya ganti terbesar dibandingkan dengan unsur-unsur hara lainnya. c Nilai Ekonomi Erosi di Hulu Nilai ekonomi erosi di hulu Sub DAS Keduang merupakan penjumlahan dari biaya ganti tanah dan biaya unsur hara yang hilang akibat proses erosi. Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa nilai ekonomi erosi di Sub DAS Keduang adalah sebesar Rp. 137,7 milyartahun atau Rp. 3,3 jutahatahun. Ada kemungkinan masyarakat tidak mengetahui bahwa secara ekonomi kerugian yang diakibatkan oleh erosi adalah sangat besar. Nilai ekonomi erosi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi masyarakat di daerah penelitian dan Pemerintah setempat agar lebih serius dalam melakukan tindakan-tindakan konservasi DAS. Pengelolaan DAS yang lebih serius melalui pengendalian faktor-faktor penyebab erosi perlu terus dilakukan agar tercipta kelestarian sumberdaya lahan, sehingga keberlanjutan usahatani dapat terjaga. 2 Penilaian di Hilir Off-site dengan biaya pengerukan sedimen Sedimentasi terus menerus mengancam keberadaan Waduk Wonogiri. Adanya sedimentasi dapat mengurangi umur ekonomis waduk. Dampak konversi lahan pertanian terhadap umur ekonomis waduk dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengerukan. Metode valuasi yang digunakan dengan pendekatan biaya perbaikanbiaya pengerukan sedimen. Dari hasil perhitungan prediksi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com erosi dan Sediment Delivery Ratio SDR diketahui jumlah sedimen yang masuk ke Waduk Wonogiri yang berasal dari Sungai Keduang sebesar 160 ribu ton per tahun. Biaya yang diperlukan untuk melakukan pengerukan setiap m 3 adalah Rp 15 ribu. Untuk melakukan pengerukan sedimen yang berasal dari Sungai Keduang dibutuhkan biaya sebesar 1,65 milyar per tahun atau Rp 40 ribu per hektartahun. Dari hasil penilaian di hulu dan di hilir tersebut dapat diketahui besarnya kerugian setiap tahun akibat erosi di Sub DAS Keduang adalah sebesar Rp 140 milyar atau Rp 3,34 juta per hektar.

e. Nilai Manfaat Pengendali Tata Air

Dokumen yang terkait

GEOSPATIAL ANALYSIS OF LAND USE AND LAND COVER CHANGE FOR DISCHARGE AT WAY KUALAGARUNTANG WATERSHED IN BANDAR LAMPUNG

2 19 85

Identification of Critical Land Using Geographic Information System : A Case Study in Poleang Langkowala Sub-Watershed Southeast Sulawesi Province

0 11 83

Modeling of Flood for Land Use Management (Case Study of Ciliwung Watershed)

1 8 166

Economic valuation of land use changes in Wonogiri Watershed (case study at Keduang Sub-Watershed, Wonogiri Regency)

0 14 428

Formulir Validasi (Land use/land cover change detection in an urban watershed:a case study of upper Citarum Watershed, West Java Province, Indonesia)

0 3 3

Prediction of The Erosion and Sedimentation Rate Using SWAT Model in Keduang Sub-Watershed Wonogiri Regency

0 2 10

Fighting Through Community Participation Based on Vegetative Conservation Approach of Wonogiri Reservoir Sedimentation in Sub - Watershed of Keduang.

0 0 11

Evaluation Of Land Suitability For Jati Trees (Tectona grandhis L. F) In Watershed At 2011 (Study of implementation one milion planting program in wonogiri regency at 2009) | Romadlon | Pendidikan Geografi 2304 9895 1 PB

0 0 8

ARAHAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI (The Policy Direction for Controlling of Erosion and Sedimentation at Keduang Sub-Watershed in Wonogiri Regency)

0 0 14

SIMULASI PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT BANJIR DI DAS KEDUANG ( Simulated Effects Of Land Use Against Flood Discharge In Keduang Watershed

1 1 11