Keadaan Iklim Penggunaan Lahan

wilayah Sub-DAS Keduang dibagi menjadi enam kelas kemiringan lereng yaitu : 1 datar 0 - 3 seluas 10.529 ha 24,9, 2 berombak 3 - 8 seluas 12.246 ha 29,0, 3 bergelombang 8 - 15 seluas 5.951 ha 14,1, 4 berbukit 15 - 30 seluas 2.398 ha 5,7, 5 agak curam 30 - 45 seluas 5.901 ha 14,0, dan 6 curam 45 seluas 5.238 ha 12,4. Adapun penyebaran daerah kelas kemiringan lereng di wilayah Sub-DAS Keduang disajikan pada Gambar 15. Gambar 15. Peta kemiringan lereng di wilayah Sub-DAS Keduang Berdasarkan Gambar 15, terlihat bahwa sekitar 53,89 luas wilayah Sub-DAS Keduang merupakan daerah datar sampai berombak, yang secara umum berada pada bagian tengah DAS mulai bagian tengah sampai hilir DAS, sekitar 19,75 luas wilayah merupakan daerah bergelombang dan berbukit, serta sekitar 26,37 luas wilayah berupa daerah yang bergunung dan curam.

c. Keadaan Iklim

Iklim berperan penting dalam ekosistem lahan pertanian. Komponen- komponen iklim yang berperan penting tersebut antara lain adalah curah hujan sebagai penyedia utama kebutuhan air tanaman dan temperatur yang berpengaruh terhadap ketersediaan air dan pertumbuhan tanaman. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Secara umum, iklim Kabupaten Wonogiri merupakan iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin munson. Silih berganti musim penghujan dan musim kemarau berdampak langsung pada kondisi penutupan lahan oleh vegetasi dan ketersediaan air yang sangat dibutuhkan untuk penghidupan. Curah hujan rata-rata di Kabupaten Wonogiri 3.438,92 mm. Temperatur rata-rata daerah penelitian sebesar 26,47ºC, dengan temperatur rata-rata minimum sebesar 22,06 ºC dan maksimum sebesar 33,06. Bulan terdingin terjadi pada bulan Juni dengan suhu udara 20,46 ºC dan temperatur rata-rata bulan terpanas terjadi pada bulan September sebesar 35,26 ºC. Keadaan iklim di daerah penelitian berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson Wuryatno, 1996 termasuk golongan C dengan kategori agak basah Tabel 12. Perhitungan tersebut didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Rata-rata bulan kering Q = Rata-rata bulan basah Q = 7 3 Q = 0,429 Tabel 12. Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson Berdasarkan Nilai Q Nomor Nilai Q Golongan Harkat 1 0,143 A Sangat basah 2 0,143 – 0,333 B Basah 3 0,333 – 0,600 C Agak basah 4 0,600 – 1,000 D Sedang 5 1,000 – 1,670 E Agak kering 6 1,670 – 3,000 F Kering 7 3,000 – 7,000 G Sangat kering 8 7,000 H Luar biasa kering Sumber: Wuryatno 1996

d. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Sub DAS Keduang terdiri dari hutan, perkebunankebun, sawah irigasi, sawah tadah hujan, tegalanladang, pemukimanbangunan dan penggunaan lain. Data luas masing-masing penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Tabel 13. Penggunaan Lahan di Sub DAS Keduang Tahun 2008 Nomor Jenis Penggunaan Lahan Luas ha Persentase 1 Hutan 2.725 6,4 2 PerkebunanKebun 6.420 15,2 3 Sawah Irigasi 8.166 19,3 4 Sawah Tadah Hujan 7.357 17,4 5 Tegalanladang 6.243 14,8 6 PemukimanBangunan 11.180 26,5 7 Penggunaan Lain 170 0,4 Luas keseluruhan 42.261 100 Sumber: Analisis Data Digital Tingginya erosi yang terjadi di Sub DAS Keduang sangat dipengaruhi oleh penggunaan lahan dan kondisi topografi di daerah tersebut. Di wilayah Sub DAS Keduang banyak terdapat pemukiman dalam kondisi wilayah tegalan dan juga pekarangan di areal pemukiman. Selain itu, banyak juga terdapat tegalan di wilayah perbukitan dengan kondisi pengolahan tanah yang kurang baik. Rata-rata areal tegalan di wilayah Sub DAS Keduang sudah dibangun teras bangku, namun masih dalam kondisi pemeliharaan yang kurang. Hal ini mendorong terjadinya erosi yang semakin besar.

e. Satuan Lahan

Dokumen yang terkait

GEOSPATIAL ANALYSIS OF LAND USE AND LAND COVER CHANGE FOR DISCHARGE AT WAY KUALAGARUNTANG WATERSHED IN BANDAR LAMPUNG

2 19 85

Identification of Critical Land Using Geographic Information System : A Case Study in Poleang Langkowala Sub-Watershed Southeast Sulawesi Province

0 11 83

Modeling of Flood for Land Use Management (Case Study of Ciliwung Watershed)

1 8 166

Economic valuation of land use changes in Wonogiri Watershed (case study at Keduang Sub-Watershed, Wonogiri Regency)

0 14 428

Formulir Validasi (Land use/land cover change detection in an urban watershed:a case study of upper Citarum Watershed, West Java Province, Indonesia)

0 3 3

Prediction of The Erosion and Sedimentation Rate Using SWAT Model in Keduang Sub-Watershed Wonogiri Regency

0 2 10

Fighting Through Community Participation Based on Vegetative Conservation Approach of Wonogiri Reservoir Sedimentation in Sub - Watershed of Keduang.

0 0 11

Evaluation Of Land Suitability For Jati Trees (Tectona grandhis L. F) In Watershed At 2011 (Study of implementation one milion planting program in wonogiri regency at 2009) | Romadlon | Pendidikan Geografi 2304 9895 1 PB

0 0 8

ARAHAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI (The Policy Direction for Controlling of Erosion and Sedimentation at Keduang Sub-Watershed in Wonogiri Regency)

0 0 14

SIMULASI PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT BANJIR DI DAS KEDUANG ( Simulated Effects Of Land Use Against Flood Discharge In Keduang Watershed

1 1 11