kerja yang secara langsung terkait dengan penggunaan lahanusahatani. Jadi mencakup kesempatan kerja pada usahatani
selama satu tahun. Selanjutnya, mengacu pada hasil pengamatan di lapang dilakukan pula estimasi kesempatan kerja yang “hilang” pada
kegiatan pasca panen sebagai contoh penggilingan padi dan pengusahaan beras untuk usahatani sawah. Secara matematis,
kesempatan kerja pada usahatani yang “hilang” per tahun dari luas lahan pertanian yang terkonversi adalah:
KERJA = KERJA1 + KERJA2 + KERJA3
KERJA1, KERJA2 dan KERJA3 masing-masing didefinisikan sebagai penyerapan tenaga kerja pada usahatani MT I, MT II dan MT
III yang seharusnya tercipta dari luasan lahan pertanian yang terkonversi. Peubah KERJA dengan demikian dipengaruhi oleh pola
tanam pada masing-masing jenis lahan pertanian yang terkonversi maupun teknologi usahatani yang digunakan.
Tabel 4. Jenis dan Sumber Data Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Penyedia Tenaga Kerja serta Cara Pengumpulannya
Jenis Data
Data Yang Dikumpulkan
Cara Pengumpulan
Data Sumber
Data Teknik
Analisis Data
Data primer
Identitas petani
Luas penguasaan
lahan
Penggunaan Tenaga Kerja
Penggunaan faktor-
faktor produksi
Produksi pertanian
Pendapatan petani
Wawancara
Responden Analisis Kesempatan
Kerja Yang Hilang
3. Fungsi Lingkungan Pengendali Erosi dan Pemelihara Tata Air
a. Teknik Pengumpulan Data Data fungsi lahan pertanian sebagai pengendali erosi dan pemelihara
tata air merupakan data sekunder tahun 1993 sampai dengan 2008 yang dikumpulkan dari instansi yang terkait seperti Balai Besar
Wilayah Sungai BBWS Bengawan Solo, Perum Jasa Tirta I, Balai
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Penelitian Kehutanan BPK Surakarta, Bappeda Kabupaten Wonogiri, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian, dan Dinas
Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Wonogiri.
b. Jenis Data Yang Dikumpulkan Jenis data fungsi lahan pertanian sebagai pengendali erosi dan
pemelihara tata air yang dikumpulkan dan sumber data tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Pengendali Erosi dan Pemelihara Tata Air serta Cara
Pengumpulannya
Jenis Data Data Yang
Dikumpulkan Cara
Pengumpulan Sumber Data Teknik Analisis
Data
Data fisik dan kimia
tahun 1993- 2008
Laju erosi
Curah hujan
Jenis tanah
Panjang lereng
Distribusi kelas
kelerengan lahan
Tindakan konservasi
Laju sedimentasi
Debit air
Kontinuitas debit
Kualitas air
Studi
Dokumen
Balai Besar Wilayah
Sungai BBWS
Bengawan Solo
Perum Jasa
Tirta I
BPK Surakarta
BPS
Dinas
Pertanian
Dinas Pengairan
PPLH UNS
Metode USLE
Sediment
Delivery Ratio
Perbandingan QmaxQmin
Koefisien
Aliran Permukaan
Baku Mutu
Air
c. Teknik Analisis Data 1. Pengendali Erosi dan Sedimentasi
Salah satu fungsi lahan pertanian adalah sebagai pengendali erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah DAS waduk. Untuk mengetahui
dampak konversi lahan pertanian ke non pertanian terhadap erosi dan sedimentasi dilakukan dengan menghitung besarnya prakiraan erosi
dan sedimentasi di wilayah Sub DAS Keduang.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Prediksi erosi dilakukan dengan menggunakan persamaan Universal Soil Loss Equation USLE yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith 1978 sebagai berikut :
A = R K L S C P Keterangan :
A = banyaknya tanah tererosi tonhatahun R = faktor erosivitas hujan
K = faktor erodibilitas tanah L = faktor panjang lereng m
S = faktor kecuraman lereng C = faktor vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman
P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah Mempertimbangkan bahwa dalam suatu sub DAS terdapat variasi
besarnya curah hujan, jenis dan tipe tanah, pola tataguna lahan, pola aliran sungai dan kemiringan lereng, maka dalam memprakirakan
besarnya laju erosi untuk skala sub DAS perlu ditentukan nilai rata- rata dari masing-masing faktor yang tercantum dalam rumus USLE
tersebut. Di dalam model AGNPS Agricultural Non Point Source of Pollution
yang digunakan untuk memprediksi besarnya erosi pada suatu kejadian hujan dari suatu DAS, sering digunakan USLE untuk
memprediksi besarnya erosi setiap grid-cell dalam suatu DAS, meskipun persamaan USLE tidaklah cocok untuk maksud tersebut.
Oleh sebab itu agar dapat digunakan dengan lebih baik dalam model AGNPS, Kinnel dan Risse 1998 dalam Arsyad 2010 melakukan
modifikasi persamaan USLE yang dinamai USLE-M. Namun karena keterbatasan data curah hujan yang ada, maka pada penelitian ini
prediksi erosi masih dilakukan dengan menggunakan persamaan USLE.
Pada metode USLE, prakiraan besarnya erosi adalah dalam kurun waktu per tahun tahunan, maka angka rata-rata faktor R dihitung dari
data curah hujan tahunan sebanyak mungkin. Faktor erosivitas hujan,
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Bols 1978, sebagai berikut :
Rn = 6,119CH1,21HH-0,47CHm0,53 Keterangan :
Rn = erosivitas hujan bulan ke-n
CH = jumlah curah hujan cm
HH = jumlah hari hujan rerata bulanan
CHm = curah hujan maksimum selama 24 jam rerata bulanan cm
Nilai K dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Arsyad 2010, sebagai berikut :
100 K = 1,292 {2,1 M
1,14
10
-4
12-a + 3,25 b – 2 + 2,5 c-3} K
= faktor erodibilitas tanah M
= indeks tekstur tanah M
= pasir sangat halus + debu 100 - lempung a
= kandungan bahan organik b
= kelas struktur tanah c
= kelas permeabilitas tanah Menentukan nilai faktor panjang lereng L dengan cara :
Ukur panjang aliran sungai km
Ukur luas sub-DAS km
2
Tentukan kerapatan aliran d = panjang aliran luas
Tentukan kemiringan lereng rata-rata sub DAS
Tentukan nilai faktor panjang lereng L.
Faktor panjang lereng L didefinisikan secara matematik sebagai berikut:
L = l 22,1
m
L = faktor panjang lereng
l = panjang kemiringan lereng m
m = angka eksponen yang dipengaruhi oleh interaksi antara
panjang lereng dan kemiringan lereng dan dapat juga dipengaruhi oleh karakteristik tanah dan tipe vegetasi
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Faktor kemiringan lereng S didefinisikan secara matematis Asdak, 2004 sebagai berikut :
S = 0,43 + 0,30 s + 0,04 s
2
6,61 s
= kemiringan lereng aktual Seringkali dalam prakiraan erosi menggunakan persamaan USLE
komponen panjang dan kemiringan lereng L dan S diintegrasikan menjadi faktor LS dan dihitung Arsyad, 2010 dengan rumus :
LS = L
12
0,00138 S
2
+ 0,00965 S + 0,0138 L
= panjang lereng m S
= kemiringan lereng
Faktor pengelolaan tanaman C, merupakan nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang bertanaman dengan pengelolaan tertentu
terhadap besarnya erosi tanah yang tidak ditanami dan diolah bersih. Faktor tindakan konservasi P, merupakan nisbah antara besarnya
erosi tanah dengan tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi tanah yang diolah menurut arah lereng.
Nilai faktor C dan P, atau nilai faktor CP berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dikumpulkan oleh Pusat Penelitian Tanah Bogor
Abdurrachrnan et al., 1984; Hammer, 1990; dan Arsyad, 2010, disajikan pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
Cara memprakirakan besarnya hasil sedimen sediment yield dengan menghitung besarnya Sediment Delivery RatioSDR sub DAS
Keduang, dengan rumus sebagai berikut Asdak, 2004 :
Y = E SDR Ws
Y = hasil sedimen per satuan luas
E = jumlah erosi
SDR = nisbah pelepasan sedimen Ws = luas sub DAS
2. Laju Erosi yang Dapat Ditoleransikan ETol